-23- [soon]

3.1K 305 6
                                    

Happy reading....

Impian yang sejak dulu kuinginkan. Kini terjuwud.



Taeyong pulang lebih cepat dari biasanya, ia senang sudah menemukan apa yang ia cari setelah sekian lama. Tujuan pertamanya adalah memberitahu anak-anaknya bahwa mereka akan segera berkumpul kembali.

cklekk....

Pintu terbuka menampilkan mark yang sedang menonton TV dan jeno yang tertidur dipaha mark.

"Ayah? Tumben pulang sore? Biasanya malam" taeyong tersenyum lalu mendudukkan dirinya disofa.

"Ayah punya kabar gembira buat kalian" jeno terbangun kala mendengar suara sang ayah yang lumayan besar tadi.

"Eungh... Ada apa yah?" tanya jeno sembari mengucek matanya.

"Sayang, Kalian akan bertemu bunda dan adek" mata mereka seketika terbelalak.

"Ayah yang bener aja?! Ayah ketemu dimana?!" air muka taeyong langsung berubah kala mark berbicara.

"Itu...dirumah sakit, adek sakit." ucap taeyong lirih.

"Sakit?! Sakit apa yah?! Gak parah kan?!" kali ini jeno yang berbicara, raut wajahnya pun terlihat panik. "Ayah jawab! Kakak mau ketemu sama adek!" jeno membentak menahan tangis, sedangkan mark menatap sang ayah penuh harap.

Berharap semoga haechan tidak apa-apa.

"Leukimia. Adek sakit parah" perkataan sang ayah sukses membuat mark tertunduk dan menjatuhkan air matanya.

"Ayah, aku mau ketemu sama adek! Hikss.." bahkan jeno sudah menangis sesenggukan mendengar kabar itu.

"Malam ini ya sayang"

[Spatium Vitae]

Malamnya, ten pamit keluar sebentar dengan alasan ingin membeli makanan. Tapi sebenarnya ia ingin menelpon taeyong.

"Taeyong kapan kau kesini?"

"Sebentar lagi aku berangkat, jeno sempat menangis tadi"

"Kau memberitahu mereka?"

"Mau bagaimana lagi, lagi pula lambat laun pasti mereka juga akan tau, sudah aku tutup dulu."

"Oh iya, ada yang aku ingin sampaikan padamu... Ini tentang jeno maaf aku belum sempat memberitahumu tadi.. Yasudah aku tutup dulu"

"Cepatlah, aku menunggumu"

Tit.. Tit..

Setelah menelfon, ten kembali masuk kedalam. Haechan sedang diurus beberapa dokter.

"Bun.. Sakit" keluh haechan saat dokter mulai menyuntik cairan keinfusnya.

"Gak kok sayang, Makanya hadap sana, jangan liat suntiknya" haechan menurut menahan sakit.

Ia berbalik tak ingin melihat suster tersebut menyuntikkan cairan pada infusnya.

"Sama aja bun, Sakit" keluhnya lagi.

"Udah entar juga gak sakit lagi kok" jelas sang bunda. Setelah selesai, suster itu pergi meninggalkan ruangan.

Haechan berbalik menatap sang bunda lalu mempoutkan bibirnya.

"Sakit bun. adek mau pulang" ucap haechan cemberut.

"Sabar ya sayang, besok masih ada kemo terakhir dan kalau keadaan adek membaik kita bakal pulang, ok?" haechan mengangguk ringan.

Drrrrtt....

Ponsel ten bergetar, ia pun pamit sebentar pada haechan. Tentu saja diangguki oleh haechan.

"Kau sudah dimana?"

"Di depan... Cepat jemput kita"

Ten tersenyum senang, karna akhirnya mereka kembali berkumpul. Ia sangat merindukan kedua anaknya.
Satu saja harapannya. Semoga anak-anaknya tidak membencinya.

"Baiklah taeyong, aku akan keluar"




"Baiklah taeyong, aku akan keluar"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa votementnya.
Tenang aja, udah mau end kok
Makin ngebosenin kayaknya 🙄

Ah udahlah, pen dobel up tapi kuota gak memungkinkan. Aku kudu ottoke? 😢

Spatium Vitae || NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang