Part 30

1.8K 190 27
                                    

"Hai Morrow, bagaimana kabar anda?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Joseph, seorang pria paruh baya berumur enam puluh empat tahun. Kemarin kenalannya bernama Morrow tiba-tiba saja akan berkunjung pagi ini. Mereka berdua kenal akrab sejak Morrow menjual barang antik padanya beberapa bulan lalu. Dari situ mereka jadi akrab dan membuka bisnis bersama. 

"Baik.  Kenalkan Joseph ini Vanilla kekasihku." Seru Morrow menyembunyikan senyumannya. Ini baru pertama kalinya dia memperkenalkan Vanilla kepada orang lain sebagai wanitanya.  Vanilla terkejut menatapnya atas pernyataan tersebut, Morrow segera merengkuh pinggang wanita tersebut ke sisinya. 

"Kupikir kalian sudah menikah... Ya sudah, silahkan masuk. Kita bisa melanjutkan perbincangan di dalam." Balas Joseph.

"Vanilla ingin sekali melihat cara pembuatan keju buatanmu." Arah mata Morrow memandang Vanilla yang tampak kikuk. 

"Tentu saja. Aku akan memberitahumu setelah kita sarapan."

Rumah Joseph cukup besar untuk ditinggali dua orang tua yang sedang menikmati masa tua. Istri Joseph seorang wanita Skotlandia berambut kemerahan, wanita itu sekarang sedang menyiapkan menu sarapan dengan beberapa roti gandung, selai kacang buatan rumah, potongan keju yang dibuat baik, susu segar serta buah-buahan berbagai warna. Kolombia memang terkenal akan iklim beragam hingga menghasilkan tumbuhan dan makanan penuh variasi. 

Tara mencengkram kuat lengan Morrow, ia segan bertamu ke tempat orang asing. Banyak prasangka kurang baik selalu menghantuinya jika bertemu dengan orang baru. Ini tentang kepercayaan dirinya yang terbentuk sejak kecil. "Morrow..." Seru Tara pelan. 

"Ada apa?" Morrow merendahkan tubuhnya agar Vanilla dapat berbisik.

"Aku alergi selai kacang."

"Okay, aku akan meminta pada nyonya Joseph untuk menyiapkan yang lain."

"Apa tidak merepotkan?"

"Tenang saja, serahkan urusan ini padaku." Kemudian Morrow menjelaskan perihal selai kacang pada nyonya Joseph-si wanita tua berkarakter sedikit sarkastik.

Tara dan Morrow dipersilahkan duduk dimeja makan. Sarapan yang tersedia semua disiapkan oleh nyonya Joseph sendirian. Wanita itu tampak sibuk menyajikan menu tambahan pancake madu untuk mereka berempat.

"Jangan sungkan, wanita hamil memang suka pilih-pilih makanan." Seru nyonya Joseph sambil menyerahkan selai strawberry serta segelas minuman lemon pada Vanilla bermanfaat untuk mengurangi rasa mual di pagi hari

"Aku tidak hamil." Tara kaget sendiri atas kesalahpahaman ini.  Namun nyonya Joseph tidak mengatakan apapun.  Sedangkan Tara dihadiahi tatapan curiga dari arah samping dimana Morrow sedang duduk dan berhenti berbincang dengan Joseph. 

Aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu.  Itu makna tersirat dari sorot mata Morrow.

"Ini tidak benar Morrow dan berhenti memandangku seperti itu." kau terlihat sekali ingin menyeretku pulang.  Batin Tara. Setiap percintaan mereka memang jarang menggunakan alat kontrasepsi, tapi Tara tak lupa meminum pilnya secara rutin sesuai anjuran dokter, siklus menstruasinya saja teratur. 

"Aku jadi teringat dulu saat istriku hamil anak pertama kami.  Dia suka mengomel dan menangis, emosinya berantakan. Tapi sebenarnya wanita hanya ingin diperhatikan." Joseph terbahak menepuk pundak Morrow.

Usai mereka sarapan, Tara membantu nyonya Joseph mencuci piring, merapikan meja dan menyajikan camilan yogurt untuk mereka berempat. Perbincangan ringan mereka berlanjut, membahas tentang industri keju, peternakan sapi perah, dan sejumlah wabah penyakit yang menyerang hewan ternak sampai mengharuskan mereka membunuh masal ternak mereka lalu kerugian besar mereka peroleh. 

Smooth & Tasty Vanilla [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang