Wendy sedang menonton acara good talent kesukaannya, America Got Talent. Ditemani dengan setoples makanan ringan dan segelas teh di pagi hari. Aneh memang, tapi dia menyukainya.
Sofa disampingnya tiba-tiba terisi seseorang, siapa lagi kalau bukan Kim Jennie. "Ada apa?" tanya Wendy setelah menangkap adanya sinyal-sinyal aneh dari Jennie.
Jennie menggeleng, "Tidak ada. Aku hanya berpikir untuk tinggal di apartermemu saja, Son." balas Jennie tanpa memandang lawan bicaranya.
Tidak ada balasan. Jennie menoleh dan melihat Wendy yang menatapnya aneh. "Apa salah? Aku hanya lelah dengan semua ini! Mungkin bila aku berada di apartermenmu aku bisa lebih tenang," jelas Jennie.
"Sejak kapan kau menyerah Jennie? Kau adalah tipe orang yang tak pernah menyerah sedikit pun." Wendy menatap Jennie curiga.
Jennie memutar bola matanya malas. "Setiap orang pasti pernah menyerah, Dy. Tak terkecuali aku!" serunya.
Wendy berpikir sejenak. "Bagaimana bila kita menginap di rumah orangtuaku?" usul Wendy langsung di setujui oleh Jennie.
Dengan mata berbinar, gadis bermarga Kim itu membalas. "Ya! Aku sangat rindu dengan kedua orangtuamu! Aaa... aku rindu dengan mereka!"
"Ayo berangkaat!"
🔫🔫🔫
Mansion keluarga Son,
14.00 pm.Mobil ferari merah itu telah sempurna memakirkan dirinya tepat di depan tangga mansion yang telah diisi dengan 5 maid wanita di sebelah kiri dan juga 5 maid pria di sebelah kanan yang memberikan jarak tengahnya untuk dilewati oleh anak majikan mereka.
"Good afternoon, Ms. Son and Ms. Kim," sambutan dari seluruh maid yang berbaris ketika Jennie dan Wendy keluar dari mobil. "Good afternoon." Jennie membalas, tapi tidak halnya dengan Wendy. Wanita itu berjalan menaikki anak-anak tangga dengan diam.
Pintu putih yang menjulang tinggi itu terbuka dari dalam. Mereka masuk layaknya tamu terhormat dengan diikuti barisan para maid dibelakang bersamaan dengan sapaan dari Mrs. Son一Ibu Wendy. "Wandukong.., I really miss you, babeh."
"Miss you too, Mom." balasnya memeluk wanita paruh baya itu. "Hanya Mommy? Where's hug for Daddy?" Mr. Son menagih pelukannya sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar yang langsung disambut oleh Wendy.
Inilah moment yang selalu ingin Jennie impikan. Sebuah keluarga yang harmonis. Keluarga Wendy juga sudah seperti keluarga kedua untuknya. Bagaimana keluarga pertamanya? Ia yakin, mereka ada di luar sana. Hanya saja bumi ini terlalu luas.
"Jennie," lirih Mrs. Son memeluk Kim Jennie seakan tahu apa isi hati gadis itu. "Hallo, Mrs. Son," jawab Jennie sembari membalas pelukan itu.
"Kau semakin cantik," puji Mrs. Son. Jennie terkekeh pelan, "No..., you're such beautiful. More than Taylor," goda Jennie membuat Mrs. Son tertawa lebar.
"Siapa yang mengajarimu menggoda seperti itu, hm...?" tanya Mrs. Son mengapit lengan Jennie dan berjalan masuk lebih dalam lagi ke mansion mewah itu. "Owh, tentu saja dari anda. Saya belajar terlalu banyak,"
Wendy yang mengekor di belakang bersama dengan ayahnya di sampingnya menatal Jennie dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia tahu dirinya egois. Sangat egois. Tetapi dirinya tak sanggup melepaskan Jennie.
Ayahnya-Mr. Son merangkul anak bungsunya itu. "Cepat atau lambat, dia akan tahu." gumamnya membuat Wendy termenung. "Aku akan menunggu saat itu tiba."
🔫🔫🔫
Suara high heels bergema di sepanjang koridor menuju ruang kebesaran CEO Warp's World yang berada di lantai teratas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold [END]
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Highest rank : #3 in Yoonie [120419] #3 in thetruthuntold [100519] Penderitaan. Siapa yang asing dengan kata ini? Semua orang pernah menderita. Tapi bagaimana bila penderitaan itu sendiri membawa kebahagiaan yang tak henti-hentinya bagi...