24% Say Goodbye With Your Enemy

558 66 1
                                    

Jennie's POV,

Disebuah lapangan parkir starbuck, terdapatlah sebuah sedan hitam terparkir rapi dengan seorang gadis bermata kucing yang tengah melihat jalanan.

"Aiz, kapan sih Jungkook keluar?" tanyaku kesal. Aku telah menunggu lebih dari 2 jam dan belum melihat pergerakkan apapun dari seorang pria bergigi kelinci yang tinggal di apartermen tepat disebrang jalan.

Aku mengambil minuman berkafeinku lalu meminumnya untuk berjaga-jaga bila sewaktu-waktu aku mengantuk. Tidak peduli bila nanti malam aku tidak bisa tidur.

Ah iya, mobil yang sedang kukendarai ini sebenarnya milik Son Naeun yang tidak terpakai. Aku meminjamnya untuk membantuku mengikuti Jungkook.

Ini kesepuluh kalinya aku gagal merebut ponsel dan mengikuti pria itu. Dan kali ini tidak ada lagi kata gagal! Tidak boleh sama sekali!

Yah... walaupun baru mencoba sepuluh kali, namun itu tidak membuatku menyerah. Karena kali ini Jungkook akan bertemu dengan salah seorang kliennya, semoga saja dia bertemu dengan orang yang mengirimkanku teror. Yah... meskipun kecil sih peluangnya. Namun siapa yang tahu?

"Ah, itu mobilnya bukan?" gumamku langsung menancap gas mobil berkaca gelap ini mengikuti mobil Jungkook yang melaju dengan kencang.

Ah, beruntung sekali luka di kakiku ini sebentar lagi sembuh, walaupun masih harus diperban....

Membawa mobil dengan kecepatan diatas rata-rata bukan penghalang bagiku, aku telah terbiasa sejak berumur 18 tahun. Hanya saja karena sebuah insiden kecil, aku tidak diperbolehkan lagi membawa mobil oleh keluarga Son.

Setelah sekian lama mengemudi, mobil hitam milik Jungkook terhenti di sebuah cafe sederhana di daerah pinggiran kota Ottawa. Cukup aneh bukan? Untuk apa dia memilih cafe sederhana jika banyak sekali cafe lain yang lebih memuaskan daripada cafe kecil itu.

Aku melihat Jungkook masuk kesana sesekali menengok kebelakang. Gerak-gerik pria ini aneh, sangat. Akupun memakirkan mobil Naeun ini ditempat yang cukup jauh dengan mobil Jungkook.

Aku memasang topi, masker dan memakai jaket berwarna baby pink agar pria itu tidak mengetahui keberadaanku.

Kaki ini mulai menapakkan telapaknya di tanah dengan sepatu flat sebagai pembatas sekaligus pelindung. Tak terasa kaki ini telah membawaku ke salah satu tempat duduk didekat Jungkook berada dengan segala rasa gugup ini.

"Targetmu ada didekatmu Lim Yoona," ujar suara berat yang kukenal, itu adalah suara Jungkook.

Namun pria gigi kelinci itu tidak sendirian, ada Yoona disana, Lim Yoona yang selalu ingin kuhindari. "Apa maksudmu? Kau sudah mendekati Jennie bukan? Apa ada yang mencurigakan?" tanya Yoona.

Jungkook tertawa rendah. "Tidak, tidak ada apa-apa. Kau lucu ketika panik," ujar pria itu.

"Kata-katamu mencurigakan," ujar Yoona.

Iya sih, kata-kata Jungkook memang mencurigakan.... Tapi pria itu tidak tahu aku berada disini'kan? Bila dia tahu, dia pasti telah membuatku tertangkap.

Jungkook terkekeh pelan lalu dia berkata, "Hentikanlah semua ini Lim Yoona, tak ada artinya. Memangnya apa yang membuatmu menginginkan Jennie celaka?" tanya pria itu yang sama persis dengan pertanyaan dibenakku.

Aku mengambil buku novel yang kubawa dan mulai membuka lembaran kertas yang tebal itu. Berpura-pura membaca agar mereka tidak curiga.

"Dia membunuh adikku dan aku ingin balas dendam!"

What? Membunuh adiknya? Aku tidak pernah membunuh siapapun! Tunggu... apa ini ada hubungannya dengan mimpiku saat itu?

Aku ingin sekali memperlihatkan kehadiranku disini dan menanyakannya. Namun bila aku melakukannya, aku hanya akan membuat semua rencanaku berantakan. Jadi aku tetap bertahan pada posisi ini.

The Truth Untold [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang