-19- [imposible]

2.9K 308 13
                                    

Happy reading...

Saat bertemu denganmu, bukan ini yang aku inginkan.


Perjalanan ke sanghai memang memakan waktu sangat lama membuat taeyong serta kedua putranya bisa saja lumutan.

"Masih lama gak sih yah?" tanya jeno yang mulai jenuh dan bosan.

"Entar lagi turun kok, sabar aja" ucap sang ayah.

"Oh iya, kakak gak kangen renjun?" tanya mark membuat jeno mengernyit.

"Renjun?" jeno memiringkan kepalanya mencoba mengingat siapa renjun.

"Hufftt.. Itu lo kak, pacar kedua kakak. Yang jaemin ceritain, Dulu kan kakak playboy" jeno kaget.

"Kakak playboy?!" tanya jeno kaget.

"Gak usah kaget kali"

Tentang renjun. Awalnya jeno hanya bisa mengingat jaemin, karna cuma jaemin yang ada disisinya saat ia baru tersadar. Jeno hanya mengingat jaemin. Tapi, seiring berjalannya waktu, jaemin sering bercerita tentang pacar lain jeno yang sekarang ada di Cina. Tentunya jaemin tidak pernah cemburu.

Tapi sekarang, mereka sudah benar-benar lost contact. Renjun menghilang seperti ditelan bumi.

Tapi disini lah mereka sekarang, Cina. Dan jeno punya tujuan, yaitu mencari renjun yang kata jaemin adalah kekasihnya.

[Spatium vitae]

"Dok! Tolong anak saya dok! Selamatkan dia!" ten terus memberontak saat melihat sang anak kembali kejang. Padahal baru saja semalam ia berbicara dengan haechan.

"Baiklah, anda keluar dulu. Biar saya yang periksa" ucap dok. Kim, yang seharusnya jam 2 siang nanti sudah berangkat ke Jerman. Tapi karna telfon dari seorang suster. Ia kembali berpikir, kondisi pasien pribadinya jauh lebih penting.

"Kita keluar dulu ten, haechan baik-baik saja" ten mengangguk masih menangis. Johnny membawa ten kepelukannya dan berjalan keluar. Berharap sang anak tidak kenapa-napa.

"John, Aku takut..." ten berucap lirih, sekarang mereka berdua duduk didepan ruangan haechan dengan kepala ten didada bidang johnny. Entah kenapa johnny menjadi penyemangatnya akhir-akhir ini.


Cklekk...

Pintu terbuka menampilkan dok. Kim dengan ekspresi wajah yang tak bisa ditebak.

"Gimana keadaan anak saya dok?" tanya ten lalu menghapus sisa air matanya.

"Haechan baik-baik saja, tapi tolong Saat sadar nanti biarkan haechan banyak beristirahat, selebihnya tidak ada lagi. Oh iya, seperti yang sudah saya bilang kemarin, saya akan berangkat ke Jerman dan dok Lee yang akan merawat haechan serta menggantikan posisi saya sebagai dok pribadi haechan sementara waktu" ten bernafas lega, tidak penting siapa yang akan menjaga haechan. Yang terpenting haechan bisa sehat kembali.

"Makasih dok, makasih banyak" ten membungkukkan punggungnya sebanyak 2 kali sebelum akhirnya dok. Kim meninggalkan ruangan

[Spatium Vitae]

"Duh, taksinya lama banget sih! Ayah sudah telat!" rutuk taeyong, sekarang mereka sedang menunggu taksi yang akan menjemputnya.

"Ayah sabar saja taksinya pasti datang" ucap mark yang ada disebelahnya.

"Masalahnya pasien ayah krit... Eh taksinya! ayo masuk!" taeyong memotong perkataannya sendiri saat taksinya sudah datang.

Drrrtt...

"Halo dok. Kim?"

"Kau dimana taeyong, pasiennya sempat kritis dan kau taukan aku akan kejerman 2 jam lagi?!"

"Maaf dok. Kim aku sudah dalam perjalanan"

"Baiklah aku akan menunggumu secepatnya"

Telfon ditutup sepihak..

"Ada apa yah?" tanya jeno.

"Tidak, apa-apa sayang" jawab taeyong. Ok, mark sudah kelewat kesal.

"Pak! Berhenti didepan apart itu!" supir itu menurut saja.

"Ayah, aku dan jeno turun disini saja. Pak, tolong antar ayah saya ketujuannya ya?" ucap mark.

"Kalian tidak apa?" tanya taeyong khawatir.

"Ayah aku bisa, nanti ayah telat. Pergi sana!"usir mark membuat sang ayah cemberut.

"Baiklah, kalian hati-hati ya?" mark dan jeno tersenyum dan mengangguk.

[Spatium Vitae]

Taeyong sampai dirumah sakit dan berlari cepat menemui dok.kim

"Maaf dok, aku telat." ucapnya saat sampai diruangan dok. Kim

"baiklah, tidak apa. Kau taukan apa tugasmu disini? Menggantikan saya sebagai dokter pribadi, ayo saya tunjukkan ruangannya" taeyong hanya mengangguk dan mengikuti dok Kim didepannya.

"Ini ruangannya, saya akan ke jerman selama beberapa bulan ini, jadi saya akan menyerahkan semua tugas pasien ini padamu" ucap dok Kim saat mereka sudah berada didepan ruangan pasien yang akan taeyong rawat.

"Tapi dok Kim, selama ini aku tau kalau aku akan menggantikanmu sebagai dokter pribadi, tapi aku tidak tau nama dan riwayat penyakit dari pasien" dok Kim menepuk jidatnya sendiri. sangking sibuknya, ia sampai lupa menyampaikan hal penting ini.

"Saya lupa, Ayo ikut saya keruangan" ajak dok Kim kemudian.

"Ini berkas riwayat pasien, kalau begitu saya pergi dulu ya? Saya sudah hampir telat. Kalau ada yang tidak kau mengerti tanya saja suster disini" taeyong Hanya mengangguk.

Seperginya dok Kim, taeyong mulai membuka lembar demi lembar berkas tersebut.

Saat halaman ke 2 taeyong kaget, matanya terbelalak begitupun mulutnya yang ia bekap dengan tangannya sendiri.

Bagaimana ia tidak kaget, kalau pasien yang akan ia jaga adalah..

Lee haechan, 17 tahun
Riwayat penyakit: leukimia.

Entah taeyong ingin menangis atau senang hatinya bercampur aduk sekarang.

Ia menutup kasar lembar berkas itu dan segera berlari menuju ruangan yang tadi dok. Kim tunjukkan.




Jangan lupa votementnyaSudah double up kan? Puas? Sudah mendekati end readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa votementnya
Sudah double up kan? Puas?
Sudah mendekati end readers

Spatium Vitae || NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang