30% Bonus Part

1.3K 89 3
                                    

Ada satu keluarga yang sangat teramat bahagia yang sedang berada di jalan menuju tempat pikniknya.

Keluarga Kim yang lengkap dan di tambah dengan 2 orang anak perempuan yang sebaya dengan umur Kim Jennie. Anak itu bernama Lim Nayong dan Lim Yoona.

Tiba-tiba ada mobil yang menghadang mobil yang dikendarai oleh kepala keluarga Kim.

"Daddy ada apa?" tanya Jennie kecil dengan kening yang mengerut sembari menatap segerombolan orang yang membawa berbagai senjata tajam.

"Tunggu sebentar ya sayang," ujar Daddy Jennie segera keluar membawa pistol dan pisau lipat di sakunya bersiap menghajar orang-orang itu.

"Jennie, Nayong dan Yoona segera keluar. Bersembunyilah di hutan," perintah Mommy Jennie yang langsung dituruti.

Mommy Jennie juga keluar dari mobil dan mengambil tongkat bisbol untuk membantu suaminya menghajar sekelompok perampok yang diyakini suruhan musuh mereka setelah menelepon polisi.

Wanita itu tidak takut, karena ia pernah belajar bela diri dan mendapatkan sabuk hitam dari berbagai jenis bela diri.

Nyonya Kim melirik anak perempuannya yang masih berada disana. "LARI KIM JENNIE!" serunya langsung dituruti oleh Jennie.

"Anak itu prioritas kita! Tangkap dia!" Perintah salah satu orang yang langsung di pukul menggunakan tongkat bisbol oleh Nyonya Kim.

Nyonya Kim memukul pria yang diperintahkan untuk menangkap anaknya dengan membabi buta. Namun itu hanya sementara karena ada pria lain yang menggoreskan lengannya dengan pisau lipat dari belakang.

Ia marah, lalu memukuli pria yang menggores lengannya dengan pisau di titik-titik sensitif.

Sementara dua orang pria lain mengejar anak-anak yang mulai berpencar. Mereka pun berpencar hingga salah satu dari mereka mendengar jeritan anak kecil.

Jennie yang berusaha berlari sejauh mungkin berteriak ketika dirinya tersandung batu dan terjatuh. Ia menangis karena rasa perih yang terdapat di pelipisnya ketika jatuh dan tidak sengaja menggores pelipisnya.

Ia tak tahu jalan pulangnya. Ia tersesat dalam sebuah hutan yang amat teramat lebat dengan jurang disekitarnya.

"MOMMY! DADDY!" teriak sang empu.

"I'm so afraid! Where are you... Huaaa.." tangisnya memenuhi suasana hening dihutan pinus itu.

KRETEK'...

Suara ranting yang terinjak pun berbunyi, sontak gadis kecil yang malang itu berbalik dan membulatkan matanya yang indah itu.

"Come with me," ujar seorang laki-laki yang nampak dewasa itu.

Gadis kecil itu mundur secara perlahan, lalu sekian detik berikutnya ia berlari sekuat mungkin.

"AKHH!" teriaknya saat ada yang mencekal tangan mungilnya itu.

"Jangan kabur lagi! Anak manis seharusnya tak memberontak sayang," bujuk pria yang sudah jelas bukanlah orang baik.

"Never!" teriak gadis itu lagi. Dia mengigit lengan pria yang jahat itu dengan giginya yang baru saja tumbuh beberapa hari yang lalu.

"ARGH! YOU'RE A LITTLE CRAZY CHILDREN!" teriak pria itu menahan sakit.

Cekalan ditangan anak itu mulai terlepas, namun sayang, saat itu adalah saat terakhir ia meninjakkan kaki di permukaan tanah kala itu.

Anak kecil itu, anak kecil itu terjatuh ke sebuah jurang dengan kedalaman yang sangat.., ah sudahlah. Anak itu menyerahkan seluruh nasibnya pada kuasa Tuhan.

The Truth Untold [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang