"Mianhae chinguya, tidak seharusnya aku membiarkan kalian terlibat dengan mereka." Kata Junghee sambil menunduk merasa bersalah saat mereka jalan menuju ke halte bus. Kebetulan tempat tinggal mereka searah hanya beda pemberhentian, Junghee turun sebelum tujuan Yeonhee dan Hara.
"Yak! Kita ini chingu kan? Sebagai chingu, kita harus saling tolong menolong, bukan? Lagipula pecundang seperti mereka memang harusnya dibumihanguskan saja. Kalau semua namja seperti mereka, lebih baik aku mengabdi jadi biksu atau biarawati saja." Kata Hara.
"Eiii, aku tidak yakin kau memiliki iman yang kuat untuk menjadi biksu atau biarawati. Dosamu sudah terlalu banyak dan sulit diampuni, Hara-ya." Cibir Yeonhee membuat Hara cemberut dan itu sukses membuat Junghee tertawa melihat mereka. Dia benar kan? Hara dan Yeonhee memang sahabat yang unik.
"Tapi sebenarnya siapa mereka? Bagaimana bisa mereka mengenalmu? Apa maksud dari perkataan namja-namja itu?" tanya Hara bertubi-tubi.
"Tanyalah satu-satu. Kau benar-benar mengalahkan reporter masa kini ya. Lebih baik kau tidak menjadi psikiater sana." Cibir Yeonhee. Membuat Hara mengerucutkan bibirnya sebal dengan Yeonhee. Junghee terkekeh pelan melihat sikap ajaib kedua temannya. Lalu dia menghela napasnya berat.
"Mianhae, tapi aku tidak bisa memberitahu kalian sekarang. Pengalaman itu begitu menyakitkan untuk diingat. Tapi aku bisa memberitahu nama-nama mereka. Namja yang tadi menunjuk ke arah Yeonhee itu bernama Cho Kyuhyun, namja yang tadi mendekatkan wajahnya padaku itu bernama Choi Siwon, namja yang marah-marah pada Hara adalah Lee Donghae, dan namja yang mendorong teman-temannya untuk menjauh itu Lee Hyukjae." Kata Junghee.
"Gwaenchana, kita tidak akan memaksamu untuk bercerita, bagaimanapun juga itu adalah hakmu. Jika terlalu menyakitkan lebih baik lupakan saja. Baiklah nama-nama mereka akan kami ingat sebagai nama-nama orang pecundang." Kata Hara.
"Tapi jika kau memiliki masalah nanti, kau harus beritahu kami, ne? Semaksimal mungkin kami akan membantumu." Kata Yeonhee. Mereka pun akhirnya naik bus yang berhenti di halte bus itu. Mereka sejenak melupakan kejadian di universitas tadi. Akhirnya, Junghee sampai di halte bus tujuannya. Setelah mengucapkan selamat tinggal pada kedua teman barunya sambil tersenyum, senyumnya perlahan memudar begitu saja. Tiba-tiba dia teringat kenangan itu.
Flashback
Dua hari setelah kepindahannya ke Sevit High School, Junghee merasa bosan karena dia malas berbaur dengan anak-anak lain karena kedua orangtuanya yang sering berpindah-pindah daerah sehingga membuat Junghee juga harus mengikuti mereka dan berpindah-pindah sekolah. Junghee menatap bosan ke arah langit. Namun, dia mendengar suara berisik dari lapangan basket outdoor. Junghee yang penasaran pun, menonton pertandingan basket outdoor lewat jendela kelasnya. Kala itu, sedang waktunya istirahat. Junghee melihat pertandingan basket dari lantai dua dan dia melihat ada seorang namja yang berhasil menarik perhatiannya. Dia adalah Siwon, sunbaenya. Siwon berhasil mencetak skor dengan beberapa kali melakukan three point. Junghee terpesona melihat senyum Siwon yang dapat membuat orang yang melihatnya merasakan ketenangan. Lesung pipitnya yang membuat namja itu benar-benar terlihat manis dan tampan.
Semenjak itu, Junghee menjadi penggemar rahasia Siwon. Diam-diam dia selalu menaruh minuman isotonik yang dia gantungkan ke handle pintu loker Siwon dengan tali tambang plastik yang dia rekatkan ke botol minuman itu lalu dikalungkan ke handle pintu loker Siwon. Tidak lupa dia menempelkan note pada botol itu, setelah itu dia langsung pergi sebelum ketahuan. Dia senang melihat dari kejauhan Siwon yang menerima dan membaca note nya sambil tersenyum manis.
Minuman isotonik cocok untuk orang yang menyukai olahraga sepertimu. Jangan terlalu kelelahan dan jagalah kesehatanmu. HWAITING! --JH—
*****
Beberapa bulan kemudian....
Siwon tiba-tiba menghampiri Junghee yang sedang duduk di bangku taman belakang sekolah dan berlutut di depan Junghee.
"Maukah kau menjadi yeojachinguku? Aku... aku... mencintaimu. Saranghae yongwonhi." Kata Siwon sambil memegang sebuket bunga tulip warna warni pada Junghee. Junghee terkejut dan masih tidak bisa mencerna kata-kata Siwon.
"Kau benar-benar mencintaiku? Tapi bagaimana bisa? Bahkan sunbae dan aku tidak saling kenal sama sekali." kata Junghee dengan kurang yakin.
"Aku memperhatikanmu sejak lama, Junghee-ssi. Sejak kau pindah ke sekolah ini, aku memperhatikanmu yang selalu menyendiri dari teman-temanmu yang lain. Aku menyukai sikap tenangmu. Maukah kau menjadi yeojachinguku?" tanya Siwon dengan wajah penuh harap.
"Ne. Aku mau." Jawab Junghee setelah sekian lama berpikir. Siwon pun langsung memeluk Junghee.
"Kau tahu apa makna dari bunga tulip ini?" tanya Junghee seraya melepas pelukan mereka. Siwon menggelengkan kepalanya.
"Nenekku bilang, jika ada seorang namja yang memberikan sebuket bunga tulip warna warni itu memiliki makna cinta yang mendalam sekali, sehingga jika aku diberikan sebuket bunga seperti ini, aku akan menjadi yeoja paling beruntung karena dicintai sebegitu dalamnya oleh seorang namja." Kata Junghee sambil tersenyum. Siwon pun ikut tersenyum melihat Junghee.
"Akulah yang merasa paling beruntung karena kau menerima cintaku. Aku benar-benar merasa namja paling beruntung sedunia. Mulai sekarang kau harus memanggilku oppa,ne?" Perlahan tapi pasti, Siwon menarik tengkuk Junghee dan memajukan wajahnya. Junghee yang mengerti langsung menutup kedua matanya hingga ia merasakan bibir Siwon menempel pada bibir Junghee. Lalu Siwon mulai melumat bibir Junghee pelan, hingga akhirnya menjadi terkesan menuntut lewat ciuman itu dengan waktu cukup lama. Junghee pun melepaskan tautan bibir mereka dan mengatur nafasnya, begitupun dengan Siwon. Dahi dan hidung mereka masih bersentuhan, bahkan mereka masih memejamkan matanya masih menghayati ciuman mereka tadi. Jujur saja itu yang pertama kalinya untuk Junghee. Lalu mereka membuka matanya dan tersenyum.
"Saranghae, Junghee-ya."
"Nado saranghae, Siwon Oppa."
Flashback end
Junghee tidak ingin mengingat lebih jauh lagi. Kenangan selanjutnya benar-benar menyedihkan. Dia tidak ingin terlarut lebih dalam oleh ingatannya sendiri. Dia akhirnya berjalan menuju rumahnya sendirian dengan wajah yang murung.
YOU ARE READING
Broken Hearts
RomancePria itu benar-benar menyebalkan, bagaimana bisa dia hampir mencelakaiku hari ini - Yoon Hara Orang itu benar-benar tidak sopan dan sangat menyebalkan, dia pikir dia itu siapa ? - Choi Yeonhee Aku tidak tahu bagaimana bisa aku masih mencintai orang...