-18- [HaTe]

3K 300 16
                                    

Happy reading...

Tidak Ada kata tidak benci di dunia ini, bahkan dia pun membenci hidupnya.


Ten masih setia menunggu dokter keluar Dari ruangan tempat haechan dirawat. Bahkan disana masih Ada renjun Dan juga Johnny tentunya.

Ten sudah menceritakan semuanya pada Johnny, Dan reaksi Johnny? Sudah pasti kaget. Rasa bersalah dalam dirinya semakin menguat.

"Ten, dia anak yang kuat. Kau tenang saja." ten mendongak menatap johnny yang masih setia berdiri.

"Johnny, aku takut...takut dia pergi" ucap ten dengan cicitan diakhir.

"Yakin saja dia pasti sembuh, dokter masih berusaha membantu." Johnny menenangkan.

"Tante...maafin renjun, ya? Tadi renjun juga sudah beritahu haechan untuk pulang dan istirahat saja. Tapi haechan bilang, dia takut bundanya khawatir." Renjun menjelaskan dengan lirih. Ten mengusap surai renjun.

"Tidak apa-apa. Ini bukan salahmu" renjun tersenyum.

"Ini sudah malam, kau pulang saja ya? Biar tante sama om johnny yang jagain haechan" renjun terlihat ragu sebelum akhirnya mengangguk.

"Baik tante, kalau haechan sudah sadar tolong hubungi aku ya? Maaf sebelumnya" renjun pamit, kemudian melangkahkan kakinya pergi.

Tak lama setelah itu, pintu terbuka lebar menampilkan dokter dan satu suster.

"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" Tanya ten to the point.

"Anak anda benar-benar lemah sekarang. Anda tau kan sudah beberapa minggu ini dia tidak melakukan kemo? Harusnya kemo itu dilakukan seminggu sekali, sekarang keadaannya melemah, tapi anda tenang saja, ada dokter yang akan menggantikan posisi saya beberapa hari kedepan...

...dan besok dia akan datang, tentang kondisi anak anda sekarang, saya sudah memberikannya beberapa obat dan suntikan. Karna sebelumnya anak anda mengalami kejang. Maaf, tapi anda tidak perlu khawatir. kondisinya dipastikan akan membaik besok."

Ten menghela nafas entah itu lelah, takut atau pasrah. Tapi pada akhirnya ia mengangguk.

"Ma..kasih dok." Hanya itu Yang ten bisa katakan. Mulut ten benar-benar kelu hanya untuk berbicara.

"Kalau begitu saya permisi" dokter itu meninggalkan ten begitu saja. Ten dengan cepat masuk keruangan haechan.

Kuharap kau tidak apa-apa

[Spatium vitae]

"Ayah, Kenapa dipercepat? Bukannya ayah bilang kita akan pergi besok?" Tanya mark tangannya masih sibuk mengatur baju miliknya Dan jeno.

"Kebetulan Ada satu pasien Yang dokter Kim serahkan pada ayah, Karna dokter Kim akan pergi Ke jerman untuk tugas nya." Jelas taeyong.

"Wah, Pasti ayah bakal sibuk di cina, terus kita bakal ditinggal sendiri diapart kan? " Tanya jeno sambil masang muka cemberutnya.

Taeyong duduk diujung brankar jeno kemudian mengelus surai putranya.

"Ayah tidak akan pulang sampai malam. Kan masih Ada abang Yang jagain kakak? Ayah percaya sama abang kamu, Lagian kakak juga harus banyak istirahatkan?" Mark hanya mengangguki semua ucapan sang ayah.

"Ayah benar kak, Abang janji bakal temenin kakak, lagian abang gak tau jalanan di cina" mark terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Udah? Ayo kita berangkat." lanjut mark sambil mengancing resleting koper terakhir.

Feeling ku kuat untuk bertemu mereka, aku ingin semuanya cepat berakhir.





Jangan lupa votementnya readers 😘Dobel Up Gak Nih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa votementnya readers 😘
Dobel Up Gak Nih?

Spatium Vitae || NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang