Jaewon kembali dengan membawa kotak P3K lalu duduk di kursinya. Ia membuka kotak itu dan mengeluarkan rivanol juga antiseptik.
"Aku akan membersihkan lukamu dulu, akan terasa sedikit perih, tahan saja," katanya. Yoo Jin hanya mengangguk mengerti dan membiarkan Jaewon membersihkan lukanya. Yoo Jin mencoba menahan perih namun ia tetap meringis.
"Omong-omong kau belum menjawab pertanyaanku." ujar Jaewon sambil menutupi luka dengan kasa steril dan membalutnya dengan perban.
"Apa kau masih mau melakukan pekerjaanmu itu? Yang fansite-fansite itu atau apalah namanya—kukira kau sudah berhenti," lanjutnya. Kini ia telah selesai mengobati Yoo Jin. Jaewon kembali memasukkan benda-benda yang dikeluarkannya ke tempatnya semula.
"Tentu saja. Kata siapa aku berhenti? Aku hanya mengambil waktu istirahat dan tidak sempat mengikuti konser mereka. Kau tahu kan pelajar sepertiku masih sulit menyesuaikan jadwal. Apalagi sudah mau memasuki musim ujian. Sangat berbeda dengan fansite lain, aku masih sekolah dan aku harus mengatur dengan baik jadwal untuk fangirling-ku. Aku juga sedikit kesulitan dengan editing. Kadang aku melakukannya sampai lembur. Tapi demi oppa Jungkook apa sih yang ngga." curhat gadis itu. Yoo Jin menyatukan kedua tangan lalu menempelkannya di pipi sembari membayangkan wajah lucu Jungkook. Jaewon yang melihatnya merasa geli. Ia mendengus.
"Oppa oppa pantatku. Kenapa kau memanggilnya oppa? Kalian kan seumuran? Aku cukup yakin Jungkook lebih muda darimu. Dia terlihat seperti anak kecil, badannya saja yang besar."
Yoo Jin tertawa mendengar perkataan Jaewon.
"Aku tahu kau pasti menganggapnya seperti itu. Wajahnya itu memang menipu. Tapi dia seumuran kita kok. Eii kenapa kau membahas dia terus sih? Aku jadi kepikiran terus." Yoo Jin memegang kepala dengan kedua tangannya—berusaha menyingkirkan Jungkook dari pikirannya untuk saat ini, lalu tiba-tiba dia teringat sesuatu.
"Hei bukannya kau ingin menunjukkan sesuatu padaku?" tanyanya.
"Ah ya! Hampir lupa, tunggu sebentar.." Jaewon kembali masuk dan membawa kotak P3K. Yoo Jin menjadi sedikit penasaran apa yang akan ditunjukkan oleh pria itu.
Tak begitu lama Jaewon kembali lagi dengan membawa piring datar yang ditutupi. Jaewon kembali duduk. Rasa penasaran Yoo Jin semakin menambah. Kenapa piring itu harus ditutupi segala? Sepertinya Jaewon memang sangat ingin menunjukkan sesuatu itu pada Yoo Jin.
Jaewon tersenyum lalu membuka penutup piring itu, "Tadaaaa..."
Sebuah kue berukuran sedang yang dipenuhi krim strawberry dan potongan buah strawberry tertata rapi di atas kue itu. Sangat manis dan menggugah selera. Yoo Jin langsung berbinar melihatnya. Dirinya sangat suka dengan makanan manis.
"Menu baru kami, strawberry cake. Kau menyukai makanan manis, jadi aku membuat sesuatu yang mungkin kau sukai. Kue manis seperti ini kau banget kan? Aku belum memasukkan ke daftar menu, aku ingin kau mencobanya terlebih dahulu," ujar Jaewon.
Dia lalu memotong kue itu dan meletakkannya di piring kecil dan memberikannya pada Yoo Jin beserta garpu yang sudah dibawanya tadi.
Yoo Jin menerima piring itu dengan wajah tersenyum.
"Wah Jaewon-ah..Ini terlihat lezat. Aku akan mencobanya." Dia mulai memotong dan melahapnya. Krim strawberrynya terasa lembut dan manisnya juga sangat sesuai selera Yoo Jin.
"Bagaimana?" Jaewon sudah penasaran. Dia sendiri tidak yakin dengan rasanya.
"Kau harus memasukkan ini ke menu. Aku akan dengan senang hati memesannya setiap hari." kata Yoo Jin. Ia melihat Jaewon tersenyum puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Accident✔️
Hayran Kurgu[COMPLETED] Dianggap sebagai sasaeng memang menyakitkan. Apalagi sama idola kita sendiri. Sebuah kecelakaan yang tanpa kusengaja itu sudah membuatku kehilangan kesenanganku. Idola yang selalu aku kagumi kini membenciku, menyuruhku agar tidak lagi mu...