Part 24-Knock knock 🚪

521 97 77
                                    


Singularity, aku terbangun dalam wujud yang membeku, menemukan wujud lain dari diri ku, Tv hitam menampilkan semua kehidupan dunia menjadi teman suram ku. Air menjadi lantai untuk ku berjalan, tetes air mata menjadi darah yang mengalir--Tolong temukan aku!

Aku ingin kembali
.
.
.

Budayakan VOTE & Happy Reading 🌟

Malam semakin meninggi, pintu gedung Bighit telah terkunci bahkan seluruh ruang telah gelap gulita, namun menyisakan 1 sisi gedung dengan penerangan kuning kemerah-merahan sebagai penerangan ditempat itu. 

Tempat tersebut adalah dorm Bighit yang terletak di lantai 10. Suasana sepi telah menguasai ruangan itu.

Tak berapa lama sepi telah diganti dengan suara langkah kaki seorang pemuda dengan perawakan mungil.

Ia melangkah dari lorong ke lorong gedung yang dipenuhi kegelapan. Hanya bermodal senter dari handphone yang menyala, ia meyusuri lorong gedung Bighit seorang diri.

Yoongi pov

Dalam keheningan malam, aku terbangun. Masih dalam dekapan selimut tebal, dengan malasnya menyelipkan tangan kiriku kebawah bantal untuk menyambil ponsel yang sengaja ku letakkan disana.

Masih dengan mata yang sedikit berat untuk dibuka, sinar layar ponsel membuat aku mengaduh silau, samar-samar kulihat jam memunjukkan pukul 12 malam.

''Masih terlalu malam untuk bangun.'' gumam ku pelan. Detik selanjutnya aku mengerjapkan mataku beberapa kali memasang indra pendengaran ku dengan benar.

 Detik selanjutnya aku mengerjapkan mataku beberapa kali memasang indra pendengaran ku dengan benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Ada yang sedang berlari di lorong, siapa yang sudah bangun jam segini selain aku?"

Karena tidak tahan dengan suara itu aku berdecak.

"Aiish, Tolong jangan berisik!!!''  Seruku lantang. Aku menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku dengan kasar.

Perlahan bangun dari tempat tidur.

Kembali aku mendengar suara langkah kaki cepat melewati kamarku. Baru saja ku teriaki, bukannya memelankan langkah kakinya-dia malah berlari. Apa dia pikir bisa seenaknya di dorm ini. 

"Yaack, jangan berlari ! Kau akan membangunkan yang lain." Ucap ku meninggikan suara. Aku diam untuk menangkap suara pergerakan kakinya, sepertinya dia berlari begitu cepat dan telah keluar dari lorong dorm--begitulah pikirku beberapa saat. Tapi tiba-tiba aku kembali mendengar.

Suara langkah kakinya telah berubah menjadi pelan dan terkesan sedang mengendap-endap.  Kamar ku cukup gelap-cahaya lampu merah di lorong menembus sisi bawah pintu kamar ku. Ku lirik pintu kamar  dan menemukan bayangan seseorang dibawah pintu kamar.

THE RED DOORS  [Book II] BTS *dlm REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang