VOTES sebelum MEMBACA.
Happy Reading
Ia memaksaku untuk bergerak, pintu yang terbuka, memakan pusat kendali ku pada tubuh ini menyisakan jiwa hidup dari diriku yang hanya bisa menonton. Semuanya telah diatur
bersembunyilah-- bersembunyilah:
:Kim Taehyung.
.
Seokjin pov
Aku melangkah pelan menuju kamarku yang berseberangan dengan kamar Taehyung dan Yoongi. Sinar flash ponsel Jimin sedikit memberikan penerangan. Ketika aku berhenti di depan kamar,
''Ah, Tunggu--ada sesuatu? Kupikir aku melihat sesuatu tadi,''
Rasanya suasana jadi aneh, tubuhku seperti terkunci dan kedua telapak kakiku bahkan seperti dipaku, disaat seperti itu, aku malah mendengar ada yang berjalan dari arah belakang. kuputuskan untuk berpaling dan sinar ponsel itu kugerakkan ke depan. aku bernapas lega setelah tak menemukan siapapun. sejenak aku membuang napas, sial mungkin karena efek halusinasi atas kejadian kemarin.
Dingin suhu di lorong dorm sukses membuat aku bergidik ngeri. Atmosfer gelap dan mencekam semakin terasa di lorong ini. kuusap-usap pergelangan tanganku yang tak henti-hentinya merinding.
''Ouh, ada apa dengaku? Berhentilah jadi manusia penakut!''
Disaat suasana membuat aku waspada, otak ini malah membayangkan kembali wajah menyeramkan hantu yang menyerupai Jimin. sialnya aku malah membayangkan sosok itu sudah ada di belakang sekarang. Rasanya jadi semakin tak nyaman.
Dengan gerakan terburu-buru aku memasuki kamar dan menutupnya kembali. Kurasa aku benar-benar sudah di lumpuhkan dengan rasa ketakutan akibat kejadian beberapa hari yang lalu.
Tanpa pikir panjang, aku berjalan cepat menuju nakas. Kubuka laci nakas dan menemukan sekotak lilin yang sempat kubeli beberapa hari lalu.
Aku tersenyum senang. Kemudian mengeluarkan satu batang lilin dan menyalakannya di atas nakas untuk menerangi kamar ku. Tidak ingin membuat trainee lain menunggu lebih lama--lantas lekas aku beranjak menuju pintu kamar.
Ketika pintu kamar kubuka, sinar flash itu menampakkan dua kaki kecil di depan pintu. Sinar flash ku gerakkan ke atas--perlahan Sosok di depan ku terlihat: membuat aku terpatung di tempat sekaligus membuat aku tersentak kaget karena keberadaannya yang terkesan tiba-tiba.
''Hyung?''
DEG
Sinar flash dari Ponsel Jimin ku arahkan ke depan--memperlihatkan wajah Woojin dengan ekspresi datar sedang menatapku.
''Woojin-ah, apa yang kau lakukan di sini?'' tanyaku spontan sembari melirik penampilannya yang terlihat aneh dan tidak seperti biasanya.
Wajah Woojin begitu pucap pasi, bibirnya menghitam, sedang bola matanya dengan netra hitam itu menajam menatapku. Urat-urat di lehernya timbul ke permukaan berwarna sedikit gelap. penampilannya aneh.
DEG
DEG
Ada yang tidak beres dengan keadaan Woojin!
''Hyung, jadilah tumbal untuk malam ini!''
baru saja terkejut dengan pernyataannya, sebuah kapak besar mendarat di depan wajaku, jantung rasanya tak lagi berdetak, akibatnya spontan aku menghempaskan pintu dan kembali ke dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RED DOORS [Book II] BTS *dlm REVISI
Fanfiction[TAMAT] Follow sebelum baca! ***TERSEDIA VERSI NOVEL*** Suara dari luar membangunkan Hoseok yang sedang tidur. Ruangan gelap, hujan deras disertai petir sukses membangunkan Hoseok dari alam bawah sadarnya. "Aaahh... aku bangun tengah malam lagi!" ...