Part 32--Attack in The Dark

490 91 51
                                    

Budayakan Votes untuk mendukung cerita ini layak untuk di baca

Happy Reading

Menyerang dalam gelap, menyusup dan bersembunyi. Mengambil sesuatu yang berharga dari kalian adalah tugas ku ada di bumi ini. Bersembunyi?--adalah hal yang percuma--Replika

 Bersembunyi?--adalah hal yang percuma--Replika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam yang bergemelut dengan awan tebal menutupi bulan purnama besar yang menyala terang. Kesunyian malam benar-benar mencekik.

Perusahaan Entertaiment yang berdiri kokoh dengan sinar terang nan terpancar dari dalam--perlahan mulai meredup dan satu persatu lampu di tiap lantai pun dimatikan.

Walaupun jam masih menunjukkan pukul  sembilan malam, tampaknya semua karyawan sudah bertebaran termasuk juga Satpam paru baya bernama Shim Seo Ha--telah keluar dari gedung berlantai lima belas itu.

Tangan keriputnya terangkat untuk memutar kunci pada pintu masuk kantir Bighit. Deru napasnya menghasilkan kepulan asap. Dirasa udara di luar mulai mendingin. Cuaca sepertinya sedang mengalami perubahan derastis.

Satpam Shim sejenak berdehem dan memasukkan kedua tangan pada saku jaket dan melenggang pergi meninggalkan perusahaan tempat ia bekerja.

Dari mata sembab dengan kantung nan terjatuh keriput itu sedang melihat jalanan sepi di depannya. Tak ada aktivitas kendaraan yang berlalu-lalang. Tak ada pula aktivitas pejalan kaki.

Apa mungkin akibat perubahan cuaca yang mendadak ini, orang-orang enggan keluar dari rumahnya. Sejenak itu lah pikiran Pak tua ini.

Suasana sekarang begitu sepi, bak seperti kota mati, padahal masih pukul sembilan malam.

Tanpa ambil pusing, beliau meneruskan langkah, destinasinya sekarang adalah rumah dengan perapian hangat dan berkumpul bersama keluarga tercinta.

Jalan raya nan lebar di depannya tampak kosong. Karena tidak ada alat transportasi yang berlalu lalang meramaikan jalanan. Pak Shim dengan yakin menyeberangi jalan yang cukup lebar itu.

Hembusan angin menerpa tubuh kurus itu membuat sang empu mengeratkan pakaian tebalnya untuk mengurangi suhu dingin.

''uuughh, ada apa dengan cuaca hari ini? ''

Dari ujung jalan dua buah cahaya datang menyerang.

Tiiiiiiiiiiiiiitttt

BRUKK

Kecelakaan lalu lintas tak dapat di hindari. Mobil oleng dan terjungkal setelah raga Pak Shim jatuh menyapa kerasnya permukaan aspal.

Tiang lampu jalanan nan bengkok dengan bolam yang menyala kelap-kelip menampilkan Pak shim dengan mata tebuka--tergeletak di tengah jalan. Darah merembas membasahi aspal jalanan. Tidak ada yang melihat kejadian itu. Bahkan sisi tv jalanan tiba-tiba mati tanpa sebab.

THE RED DOORS  [Book II] BTS *dlm REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang