-Bonchap-

3.8K 300 60
                                    


Satu tahun berlalu....

Jeno sudah memasuki bangku kuliah sedangkan mark sedang bekerja dirumah sakit membantu sang ayah.

Mark menjadi dokter sekarang mengikuti jejak sang ayah.

"Bang mark!!  Lama banget sih!! Kita udah ditungguin sama ayah bunda, kita kan mau ke adek" Rutuk Jeno saat menunggu mark keluar dari rumah sakit.

Mark sengaja nyuruh Jeno jemput, soalnya mobilnya lagi di ICU, rusak parah.

==============

Mark turun dari mobil diikuti oleh Jeno.

Dari jauh, taeyong dan ten sudah terlihat rapi.

"Bunda cantik banget, ayah juga ganteng" Puji mark. "Halah abang ngegombal aja bisanya.. Ayo ah!  Adek udah nunggu tau!" Ucap ten, entah itu antara malu atau alasan lainnya.

"Gimana kak kuliah nya?" Tanya taeyong sembari menyetir. "Seru sih yah, tapi lebih seru lagi kalau adek ikut kuliah sama kakak" Jawabnya.

Tiiittt......

Mobil sampai di tempat dimana haechan sekarang berada.

=============

Mereka memasuki pemakaman dengan Jeno yang memegang bunga bucket.

Ia menghampiri sebuah gundukan indah, terdapat kalung liontin merpati tergantung indah di batu nisan nya.

"Adek... Kami datang.. " Ucap mark sembari berjongkok mengelus batu nisan sang adik. "Kakak juga datang sama bunda sama ayah, adek kangen gak sama kita?" Jeno berucap lirih tidak bisa menahan air matanya agar tidak lolos.

"Dek... Kakak rindu.." Lirih Jeno, ia ikut berjongkok mengelus batu nisan haechan. "Adek gimana disurga? Indah gak? Adek udah ngelakuin yang terbaik... Buat ayah sama bunda bangga" Ucap taeyong lagi.

"Bunda gak pernah capek jagain adek... Kamu kan anak kesayangan bunda, karna adek. Keluarga kita kembali kan?" Ten ikut berjongkok disamping mark.

"Sudah.... Haechan sudah tenang disana.. Kita gak usah larut dalam kesedihan terus ya? Haechan sudah melakukan semua yang terbaik di dunia ini. Dan tugasnya sudah selesai... " Taeyong mengelus pucuk kepala Jeno yang masih menangis.

"Kakak kangen sama adek... " Lirihnya lagi. Bagaimana pun mereka adalah saudara kembar yang memiliki ikatan batin yang kuat.

"Ayo kita pulang... Adek masih mau istirahat..relakan yang sudah tiada" Ucap ten. Mereka mengangguk dan mulai berdiri dari jongkok nya.

Sebelum melangkah pergi, Jeno berbalik melihat kembali batu nisan sang adik. Sekilas ia melihat bayangan haechan tersenyum manis padanya samar samar bayangan haechan menghilang seiring angin berhembus.

Jeno ikut tersenyum, tapi setitik air mata kembali jatuh.

=============

"Kalian dapat surat gak dari adek?" Tanya mark. "Kita semua pasti dapat... Tapi apa kalian udah baca?" Tanya ten.

Semua menggeleng. "Nanti akan kubaca" Ucap Jeno. "Kalau begitu ayah harus kembali kerumah sakit... Aku kira ayah bakal lakuin operasi" Ucap mark.

"Kamu juga ikut bodoh! Kamu kan asisten ayah" Mark hanya terkekeh.

Tidak ada yang berubah dari keluarga mereka..

Hanya saja, ada yang kurang. Keributan dari ulah si bungsu haechan...

Tidak ada lagi suara bising nan indahnya...

Tidak ada lagi manusia manja taeyong...

Tidak ada lagi asisten  memasak ten...





END

Astaga maaf, membuat readers kecewa 😟 Tapi, author buatnya sad ending 😫

Masih ada satu chapter penutup :)

Spatium Vitae || NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang