9 - Nervous

1.1K 180 35
                                    

Kini Yoo Jin berada di dalam toilet. Nyalinya untuk pergi ke ruang makeup langsung ciut di tengah jalan. Padahal dia sudah mencoba untuk memberanikan diri namun tetap saja rasa gugupnya lebih besar. Ia menatap pantulan wajahnya di cermin berukuran besar di dalam toilet khusus wanita itu.

"Kenapa kau begitu pengecut sih, Bae Yoo Jin? Kau tidak akan bisa melakukan tugasmu hari ini jika seperti ini terus," ucapnya menatap diri sendiri di cermin.

Tiba-tiba terdengar suara orang yang sedang memasuki toilet.

"Yaa bukankah para member BTS tadi sangat tampan?"

"Betul. Selama ini aku hanya melihatnya di layar saja tapi baru kali ini aku melihatnya secara langsung dan dari jarak yang dekat. Kau melihat senyuman mereka? Sangat manis bukan? Mereka juga terlihat begitu ramah."

"Kau benar. Mereka terlihat jauh lebih tampan jika dilihat secara langsung."

Yoo Jin yang mendengar percakapan orang itu langsung menatap kedua wanita yang kini berada di sampingnya—sedang memperbaiki dandanan. Yoo Jin menebak kalau dua orang itu adalah karyawan di sini, melihat tag karyawan yang mereka gantung di leher mereka.

Salah satu karyawan itu menatap Yoo Jin karena merasa Yoo Jin sedari tadi hanya diam memerhatikan mereka di cermin. Yoo Jin yang menyadari tatapan wanita berkuncir itu langsung berubah kikuk.

"A-annyeong haseyo,"  Yoo Jin membungkuk, "Bae Yoo Jin imnida."

"Bae Yoo Jin? Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu," wanita itu terlihat berpikir.

"Ahh Yoo Jin-ssi! Kau Bae Yoo Jin, kan?" katanya setelah mengingat bahwa gadis di depannya ternyata putri dari majikannya.

"I-iya aku Bae Yoo Jin."

"Aduh maafkan aku. Aku tak mengenalimu tadi. Maafkan aku." wanita berkuncir itu membungkuk pada Yoo Jin.

"Anda ngapain?" Yoo Jin memegang kedua pundak wanita itu, membuat wanita itu kembali menegakkan tubuhnya.

"Tidak perlu seperti itu padaku, eo..eonnie.." kata Yoo Jin. Dia merasa tak enak jika ada seseorang yang lebih tua darinya namun orang itu merasa rendah di depannya. Harusnya dialah yang merasa rendah dan bersikap formal.

"Sekali lagi maafkan aku, Yoo Jin-ssi."

"Tak apa eonnie. Lain kali tolong tidak perlu berbicara formal padaku. Aku lebih suka jika orang yang lebih tua berbicara santai saja padaku," ucap Yoo Jin sambil tersenyum.

"Baiklah."

Setelah itu Yoo Jin berpamitan keluar dari toilet itu. Satu wanita yang hanya berdiam diri sedari tadi tak mengerti dengan apa yang rekannya bicarakan dengan gadis bernama Yoo Jin. Wanita berkuncir itupun menceritakan kalau Yoo Jin adalah anak dari Bae Yoo Kyung, pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.

Walau awalnya wanita itu tak menyangka karena memang dia termasuk karyawan baru dan sama sekali belum pernah melihat Yoo Jin sebelumnya, namun akhirnya dia percaya karena marganya juga sama seperti yang dimiliki oleh CEO Bae Yoo Kyung.


*****

Sekarang Yoo Jin menuju ke lantai 10. Di dalam elevator rasa gugupnya terus menghantuinya namun tekadnya jauh lebih besar sehingga mampu membuatnya terus berusaha menghilangkan rasa gugup dalam dirinya.

Elevator terbuka. Dia langsung menuju ruang make up. Sebelum membuka pintu, Yoo Jin mengusap kedua telapak tangannya dan menggenggamnya satu sama lain seraya berdoa agar hal yang tak diinginkannya kembali terjadi.

Miracle of Accident✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang