" Bagaimana kau menghadapi ketakutan terberat mu ?"
.
Happy ReadingSinar matahari telah tersimpan erat antar bayang malam, suasana jalanan dan daerah pertokoan tampaknya masih ramai walau hari berganti malam. Namun kesepian dan kesunyian tampaknya di rasakan oleh salah satu tempat di sudut kota, sebuah penginapan kecil berlantai 2.
Udara berhembus, menyelinap tak terlihat namun hanya dapat dirasakan syaraf kulit manusia. pekatnya gumpalan awan gelap menjadi satu mempengaruhi udara di Gangnam-gu menjadi lebih dingin.
Pemuda tinggi berpakaian serba hitam ini sedang berjalan pelan menyusuri ruang gelap kamarnya di lantai dua penginapan. Gelapnya penginapan itu membutakan penglihatan para penghuni di sana. Sebenarnya tidak banyak juga penghuninya, dari 10 kamar hanya 3 kamar yang terisi termasuk Namjoon dan Hoseok.
Malam ini sepertinya penginapan itu sepi sekali, para tamu sedang bepergian hanya tinggal 2 kamar saja yang terisi.
terputusnya sambungan listrik membuat pemilik penginapan yang jauh dari tempat itu tidak bisa berbuat apa-apa sebab dari berita cuaca hari ini, Gangnam akan di landa badai hujan nan lebat.
Saat ini Namjoon berada di ruang tengah kamarnya, Kakinya melangkah sempoyongan, tenaganya untuk berjalan sepertinya mulai menipis. Karena rasa lapar yang tidak terkendali membuat Namjoon semakin lemah.
Tangannya bertengger pada tembok sekitar guna membantunya berjalan. Suara angin malam di luar berhembus kencang terdengar sampai ke dalam ruangan gelap itu.
Namjoon tak menghiraukan suara deru angin di luar penginapannya. Yang ada di pikirannya sekarang, sesegeranya mengatasi tubuh lemahnya.
''Aku harus segera makan''
Blaaarttzz
Sinar perit membuat ruangan menjadi terang. Menampakkan tubuh lemah Namjoon yang sedang menyusuri ruangan menuju kamar.
Plakk
Karena gelap dan fokus nya hanya pada rasa lapar membuat Namjoon tak menyadari 'sesuatu' terjatuh dari saku hoddie nya.
.
.
.
.Di tempat berbeda.
Dua pria sedang asyik bermain di station Game sebuah Mall Gangnam--Karena terlalu menikmati permainan, dua bocah ini sampai lupa waktu.
"Hyung, aku lapar ! Tumben sekali perutku makan sampai 4 kali." ucap Jimin seraya mengusap perutnya yang berbunyi sejak ditengha-tengah permainan. Mata sipitnya bergerak menatap Hoseok yang masih asyik dengan game di depannya. Senyum lebar Hoseok masih stay terlihat di bibir nya.
''Hyung?!'' panggil Jimin kembali.
" Oh, kau lapar ! mau makan sekarang ? Hoseok juga mengakhiri permainannya, Jimin balas dengan anggukan.
"Kajja, makan ! aku juga lapar " lanjut Hoseok merangkul jimin laki- laki pendek itu.
Mereka berdua berjalan keluar dari Mall besar itu, hujan yang cukup deras menghentikan gerak kaki keduanya hingga terdiam di depan Mall. Keduanya menatap langit gelap.
"Aigooo ... ternyata sudah malam." ucap Jimin, Hoseok melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 malam, pikirannya kembali kalut dengan keadaan Namjoon.
"Makan ramyeon panas saat hujan seperti ini pasti nikmat, hyung "
"Makan ramyeon? Mmm ... baiklah, aku juga ingin membeli beberapa bahan makanan untuk di rumah nanti" Hoseok menatap Jimin.
"Tapi hujan, hyung mau tunggu hujan nya gaka reda?" Jimin menjulurkan telapak tangannya menyentuh butiran air hujan yang berjatuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RED DOORS [Book II] BTS *dlm REVISI
Fanfiction[TAMAT] Follow sebelum baca! ***TERSEDIA VERSI NOVEL*** Suara dari luar membangunkan Hoseok yang sedang tidur. Ruangan gelap, hujan deras disertai petir sukses membangunkan Hoseok dari alam bawah sadarnya. "Aaahh... aku bangun tengah malam lagi!" ...