12% Must I?

680 87 2
                                    

She's in danger.

Wendy duduk di bangku rumah sakit tepat di depan kamar inap Jennie dengan perasaan yang bercampur aduk.

Antara marah dan kesal.

Marah karena dirinya sendiri yang tak bisa menjaga salah satu orang yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri.

Dan kesal dengan perbuatan orang yang telah berani melukai Jennie secara diam-diam.

"Son Wendy! Bagimana keadaannya?" tanya Yoongi tanpa berbasa-basi.

Wendy menggeleng lemah. "I don't know," lirihnya sambil menunduk.

"Damn it!" umpat Yoongi sambil menyeka keringat yang bercucuran di kening dan lehernya membuat kaos hitam yang ia pakai basah.

Wendy memperhatikan jejak-jejak keringat milik Yoongi itu. Ia bertanya-tanya dalam hatinya,

Sebenarnya apa hubungan Yoongi dan Jennie sampai Yoongi merelakan waktu dan tenaganya hanya untuk Jennie?

🔫🔫🔫

Ruangan putih dengan harum yang terdominasi oleh bau obat-obatan itu kini tak lagi hening.

Wendy dan Yoongi mendengarkan ucapan dokter yang menangani Jennie.

"Keadaannya berangsur membaik. Tubuhnya hanya menyerap kurang dari 10% cairan itu. Sisanya yang belum tercerna berhasil di keluarkan." jelas sang dokter sesekali membenarkan posisi kaca matanya.

Wendy yang sedari tadi hanya mengangguk-angguk kini bertanya. "Jika boleh tahu, cairan apa yang membuatnya seperti ini?" tanya Wendy.

Dokter yang nampaknya telah berpengalaman bertahun-tahun itu menjawab, "Seperti obat anti depresan. Namun dengan dosis yang lumayan tinggi."

"Kemungkinan yang paling besar, hal itu terjadi karena ada orang yang menyuntikkan obat itu ke infus." tambah dokter itu.

Setelah menjelaskan beberapa hal lainnya, dokter itu permisi keluar untuk melanjutkan tugas-tugasnya.

Menyisahkan Wendy dan Yoongi dalam keheningan yang selalu tercipta disertai kecanggungan yang tiada batasnya.

"Menurutmu apa motif pelakunya? Dan juga siapa orangnya?" tanya Wendy.

"Orang itu pasti bodoh karena ingin melukai Jennie. Jennie adalah tipikal orang yang tidak suka mencari masalah dengan orang lain. Justru orang itulah yang mencari masalah dengan dirinya. Namun dia tak pernah membalasnya, membahasnya sedikit pun denganku saja tidak." jelas Wendy.

Hening, tidak ada sahutan sama sekali.

"Hei! Kau ini mendengarku atau tidak?" hardik Wendy menoleh ke arah Yoongi yang rupanya sedang menatap Jennie.

Tatapan itu, bukanlah tatapan yang biasa.

Wendy dapat melihat seberapa khawatirnya Yoongi dengan Jennie hanya melalui kedua bola mata hitam itu.

"Aku akan mengecek cctv." ucap Yoongi berjalan ke pintu kaca transparan yang terletak di sudut ruangan.

"Dasar aneh! Like an alien!" cibir Wendy yang sebenarnya masih bisa di dengar oleh Yoongi dengan jelas.

"Apa aku seaneh itu? Hah...." gumamnya yang diakhiri oleh helaan napas. "..aku tak mengerti jalan pikir wanita!" sambungnya melengkapi kalimat sebelumnya.

 🔫🔫🔫

Brak'....

Yoona melempar semua bantal yang berada di kasurnya dengan emosi yang meluap.

The Truth Untold [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang