PART 43 - YOUR PROMISE

1.5K 79 7
                                    

Entah kenapa tiba-tiba Vasy semangat banget ngetik part ini. Entah inspirasi darimana yang jelas Vasy fire banget buat part ini.. Hahaha

Happy Reading :)
_______________

Playlist :
Promise (약속) - Jimin of BTS

"Jadi itu kelasmu?"

Setelah sempat bertengkar diawal, merekapun memutuskan untuk berdamai dan berjalan bersama. Entah apa yang ada di pikiran Jiwon saat ini sampai-sampai dia rela untuk mengalah dengan alasan yang tidak jelas 'mengapa mereka bisa bertengkar'.

"Hm, Itu kelasku. Jangan bilang kelasmu disitu." Ucap Jiwon sembari menunjuk ruang kelas yang terletak persis disamping kelas Jiwon.

Woon menyeringai, "betul sekali. Ini kelasku dan itu kelasmu. Wah.. Ini benar-benar takdir." Ucap Woon dengan ekspresi yang sangat bahagia.

"Takdir apanya?!" Pekik Jiwon sembari memberika tatapan kesalnya pada Woon dan akhirnya pergi meninggalkan Woon sendirian.

***

Rylie house, Gangnam, South Korea.
18.00 PM.

Matahari sudah tergelincir. Tapi dua orang ini masih saja sibuk dengan komputer didepan mereka. Tangan-tangan yang terus menari diatas keyboard, bahkan mata mereka yang tidak letih-letihnya menatap layar terang yang terus menampilkan identitas orang.

"Kau menemukan nya?" Harry berucap frustasi. Sudah enam jam mereka terus seperti ini, bahkan sampai lupa untuk makan. Tapi sampai sekarang mereka masih belum menemukan nya.

"Entahlah.. Tapi menurutku antara tiga orang ini." Jawab Rylie sembari menyipitkan matanya. Dia juga sedari tadi hanya mencari-cari identitas orang saja.

"Dari semua orang yang bernama Kim Tae Sun, tiga orang inilah yang termasuk kedalam kategori pengusaha sukses. Diantara mereka juga tidak pernah ada yang tampil di TV atau media apapun. Kalau saja ada, mereka pasti bawahan nya. Jadi menurutku, pasti salah satu dari mereka." Tambah Rylie.

Harry yang mendengarnya merasa apa yang dikatakan Rylie benar, tapi itu hanya melalui firasat saja. Sedangkan keputusan untuk hal seperti ini tidak bisa hanya menggunakan firasat, mereka harus menggunakan fakta dan realitas yang ada.

"Aku yakin dengan ini. Bisakah kau melacak rumah mereka?" Ucap Rylie yang sangat yakin dengan firasat nya. Entahlah.. Tapi selama dia menjadi seorang agent rahasia firasat nya memang tidak pernah salah. Tapi siapa yang tau? Mungkin itu hanya keberuntungan.

"Baiklah, akan kucari setelah sampai dirumah." Ucap Harry sambil membereskan peralatannya yang berserakan dimana-mana.

"Kirim alamat nya ke e-mail ku." Pinta Rylie sembari membantu Harry membereskan peralatan elektronik nya.

"Tidak bisa. Mungkin saja mereka akan menyadapnya nanti. Nanti saja aku berikan padamu saat bertemu di sekolah." Ucap Harry.

Harry pergi keluar rumah setelah sebelumnya Rylie mengangguk setuju dengan ucapan Harry. Dan sekarang rumah Rylie pun kembali menjadi sunyi. Setelah dia mengantar Harry kedepan pintu, segera saja dia membaringkan tubuh nya dikasur lantai di depan TV. Wajar saja, sudah hampir setengah hari dia terus duduk menghadap layar komputer. Punggung nya pasti kelelahan.

THE BEST SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang