17 - Secret '2

1K 145 31
                                    

Setelah berjalan kaki selama kurang lebih 15 menit, akhirnya Jaewon dan Yoo Jin sampai di tempat Jina sudah menunggu mereka. Jina menunggu di sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari toko komik yang akan mereka kunjungi.

Setelah masuk ke kafe dan melihat Jina di sebuah meja bagian ujung, Yoo Jin pun menghampirinya. Mereka saling berpelukan layaknya teletubies. Jina terlihat bersemangat begitupun Yoo Jin. Lama tidak bertemu, tentu saja membuat mereka berdua terlihat girang seperti mendapatkan sebuah doorprize yang selalu dinanti orang-orang.

Mereka melepaskan pelukan.

"Omo Yoo Jin-ah aku sungguh sangat ingin bertemu denganmu!" seru Jina sambil memegang kedua bahu Yoo Jin. (Astaga)

"Kau terlihat semakin cantik saja," sambungnya.

Yoo Jin hanya tertawa kecil.

"Sudah 2 tahun ya? Kau juga masih cantik," kata Yoo Jin jujur seraya tersenyum. Orang yang dipuji hanya tersenyum malu. Selain cantik, Jina pun terlihat begitu manis dengan rambut pendek sebahunya.

"Ekhem.. apakah di sini ada dijual kacang?"

Yoo Jin dan Jina secara bersamaan menoleh ke arah Jaewon yang tengah mengusap-usap tengkuknya. Yoo Jin sadar hampir melupakan Jaewon. Dan Jina juga terlihat sedikit terkejut.

"Oh mian.." kata Yoo Jin merasa bersalah. (Maaf)

"Jina-ya, aku membawa Jaewon bersamaku." Yoo Jin meraih lengan Jaewon dan membawanya lebih mendekat.

Jina tertegun melihat Jaewon yang mengalami perubahan begitu banyak. Saat mereka SMP, Jaewon itu seorang laki-laki yang kurus dan pendek. Namun sekarang, hanya dua tahun berjalan dan dia sudah mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Bisa dibilang tubuh Jaewon bagaikan seorang atlet dipandangan Jina.

"Uwah kau semakin tinggi dan berisi ya?" puji Jina akrab.

"Tentu saja. Orang kan memang tumbuhnya ke atas. Tidak sepertimu yang tumbuhnya ke samping." kata Jaewon.

"Yaa mulut kurang ajar macam apa itu. Aku tidak gendut tuh." belanya seraya meletakkan kedua tangan di pinggang sambil mendelik ke arah Jaewon tajam.

"Omong-omong..apa kalian..pacaran?" ucap Jina yang sedari tadi melihat Yoo Jin masih memegangi lengan Jaewon. Jina tersenyum menggoda.

Yoo Jin tahu kemana mata Jina memandang. Dengan secepat mungkin Yoo Jin melepas tangannya yang masih menggenggam lengan Jaewon. Keduanya langsung memandang tak tentu arah karena merasa malu.

"Tidak kok. K-kau salah paham. K-kami tidak pacaran." Jawab Yoo Jin gelagapan. Jaewon menatapnya lalu menghembuskan nafas pelan. Sungguh itu adalah kalimat yang Jaewon tidak sukai.

"Ya! kami memang tidak ada hubungan apa-apa." Ucap Jaewon yang masih menatap Yoo Jin.

Jina memicingkan mata ke arah Jaewon lalu menyadari sesuatu.

Ah sepertinya kau masih menyukainya ya?

"Ya sudah. Karena kalian sudah di sini, ayo kita langsung ke toko saja."

Ketiganya langsung menuju ke toko komik yang berada di persimpangan jalan. Sepanjang mereka berjalan, Yoo Jin dan Jina terus berbicara dan mengabaikan Jaewon yang berada di belakang. Jaewon juga tidak merasa terabaikan karena dia pun sibuk memandangi apa-apa saja yang ia lewati.

Jaewon melihat sebuah poster dan berhenti memandangi poster tersebut. Tepat sekali. Itu adalah tempat yang dia dapatkan saat browsing semalaman. Dia berencana akan membawa Yoo Jin ke sana.

Miracle of Accident✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang