Vote terlebih dahulu, sebelum membaca, ya! Tolong hargai penulis!
Happy Reading
------------------------------------
Flashback
Malam semakin larut dalam keheningan, Namjoon tidur dengan posisi telentang. Sesaat, ada gerakan kecil pada kening menandakan dia dalam vase mimpi.
Hembusan angin seperti napas panas yang ia rasakan. gemulai lemah membelai telinga hingga seolah mendengus mengenai kedua matanya. ketika itu, bangunlah Namjoon di atas sofa kulit berwarna gelap. Suasana remang mengekang tubuhnya di antara ruang tanpa sudut. Mengedip matanya berkali-kali seraya celingak-celinguk. namun, tak seorangpun ditemukan oleh matanya.
Kebingungan tidak lagi ia rasakan, karena sudah mengetahui tempat macam apa yang ia pijaki sekarang, begitu irisnya melihat sebuah pintu merah berdiri kokoh tepat di depannya.
Ia beranjak dari sofa lalu melangkah mendekati pintu merah itu.
''Mungkin 'kah ada sesuatu menungguku di sana? Anehnya, kenapa tidak ada lampion untuk menemaniku.''
''Pasti ada sebab, hingga aku sampai di sini.'' Awalnya memang ragu, akan tetapi khawatir seseorang ada di dalam sana membuat tekatnya kembali utuh. Ia pegang kenop pintu lalu membukanya perlahan. Begitu masuk, pandangannya otomatis tertuju ke depan. Riang-riuh suara dahan-dahan pohon nan rindang seolah sedang menari di antara angin yang bergelut dalam kegelapan. Hutan ... ya, di depannyam hutan yang begitu subur dan tak ada satu cahaya pun yang terpatri di dalam sana.
Sedikit semi sedikit, angin itu mendekat padanya, hingga ilalang-ilalang yang setinggi lututnya mulai bergemulai menari.
Suhu udara begitu rendah membuat hidung dan telinga memerah, kepulan udara terlihat dari mulutnya. Kedua tangan terangkat membekap tubuh sembari mengusap-usap berulang kali guna mendapatkan sedikit rasa hangat pada tubuhnya yang mulai mendingin.
Sembari mengelus tubuhnya, Namjoon melihat sekeliling. Di sekitarnya terdapat lima gundukan tanah yang ditumbuhi rumput-rumput kecil dan daun-daun kering, tampak tak terurus.
''Kuburan? Siapa yang berkubur di tempat seperti ini?''
Keningnya mengerut, heran melihat ke lima gundukan itu. Dia tengok ke belakang, pintu merah yang semula menjadi jalur masuk kini telah lenyap.
''Ah, baiklah percuma kau berpikir untuk kembali Namjoon-ah, pintunya sudah tidak ada.''
Suara gonggongan anjing dan Lolongan serigala seolah telah menyambut kehadiran rowan Namjoon, membuat netranya beralih menjamah hutan, perlahan wajahnya mendongak memandang bulan bersinar merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RED DOORS [Book II] BTS *dlm REVISI
Fanfiction[TAMAT] Follow sebelum baca! ***TERSEDIA VERSI NOVEL*** Suara dari luar membangunkan Hoseok yang sedang tidur. Ruangan gelap, hujan deras disertai petir sukses membangunkan Hoseok dari alam bawah sadarnya. "Aaahh... aku bangun tengah malam lagi!" ...