23 - Just Friend

1K 138 28
                                    

"Saat ini, bagaimana perasaanmu terhadap Jaewon? Apakah masih sama seperti dulu?"

UHUK!

Pertanyaan Jina membuat Yoo Jin tersedak. Apa yang ia bicarakan? Kenapa membahas masa lalu?

"Apa yang kau bicarakan?" ucapnya sambil menyeka pinggir bibirnya yang tampak sedikit kotor kena buah.

"Aku tanya apa kau masih menyukai Jaewon? Aku tahu kalau dulu kau sangat menyukainya. Yoo Jin-ah, kau boleh mengatakannya padaku."

Ah ada apa dengan Jina? Kenapa dia harus mengungkit itu?

"Aku memang menyukainya..tapi itu dulu," ungkapnya.

"Lalu sekarang?" tanya Jina penasaran.

"Kau tau kan? Aku melakukan fangirling hanya untuk mencoba menghilangkan perasaanku terhadap Jaewon. Semenjak aku mengenal Jungkook, perlahan aku bisa melakukannya. Aku bisa menghilangkan Jaewon dari hatiku. Yang ada di hatiku sekarang hanya Jungkook. Kau mungkin berpikir aku bodoh kan? Tapi aku benar-benar senang saat melihat Jungkook." jelasnya.

"Jadi perasaanmu ke Jaewon sudah berubah ya?"

Yoo Jin mengangguk.

"Jika saja dulu kalau aku mengatakan aku suka dengan Jaewon, mungkin dia akan menghindariku. Kau tahu kan dia itu populer? Aku mungkin saja akan menjadi salah satu dari mereka yang ditolak oleh Jaewon. Aku tidak merasa percaya diri dengan diriku sendiri." Yoo Jin menghembuskan nafas kasar.

"Ternyata aku lebih nyaman berteman saja dengannya. Aku tidak ingin kehilangan teman sepertinya," tambahnya.

Mendengar penjelasan Yoo Jin, Jina tertegun. Jadi selama ini, Yoo Jin memendam perasaannya karena takut Jaewon akan menolak dan menghindarinya nanti? Tapi kan Jaewon juga sangat menyukai Yoo Jin? Ah apakah mereka berdua merasakan hal sama? Sama-sama merasa cinta mereka akan ditolak satu sama lain dan saling menghindari nantinya? Sungguh, cinta itu rumit.

"Tapi kan Jaewon sangat suk..," jeda Jina.

Tidak! Tidak seharusnya Jina mengatakan ini. Biarlah keduanya saling berbicara satu sama lain nantinya.

"Apa yang mau kau bicarakan?" tanya Yoo Jin.

"Tidak. Tidak ada," ungkapnya.

"Tapi Yoo Jin-ah, apa tidak sebaiknya kau berbicara tentang hal ini ke Jaewon. Setidaknya jujurlah tentang perasaanmu sejak dulu."

"Untuk apa? Kami sudah nyaman seperti ini."

"Ya aku sih cuma saran aja. Kau mau melakukannya atau tidak, itu ada ditanganmu. Omong-omong setelah ini, kau mau kemana? Aku dengar, BTS melakukan konser di Tokyo Dome malam ini. Ingin ikut nonton?"

"Aku tidak memiliki tiket."

"Aku memiliki teman yang menjualnya, kalau kau mau aku bisa memesannya untukmu."

"Benarkah? Tapi aku sedang tidak berniat untuk nonton kali ini sih. Mian.."

"Hahaha sungguh? Biasanya kau tidak ingin kehilangan kesempatan seperti ini."

Yoo Jin hanya tersenyum simpul. Rasa sakit akibat kejadian itu masih merayapi hatinya. Untuk sementara ini ia ingin istirahat dulu dari pekerjaannya itu.

Mereka berdua terus melanjutkan perbincangan mereka.

*****

Di sebuah pusat perbelanjaan.

Jina mengajak Yoo Jin kemari karena hari ini adalah hari terakhir dia bisa menghabiskan waktu bersama sahabatnya itu. Mereka berdua bersenang-senang dan berbelanja beberapa benda seperti aksesoris maupun produk kecantikan.

Miracle of Accident✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang