DREAM HOUSE

59 1 0
                                    

Yeonhee dan Kyuhyun tertunduk lemas sambil keluar dari panti asuhan itu. Ini adalah panti asuhan kelima yang sudah mereka kunjungi. Mereka sudah hampir putus asa mencari appa Kyuhyun. Merekapun masuk ke mobil. Kyuhyun bersandar pada kursi kemudinya dan menaruh lengan kirinya menutupi kedua matanya. Dia sudah hampir menyerah mencari ayahnya.

"Kyuhyun-ah..."

"Hmm?"

"Apa kau ingat seperti apa rumah impian yang diinginkan eommamu?" tanya Yeonhee tiba-tiba. Kyuhyun pun menurunkan lengannya dan mengalihkan pandangannya ke arah Yeonhee.

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Jika appamu benar-benar mencintai eommamu, dia mungkin akan mendirikan rumah impian yang diinginkan oleh eommamu. Agar ia bisa mengenang eommamu dengan mendirikan rumah impian eommamu. Bisa saja dia terlalu merasa bersalah dengan kematian eommamu dan dia menebusnya melalui keinginan eommamu. Itu baru asumsiku saja. Karena dulu samchoonku juga begitu. Dia merasa bersalah atas kematian istrinya, dia merasa istrinya meninggal karena kecerobohannya padahal itu hanya kecelakaan yang kebetulan pamanku lah yang memegangi kemudi mobil pick up itu. Lalu karena ingin menebus kesalahannya. Dia menabung uang mati-matian untuk membuat rumah impian istrinya di Pulau Nami. Karena impian istrinya adalah ingin mendirikan rumah disana. Sekarang pamanku sudah mewujudkan impian istrinya dan kata dia, hanya dengan rumah itu dia dapat merasakan istrinya masih berada disisinya dan menyukai rumah impiannya itu." Jelas Yeonhee panjang lebar. Kyuhyun mencoba untuk mencerna perkataan Yeonhee. Tiba-tiba dia teringat dengan percakapan dia, eomma, noona, dan appanya waktu piknik dulu di taman kota.

Flashback

"Eomma, rumah impian itu apa artinya?" tanya Kyuhyun yang masih berumur 8 tahun. Hyesun tersenyum mendengar pertanyaan Kyuhyun.

"Kau dapat kata-kata itu darimana, sayang?" tanya Hyesun lembut sambil mengelus rambut Kyuhyun.

"Kemarin Siwan oppa bilang, bahwa jika sudah besar nanti dia ingin menabung untuk membeli rumah impiannya bersama istri dan anaknya, eomma." Kata Ahra yang berumur 11 tahun menjelaskan pada eommanya. Eomma dan appanya terkejut mendengar perkataan Ahra.

"Astaga sepertinya Siwan terlalu dewasa untuk bermain dengan mereka." Ringis Jaehyun membuat Hyesun terkekeh pelan mendengar perkataan suaminya.

"Tentu saja. Siwan sudah berumur 16 tahun. Wajar bukan jika dia sudah mengerti tentang itu." Kata Hyesun masih terkekeh.

"Kyuhyun-ah, rumah impian itu artinya rumah yang sesuai dengan impian dan kehendak kita yang berada dalam imajinasi kita." Jelas Jaehyun

"Lalu seperti apa rumah impian eomma?" tanya Kyuhyun polos.

"Rumah impian eomma? Eomma ingin memiliki rumah yang memiliki pemandangan pantai. Karena bagi eomma, pantai itu membuat hati kita tenang setiap melihatnya. Bahkan suara deru ombak di pantai itu benar-benar terasa merdu dibanding suara kendaraan di kota seperti ini. Eomma juga ingin menanam tanaman-tanaman bunga tulip yang segar dan warna warni. Tidak perlu rumah yang mewah, cukup rumah yang minimalis namun nyaman untuk ditinggali." Jelas Hyesun.

"Lalu kenapa kita tidak membuat rumah seperti itu?" tanya Kyuhyun.

"Karena appa tidak bisa meninggalkan pekerjaan disini, sayang. Jadi itu hanya rumah impian untuk eomma saja." Kata Hyesun lembut. Kyuhyun dan Ahra mulai mengangguk paham. Jaehyun pun mencium pelipis Hyesun dengan sayang. Lalu merangkul kedua anaknya dan berpelukan bersama.

Flashback end

"Eotte? Kau sudah mengingatnya?" tanya Yeonhee hati-hati.

"Ne, rumah dengan pemandangan pantai. Hanya ada satu alamat panti asuhan yang berada di daerah pantai. Itu alamat panti asuhan yang terakhir."

"Kalau begitu, ayo kita coba kesana."

'Appa, semoga kau berada disana.' Doa Kyuhyun dalam hati.

Broken HeartsWhere stories live. Discover now