PART 31 - NEVER LOSE

2.2K 148 0
                                    

Buru-buru ngetik nya, sorry ya kalau rada gak jelas.. Nanti dibenerin lagi, OK!!

Happy Reading
_______________

"Aku punya kabar buruk."

Keduanya menyimak dengan seksama, Rylie yang sedang memasukan amunisi dan Lucifer yang sedang berjalan untuk membuat keributan berhenti melakukan aktivitas mereka.

"Apa kabar buruk nya?" Desak Lucifer yang sedari tadi tidak mendengar suara Harry.

"Aku sudah meng-chek didalam ruangan menteri itu. Dan disa-"

"Jadi sedari tadi kau sudah tau dimana ruangan itu!!!" Pekik Lucifer. bayangkan, Mereka sedari tadi memutari gedung itu hanya untuk menemukan ruangan menteri. Ketakutan menyelimuti mereka disaat mereka mencari nya, hampir satu jam mereka mencari ruangan itu sampai akhirnya mereka harus berpencar. Dan Harry yang sudah tau sedari tadi tidak memberitahu mereka? Apa Apaan itu?

"Ya, tentu saja." Jawab Harry.

"Apa kau tau kami mengitari gedung ini selama satu jam hanya untuk mencari ruangan itu?" Lucifer yang marah terdengar dari suara nya yang sangat ditekan olehnya.

"Siapa suruh kau tidak memakai mini Earphone yang kuberikan padamu? Apa kau tau seberapa serak suara ku sekarang karna memanggil kalian dari tadi?"

"Guys, STOP IT!! Bisakah kau bicara hanya ke intinya saja? Sebelum aku mati disini." Bentak Rylie tiba-tiba.

"Ya. Maafkan aku. Baiklah, kita ke intinya saja.. Jadi sebenarnya ini sebuah jebakan. Ada Agent lain selain kalian disana yang sedang mengintai juga, kemungkinan mereka berpura-pura menjadi minions Kim Nuseta. Dan Kim Nuseta sendiri sudah tau tentang adanya Agent yang sedang berpura-pura itu. Kim Nuseta sepertinya akan menjebak para mata-mata itu, dan sebaiknya kalian juga keluar sebelum ditangkap. Karna mereka tau mana member sesama tim nya atau bukan."

"Jadi ini hanya tipuan dia saja?" Tanya Lucifer.

"Ya! Dan sebaiknya kalian keluar dari gedung itu sekarang sebelum mereka menyelesaikan drama itu. Waktu kalian hanya tiga puluh menit. Dan lupakan tentang ruangan itu, karna disana tidak ada siapa-siapa. Aku baru saja melihat Vega keluar bersama dua orang lain nya melewati pintu belakang. Cepat sebelum terlambat!"

Rylie dan Lucifer langsung pergi berlari, mencari jalan keluar yang sulit ditemukan karna begitu banyak lorong dan pintu, ditambah jalanan saat ini menjadi berantakan tidak tau ulah siapa.

Ku rasa tadi tidak seberantakan ini, aku kan tidak melakukan apapun saat menuju kesana tadi, pikir Rylie sambil terus berlari.

"Lucifer, kau dimana?" Tanya Rylie berbisik melalui mini earphone yang tersangkut di telinga nya.

"Sedang di lorong utara lantai dua, kita bertemu di tangga darurat saja. Tidak akan ada yang kesana... Ku rasa."

Rylie pergi menuju tangga darurat, yang mungkin saja tidak akan ada orang yang lewat sana. Tapi sebelum ia sampai di tangga darurat, seseorang melemparkan nya dengan peluru yang hampir mengenai nya.

"Aish! Kurang ajar!" Pekik Rylie.

Detik berikutnya Rylie sudah mengambil senjata nya, dan bersembunyi dibalik meja.

"Keluarlah, atau kau akan ku tembak." Ancam pria yang tadi melemparkan peluru pada Rylie.

Tembak saja, itu juga kalau kau bisa. - pikir Rylie.

Rylie mulai mengendap dari meja satu ke meja lain tanpa terlihat. Tidak tau se-profesional apa dirinya sampai tidak terlihat seperti itu.

Rylie mulai menggenggam erat senjata nya. Lalu membidik sasaran nya dari balik meja, tapi sasaran nya menghilang, Rylie terus melihat sekitar nya dengan tajam, mencari sosok yang tadi melemparkan peluru padanya. Tidak lama dari itu, saat Rylie melihat seseorang yang berjalan kearah arah nya, Rylie hampir menarik pelatuk nya untuk menembak orang yang sedang berjalan kearah nya jika saja lengan Rylie tidak ditarik oleh seseorang di belakang nya dan menyuruh nya untuk bersembunyi.

"Hey! Beraninya kau!" bisik Rylie setengah marah. Terdengar dari nada bicara nya, tapi pada kalimat terakhir, ia malah mempelankan nya dan merasa terkejut.

"Sshhtt!" Pria yang menarik lengan Rylie menempelkan jari telunjuk nya di bibir pria itu sendiri. Menyuruhnya untuk diam. "Jangan tembak dia sekarang, sedang banyak orang di bagian timur. Mereka bisa mendengar suara tembakan mu." Lanjut pria itu.

"Memang kau siapa bisa menyuruhku untuk tidak melemparkan peluru ku? Huh! Aku tau kau adalah-" Bisik Rylie kesal.

"Aku senior mu!" Timpal pria itu.

"Kau berbohong!" Pekik Rylie.

Saat pria itu berkata seperti itu, Rylie langsung melihat pupil matanya yang sedikit membesar yang artinya dia adalah pembohong besar. Karna itu, Rylie langsung menodongkan senjata nya pada kepala pria itu.

"Aku tau kau bukan senior ku. Dan terima kasih sudah memberitahu ku." Ujar Rylie sebelum ia memutuskan untuk menusuk pria itu menggunakan tangan kirinya yang entah dari kapan pisau itu sudah ditangan nya.

"Terima kasih sudah memberitahu." Ujar Rylie pada pria yang sudah tidak bernyawa itu. "Ah! Tangan ku jadi kotor kan."Lanjutnya sembari mengelap tangan nya yang terkena darah pria itu.

Sekarang Rylie sudah tau, bahwa di bagian timur lantai ini sedang banyak orang yang sedang memburu Agent seperti nya. Karna itu dia memutuskan untuk tidak menggunakan senjata nya sampai dia keluar dari gedung ini. Dan sekarang, ia sedang berada di balik meja kembali.

Kerjaan nya hanya bersembunyi saja, bagaimana lagi? Dia tidak bisa menggunakan senjatanya.

"Rylie, kau dimana?" Tanya lucifer setelah waktu lama dia tidak bersuara melalui mini earphone.

"Aku terjebak. Kau pergilah duluan, jangan tunggu aku." Jawab Rylie.

"Kau gila!" Sentak Harry yang tiba-tiba mengeluarkan suara keras.

"Bisakah kau pelan-pelan! Aku bisa tuli kalau kau seperti itu." Ujar Rylie kesal.

Karna Harry yang terus saja tidak mengijinkan Rylie untuk berkerja sendiri dengan beribu alasan yang dibuat oleh nya, akhirnya Rylie melepaskan Earphone yang tersangkut di telinga nya dan memasukan nya kedalam saku dalam jacket nya.

"Biar aku yang berkerja sendiri. Terkadang jika banyak tangan itu akan menjadi gagal." Ujar Rylie dalam hati.

Dan saat ini Rylie berada di tengah-tengah lantai itu. Sedangkan jalan menuju tangga darurat ada di bagian tenggara gedung ini. Yang berarti sebentar lagi dia akan sampai. Tapi ternyata tidak, Rylie ternyata berada di tempat yang salah. Berada di wilayah musuh tanpa sadar adalah suatu hal yang paling memalukan yang pernah ada.

Sial!! Waktunya tidak cukup sampai aku keluar dari gedung ini. - Pikir Rylie.

"Semua akan gagal jika aku tidak menggunakan senjata. Ah.. Sial!" Erang Rylie.

"Lepaskan aku atau kubunuh kau sekarang!" Ancam Rylie saat tangan nya sudah dipegang erat oleh salah satu minions Kim Nuseta.

"Bagaimana cara mu untuk bisa menembak ku? Hah! Apa kau ingin menembak menggunakan kaki mu, atau mulut mu?" Ledek pria itu.

"Kalau itu yang kau mau, Akan kulakukan." Ujar Rylie. Detik berikutnya, ia mengambil gagang pisau menggunakan mulut nya yang ia selipkan di sela-sela sabuk jeans nya, lalu menusuk kan nya tepat di paha bagian kaki kanan nya. Membuat si pria itu mengerang sekeras-keras nya.

"Aaarrrggghh!!" Erang nya terus-terusan.

"Terima kasih sudah memberi saran. Tapi, satu hal yang harus kau ingat.." Ujar Rylie sembari menarik pisau lipat miliknya dari kaki korban saat kalimat terakhir nya. "... Tidak ada yang tidak bisa kulakukan. Kecamkan itu." Lanjutnya, dan pergi setelah ia membersihkan pisau lipat nya menggunakan tissue yang berserakan di lantai.

(: HOPE YOU LIKE IT :)

Karna ngetik nya buru-buru jadinya part ini rada gak jelas.. Tapi nanti Vasy revisi lagi kok..

Jangan lupa Comment + vote + follow yah..

THE BEST SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang