SWEET NIGHT

58 2 0
                                    

"Haish jinjja, eomma benar-benar menyusahkan. Bagaimana bisa aku disuruh membeli bahan-bahan kue jam 9 malam begini. Hobi ekstremnya itu benar-benar harus dikurangi sepertinya." Gerutu Hara sambil berjalan. Tiba-tiba saja ada motor yang berhenti di sampingnya.

"Yak Yoon Hara!" teriak namja pengendara motor itu. Hara pun menengok ke arah namja itu lalu mendengus pelan.

"Hahh sekarang kesialanku bertambah karena melihatmu di luar kampus." Gerutu Hara.

"Kau itu harusnya bersyukur karena bertemu dengan namja tampan sepertiku. Itu bukan kesialan tapi berkah." Kata Donghae dengan penuh percaya diri yang membuat Hara semakin gerah melihat sikapnya.

"Sepertinya kau harus ke psikiater untuk mengobati penyakit narsicism-mu itu."

"Hah sudahlah. Percuma bicara soal selera denganmu. Sekarang kau mau kemana?" tanya Donghae.

"Aku ingin mati."

"MWO? YAK! ADA APA DENGANMU? JANGAN BICARA SOAL MATI. ITU MENGERIKAN." Kata Donghae terkejut. Hara terkekeh mendengar perkataan Donghae. Oh ayolah ternyata menjahili Donghae benar-benar menyenangkan juga.

"Aigoo, kau ini pabo sekali. Mana mungkin aku mau mati. Aku belum mencapai impianku dan sekarang saja aku belum memenuhi perintah eommaku."

"Lalu sedang apa kau disini?" tanya Donghae polos.

'Hyemi eonni bilang, dia namja playboy. Tapi wajahnya terlalu sulit untuk menyatakan dia playboy. Bahkan dia tidak lebih dari namja pabo yang mudah ditipu. Sulit dipercaya.' Batin Hara.

"Aku tahu aku tampan, tapi jangan membuatku risih karena tatapanmu itu." Hara mendengus.

'Okay, ada salah satu contoh sisi playboynya : dia terlalu percaya diri.'

"Aku disuruh oleh eomma untuk membeli bahan-bahan kue. Dia memang memiliki hobi yang bisa terbilang ekstrem. Hampir mirip mengidam tapi sebenarnya bukan. Dia sering memintaku atau appa membelikan bahan makanan untuk dia buat saat tengah malam dan hari ini salah satunya." Jelas Hara.

"Jadi begitu, ah kebetulan eommaku memiliki kenalan penjual bahan-bahan makanan. Mungkin disana ada bahan-bahan kue juga. Mau kuantar?" tawar Donghae. Hara sempat ragu dengan tawaran Donghae. Oh ayolah mereka musuh bebuyutan, bagaimana bisa dia menerima tawaran Donghae. Tapi jika dia tidak segera membeli bahan-bahan itu, eommanya pasti sedih.

"Baiklah aku mau." Donghae tersenyum.

"Kalau begitu naiklah." Hara pun menuruti Donghae dan mulai naik ke motor ninja Donghae.

"Berpeganganlah dengan erat. Aku tidak suka bergerak pelan." Hara pun mulai memegang ujung jaket Donghae dengan erat. Donghae gemas dengan tingkah Hara dan tiba-tiba dia menjalankan motornya dengan kencang membuat Hara reflek melingkarkan kedua tangannya di perut Donghae yang membuat kedua orang itu hampir terkena serangan jantung akibat jantung mereka yang berdebar-debar. Donghae bahkan bisa merasakan hembusan nafas Hara di seluk lehernya membuat Donghae terangsang namun segera ditepisnya.

'Astaga aku mulai gila sepertinya.' Batin Donghae.

"Sebenarnya tadi kau mau kemana?" tanya Hara.

"Ne?"

"Tadi sebelum bertemu denganku, kau mau kemana?"

"Bertemu dengan yeojachinguku."

DEG

'Yeojachingu? Dia sudah memiliki yeojachingu? ah benar, dia kan playboy.' Batin Hara.

"Lalu kenapa kau tidak lebih memilih menemui yeojachingumu dibandingkan harus mengantarku?" tanya Hara.

"Aku hanya bermain-main dengan mereka. Jadi tidak bertemu mereka sehari juga tidak membuatku mati." Jawab Donghae santai membuat Hara melongo parah.

PLETAKK

"Yak! Bagaimanapun juga mereka seorang yeoja. Jangan sakiti perasaan yeoja atau kau akan mendapat karmanya."

"Walaupun aku seorang playboy, setidaknya aku tidak sampai batas seks. Aku hanya berciuman saja. Dari antara kami berempat, Siwon lah yang terparah. Bahkan dia bisa menghamili Junghee. Kau bisa tahu betapa berengseknya Siwon." Hara terdiam mendengar perkataan Donghae.

'Sepertinya aku bisa mengorek informasi dari namja polos ini.' batin Hara sambil mengeluarkan smirknya.

"Bagiku kau tidak lebih seorang bocah labil."

"MWO? YAK! SIAPA YANG BILANG AKU INI BOCAH LABIL? BAHKAN AKU BISA MENCIUM DAN MENIDURIMU DI SAAT YANG BERSAMAAN." Kata Donghae tidak terima. Dia benar-benar membuat Hara malu karena saat ini mereka sedang menunggu lampu merah berganti menjadi hijau. Mendengar teriakan Donghae yang kencang itu, membuat pejalan kaki serta pengendara lainnya terkekeh diam-diam. Astaga sepertinya Hara harus membeli topeng baru untuk menutupi wajah malunya. Bahkan wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Bisakah kau tidak berteriak seperti itu? Kau membuatku malu. Dan jangan harap kau dapat melakukan dua hal itu padaku." Bisik Hara.

"Itu salahmu. Kau yang mengataiku bocah labil. Aku tidak terima disebut seperti itu." Kata Donghae seperti anak bocah.

"Lihatlah bahkan kau sekarang seperti anak bocah yang sedang cemberut hahahaha." Hara tertawa melihat wajah Donghae yang mirip anak bocah.

"Berhentilah menertawaiku atau aku akan menciummu disini sekarang juga." Seketika itu juga Hara berhenti tertawa dan memasang wajah datarnya.

"Apa semua yeojachingumu tahu tentang sikapmu ini?"

"Aniyo, kaulah yang pertama. Aku juga tidak tahu sikap asliku ini benar-benar keluar saat bersamamu saja selain keluargaku. Aku tidak tahu apa maksud semua ini. Tapi kupikir ini akan menjadi sebual hal yang menarik untuk dicari tahu." Kata Donghae sambil tersenyum pada Hara yang gugup mendengar perkataan Donghae. Akhirnya lampu kembali hijau dan merekapun melanjutkan perjalanannya sambil diam-diam tersenyum bersama.

Broken HeartsWhere stories live. Discover now