04% The Truth

1.1K 105 5
                                    

"Ya! Wendy! Berhentilah berkencan dengan pria yang baru saja kau temui!" hardik Jennie saat Wendy menyelesaikan janji berkencan lewat ponselnya.

Wendy yang tak terlalu peduli membalas dengan acuh, "Kenapa kau sangat mirip dengan kakakku? Lagipula aku hanya ingin menguras isi dompetnya saja, tidak ada alasan lain untuk itu, Kimy-ah,"

Jennie menyandarkan punggungnya di stand ranjang tepat disamping Wendy yang masih tersenyum memainkan ponselnya. Well, I think Wendy is crazy. She smile like a devil, kata batin Jennie merinding.

"Jangan sampai kau yang awalnya mempermainkan jadi dipermainkan. Aku hanya memperingatkan Son Wendy. Dan bila itu terjadi, jangan datang padaku ya," ujarku.

"Aiz, sahabat macam apa kau ini! Kalau begitu aku akan curhat dengan Jihyo saja," putus Wendy.

Ting' Tong'

Jennie beranjak dari ranjangnya berjalan keluar saat mendengar bunyi bel apartermennya, "Kalau saja dia akan mendengarkanmu." kata terakhir Jennie sebelum menghilang dibalik pintu.

"Tentu saja dia akan mendengarkanku, dia'kan sahabatku," gumam Wendy pelan. Pikirannya kembali menerawang ke masa lalu, dimana Jihyo tidak mengetahui trauma Jennie, "Tidak. Bahkan Jihyo tidak bisa dianggap sebagai sahabat. Dia lebih seperti teman dibandingkan sahabat," Wendy kembali bergumam.

"KYAA..."

Wendy terkejut mendengar teriakkan yang begitu khas ditelinganya, itu suara teriakan Jennie. Dengan gerakan cepat Wendy keluar dari kamar Jennie dengan obat trauma ditangannya untuk berjaga-jaga seandainya ada yang meneror lagi.

Dan yang benar saja, Wendy langsung memberi 2 pil trauma itu, "Ini minumlah," ujar Wendy. Jennie meminum pil itu tanpa menggunakan air minum.

Wendy memeriksa kotak teror itu. Ada bingkai dengan foto Jennie didalamnya. Namun foto tersebut bukan lah foto yang bagus karena dilengkapi dengan hiasan-hiasan beserta darah一entah itu darah manusia atau darah palsu一yang bertuliskan 'MATI'.

"Aku berani taruhan bila pengirim teror ini adalah orang yang sama," kata Wendy membuat Jennie bingung.

"Maksudmu... kau tau teror yang terjadi kemarin?" tanya Jennie hati-hati mendapatkan respon putaran bola mata dari Wendy, "Of course I know. Aku juga menemukan Yoongi di apartermenmu, dari mana kalian bertemu? Kalian terlihat sangat dekat," Wendy mulai mengintropeksi Jennie.

"Oh c'mon Wandukong, itu tidak penting,"

"Penting bagiku. Apalagi aku menemukan Yoongi bertelanjang dada di kamarmu, dan sepertinya dia habis menciummu. Dan itu sangat penting karena dia adalah kekasih Jihyo," ucap Wendy panjang lebar.

Jennie memutar bola matanya jengah, "Well, lebih baik kau bersihkan sampah itu, atau aku akan pingsan lagi dalam 2 jam,"

"Baiklah, tapi imbalannya, kau harus menceritakannya setelah aku membersihkan sampah menjijikkan itu, bagaimana?" tawar Wendy.

Jennie memutar bola matanya untuk kesekian kalinya, "Deal," katanya lalu pergi dari ruang depan. Ia sadar tidak bisa membantah Wendy.

Bagaimana pun juga sejauh ini Wendy mengetahui semua tentang Jennie tanpa ada sedikit pun yang tertinggal. Sifat Wendy memang begitu, selalu saja penasaran.

🔫🔫🔫

Disinilah mereka一Wendy dan Jennie一 bercerita tentang kejadian yang sebenarnya terjadi pada beberapa hari yang lalu tanpa adanya kebohongan sedikit pun, karena bagi Jennie, itu semua mustahil.

Wendy adalah orang yang terlalu peka dan penasaran, dan itu menimbulkan banyak tanda tanya dari Jennie. Why she doesn't have boyfriend? Dia lebih suka bermain di surganya malam, tempat lautan para manusia yang menjijikan.

The Truth Untold [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang