29% Epilogue

1K 89 10
                                    

Yoongi's POV,

Min Yoongi, itulah namaku. Aku hanyalah seorang pria yang kehilangan kekasihku dan menutup rapat pintu hatiku. Namun, semuanya berubah, karena aku bertemu dengan gadis itu.

Iya, seorang gadis. Seorang gadis dengan rambut coklat panjang, pipi yang tembam dan juga mata yang layaknya seekor kucing.

Gadis itu menarik perhatianku. Dinding es yang kubangun sekuat mungkin agar letak Naeun一mantan kekasihku一tidak tergeser. Tetapi tanpa kusadari, dinding itu mulai meleleh dan tergantikan dengan seorang gadis yang sangat mirip dengannya.

Awalnya aku mengira gadis bernama Kim Jennie itu adalah mantan kekasihku, Son Naeun. Namun setelah sekian lama aku mengenalnya, mereka jauh berbeda.

Aku memperalat dirinya, agar aku bisa merasakan bila Naeun masih hidup sampai sekarang. Namun entah sejak kapan, gadis itu berhasil membuatku menghilangkan sosok Naeun dan mengantikannya dengan dirinya.

Dan ketika aku ingin menyatakannya, dia malah berpaling dan menjauhi diriku. Menganggapku tidak ada dan tak pernah ada di hidupnya.

Aku tahu aku brengsek.

Seharusnya aku memikirkan perasaannya ketika ingin memintanya berperan menjadi Naeun.

Dan sekarang gadis itu berada di hadapanku. Berjalan dengan diriku yang mengekorinya.

Kau tahu, aku selalu lega bila Jennie menggunakan pakaian yang tertutup, karena semua pria akan melihatnya seakan akan menerkamnya. Dan aku benci itu.

Jennie membelokkan langkahnya ke sebuah taman yang sedang menyelenggarakan festival menyambut musim dingin.

Hm... bukankah aku bertemu dengan dirinya ketika akan musim dingin? Berarti sudah hampir setahun kami slaing mengenal.

Apa dia sangat membenciku sehingga dia menghindariku dan memilih tempat yang ramai? Aku tidak mungkin berteriak di sini untuk menganggunya seperti yang kulakukan seharian ini.

Aku melakukannya karena aku usil, hehe. Dia sangat lucu ketika terkejut dan marah. Aku ingin mencium bibir yang selalu marah-marah itu. Ups....

Aku mempercepat jalanku dan mengenggam tangan kecilnya. Perempuan itu menoleh dan menatapku terkejut.

"Jangan lari lagi Kim Jennie. Aku ingin menjelaskan sesuatu," ujarku. Memang benar, aku ingin menjelaskan sesuatu, namun perempuan yang sedang bertatapan denganku selalu menghindar.

Jennie menghempaskan tanganku yang mengenggam erat. "Apa lagi yang harus aku dengarkan Min Yoongi? Aku lelah!" serunya.

"Aku juga lelah. Aku lelah terhadap semua drama yang aku mainkan karena aku mencintaimu!" ujarku spontan.

Aku dapat melihat semburat kemerahan yang terdapat di pipi tembam itu. Ah, bolehkah aku mengecup pipi bakpau itu sekarang? Tahan Yoongi! Jangan mesum!

"Ucapan kosongmu tidak akan mempengaruhiku!" balasnya masih keras kepala.

Asal kau tahu itu menyakitkan. Sangat. Tapi aku masih bisa menahannya. Setidaknya Jennie harus mendengar penjelasanku.

"Aku tahu kau merasa dibohongi karena-"

Perempuan itu menyela ucapanku. "Siapa bilang?"

"Kau tahu aku belum menyelesaikan ucapanku an berhenti menyelaku Kim Jennie. Kau hanya harus mendengarkan aku!" tegasku namun Jennie tetaplah Jennie, dia keras kepala.

Aku menariknya ke antara pohon-pohon yang menjulang tinggi agar keberadaan kami tidak mengusik banyak orang yang tengah menikmati festival.

"Mengapa kau membawaku kemari? Kau ingin melakukan hal yang mesum ya?" tebak Jennie sembari melihat sekitarnya.

The Truth Untold [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang