-24- [sorry my brother]

3.6K 313 7
                                    


Happy reading...

Haechan sibuk memainkan handphonenya selagi menunggu sang bunda kembali, bahkan sekarang ia bosan.

"Tidak ada yang seru!" haechan meletakkan hpnya begitu saja, bibirnya ikut mempout karna bosan. Haechan melipat kedua tangannya didepan dada, bodohnya ia malah meringis.

"Ishh...Awh.. Kenapa sakitnya tidak hilang-hilang sih!" rutuknya. Cairan yang suster tadi suntikkan pada infusnya masih terasa hingga sekarang.

Cklekk....

Pintu terbuka menampilkan sang bunda dengan senyum indahnya.

"Bunda lama sekali! Adek udah lumutan disini tau!" ok, mood haechan sedang drop sekarang.

"Jangan ngambek dong manis.. Bunda ada hadiah buat kamu sesuai janji bunda tadi siang" haechan tidak menjawab dan malah menatap sang bunda cemberut.

"Bunda yakin kamu pasti seneng.." lanjut ten.

"Ya...Ya..Ya mana hadiahnya?" ucap haechan masih cemberut.

"Sayang masuk!" haechan mengerutkan keningnya. 'Sayang?' siapa yang ten sebut sayang?.

Jawaban terungkap saat taeyong masuk diikuti oleh mark dan jeno dibelakangnya. Mata haechan membola tak percaya, senyum manisnya terangkat. Kedatangan sang ayah serta saudaranya membuat moodnya kembali.

"Ayah?!" seru haechan. Taeyong berlari kecil lalu memeluk sang putra tercinta.

"Lama tak jumpa sayang" ucap sang ayah.

"Ayah adek kangen" lirih haechan dipelukan sang ayah.

"Kakak? Abang?" haechan melepas pelukan sang ayah lalu menatap kedua kakaknya senang. Mark jelas sangat senang, ia bahkan mengelus surai haechan berulang kali.

"Fullsunku kembali" mark tersenyum diikuti haechan.

"Adikku sangat manis" kata jeno. Semua terdiam, mark dan taeyong bingung harus menjelaskannya bagaimana.

"Taeyong, ada apa? Kau belum menjelaskan sesuatu padaku?" tanya ten ragu.

"Maaf, ada yang belum aku jelaskan" ucap taeyong lirih.

"Kalau begitu jelaskan sekarang, ada apa dengan jenoku?" tanya ten berusaha sabar.

"Jeno...dia, dia lupa ingatan beberapa hari setelah kau pergi membawa haechan." hanya itu yang bisa taeyong jelaskan, mulutnya terlalu kelu untuk berbicara.

Haechan yang mendengar itu merasakan dadanya seperti teriris ribuan pisau. Ia takut jeno melupakannya, ia takut jeno berubah.

"Kak.." haechan menatap jeno lalu berucap lirih. Jeno berjalan perlahan mendekati haechan, tangannya terurai mengelus rambut sang adik. Setelahnya ia berhambur memeluk haechan dengan kuat.

"Maaf, aku melupakanmu" ucap jeno membuat air matanya kembali lolos begitu saja. Haechan mematung, ketakutannya terjadi.

"Kakak, aku merindukanmu selama ini, aku memikirkanmu tapi kau. kau mengingkari janjimu! Hikss.." haechan mulai menangis meronta dipelukan jeno.

Jeno merasakan sakitnya pukulan haechan. Tapi jeno akan membiarkan itu, ia yang salah disini. Pikirnya.

"Maaf" lrihnya lagi.

"Hiks...kau jahat! Kau melupakanku" haechan mulai tenang karna pelukan hangat dari jeno. Tapi ia tetap berteriak kesal.

"Adek, kakak gak pernah lupa sama adek, itu karna kecelakaan" jelas mark.

Taeyong dan ten saling mendekat, mata mereka bertemu penuh ketulusan. Mereka tersenyum.

"Mark sudah dewasa, aku yakin dia bisa selesaiin masalah ini" ucap taeyong.

"Bagiku mark adalah bayiku, dan akan tetap menjadi bayiku!" ten memukul dada taeyong lalu melangkah menyusul anak-anaknya.

Haechan sudah lebih tenang setelah jeno memberinya air. Jeno pun sudah menjelaskan semuanya.

"Kakak bakal berusaha ingat adek, yang penting kakak udah tau siapa adek kakak." haechan menggeleng dengan ucapan jeno barusan.

"Jangan dipaksa kak. Adek mau kakak benar-benar ingat sama adek, bukan hanya sekedar tau kalau aku ini adek kakak. adek bakal nunggu sampai kakak sembuh, sekalian kakak nunggu aku sembuh, Jadi kita bisa sama-sama nunggu kan?" ten dan taeyong saling menatap dan tersenyum.

Hati mereka teriris melihat interaksi ketiga buah hatinya yang saling menyayangi. Perasaan bersalah telah memisahkan mereka juga dirasakan oleh ten.

"Anak ayah sama bunda emang pinter-pinter" ucap ten.

"Abang makasih ya udah mau jagain kakak selama bunda gak ada disamping kalian. Dan...makasih karna abang benar-benar gak benci sama bunda" mark tersenyum mendengar ucapan sang bunda.

"Bunda, sampai kapan pun abang gak bakal bisa marah sama bunda. Karna kalau gak ada bunda sama ayah, mark pasti gak bakal ada." jelas mark.

"Ambigu iyuh.." ucap haechan tiba-tiba.

"Ngerusak suasana kamu" ucap jeno sinis membuat haechan kembali terkekeh.

"Besok kemo terakhir adek sebelum pulang kerumah, ayah sama bunda mau kan temenin adek. Kakak sama abang juga?" tanya haechan mengubah topik pembicaraan.

Taeyong maju mengelus surai haechan. "Apa sih yang nggak buat anak ayah? Lagian kan ayah dokter pribadi adek disini" jelas taeyong.

Haechan kembali tersenyum mendengar perkataan sang ayah.

Mungkin kalau ada kalian, aku masih punya kesempatan untuk hidup lebih lama

-haechan.


Jangan lupa votementnyaUpdate aja lah, soalnya aku lagi senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa votementnya
Update aja lah, soalnya aku lagi senang...

Dan mungkin aku bakal lanjut update awal awal bulan April, jadi jangan nungguin soalnya aku bakal bersenang-senang dulu :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan mungkin aku bakal lanjut update awal awal bulan April, jadi jangan nungguin soalnya aku bakal bersenang-senang dulu :)

生日快乐 happy birthday renjunnie~~~

Sarang❤ for u 😘

Spatium Vitae || NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang