-14- [anxious]

3.2K 316 6
                                    

Happy Reading...

Tidak ada lagi yang bisa ku lakukan selain menunggu waktu.


"Chan, lo beneran gak papa? kita ke uks yah?" Tanya renjun khawatir, darah yang keluar dari hidung haechan tidak berhenti. Bahkan sekarang mereka sedang berada ditoilet.

Haechan menggeleng, kepalanya ikut sakit entah kenapa.

"Lo pulang aja ya? Gue khawatir lo kenapa-napa, gue telfon bunda lo...-jangan njun!!" Potong haechan lalu merampas hp renjun. Renjun baru saja akan menelfon ten, tapi tangannya lebih dulu ditahan.

"Aku gpp, kita keuks aja." daripada pulang, haechan lebih memilih untuk beristirahat di uks. Lagian darah di hidungnya juga sudah berhenti.

"Yaudah, yuk" ucap renjun setuju.

Tapi, baru saja jalan dua langkah. Kepala haechan kembali pusing, ia memegangi kepalanya refleks. Rasanya kepalanya ditusuk ribuan jarum.

"Akkhh!!!" Rintihnya, saat badannya oleng, tapi dengan cepat renjun menahannya.

"Eh chan! Lo gak papa?! Pulang aja ya? Gue takut." lagi, haechan menolak dengan gelengan.

"Chan! Lo harus pulang! Keadaan lo bahkan lebih dari kata baik!" Renjun mulai geram dengan sifat haechan yang keras kepala.

"Aku gak pap....- muka lo pucat! Lo baru aja mimisan dan sekarang kepala lo sakit! Itu dibilang gak papa?!" Renjun mulai membentak, ia merasa takut.

"Ren..jun.."

"iya chan? Kenapa?" Tanya renjun lembut, tangannya masih memegang kedua bahu haechan yang lemas.

"Jangan kasih tau bunda..." lirihnya. Renjun terdiam.

"Ok, sekarang lo harus istirahat, mau gue gendong?" Haechan lagi-lagi menggeleng.

"Nanti lo capek, lo kan punya asma." ucap haechan.

"Apa yang lebih penting dibanding kesehatan lo?! Lagian kalau asma gue kambuh, gue bawa inhaler kok, tenang aja." jelas renjun sebaik mungkin.

"Kita jalan aja, aku masih kuat kok" dustanya. Nyatanya, kepalanya makin pusing bahkan jika bergerak sedikit saja. Renjun mengangguk.

"Yaudah..ayo, hati-hati ya?"

Mereka kembali berjalan dengan renjun yang menuntun tubuh haechan.

Dan benar saja, baru berjalan lima langkah, tepatnya saat mereka keluar dari toilet.

Haechan jatuh pingsan, wajahnya memucat. Membuat renjun semakin kalang kabut.

"HAECHAN!!" Teriaknya saat tubuh haechan jatuh. Untungnya renjun masih bisa menahannya agar haechan tidak membentur lantai.

"Chan bangun! Lo jangan bikin panik deh! Chan!" Renjun terus berteriak berharap haechan sadar. Keadaan koridor masih sepi sekarang, para murid sudah memulai kelas sejak tadi.

Salah satu guru pria lewat dan bingung saat melihat 2 muridnya terduduk didepan pintu toilet.

"Renjun ada apa? Kenapa temanmu?!" Tanya guru itu khawatir.

"Pak, dia pingsan. Tolong bantu saya! Bawa dia kerumah sakit pak! Keadaannya parah!" Renjun mulai terisak melihat sang sahabat.

Renjun bahkan belum tahu menahu tentang penyakit yang diderita haechan. Yang dia tau,haechan hanya sering mimisan.

Tubuh haechan diangkat dan dibawa kerumah sakit oleh salah satu guru, pak chanyeol.

"Haechan kumohon sadarlah.." renjun terus berdoa dalam hati, air matanya terus lolos melihat sang sahabat dengan wajahnya yang pucat.



" renjun terus berdoa dalam hati, air matanya terus lolos melihat sang sahabat dengan wajahnya yang pucat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa votementnya :*

Spatium Vitae || NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang