*Don't forget to play the song above as background sound for this chapter :D
Sesampainya Jungkook di depan pintu, dia memegang gagang pintu dan perlahan membukanya. Dia mencondongkan kepalanya untuk melihat isi ruangan tersebut. Bisa dibilang sekarang dia tampak seperti seorang pengintip.
Jungkook mendapati seorang gadis yang membelakanginya dengan rambut panjang terurai sedang duduk depan meja rias sambil memainkan ponsel dengan asiknya. Jungkook bisa menebak kalau gadis itu tengah bermain gim di ponselnya.
"Cheogiyo.. Apa benar kau memanggilku kemari?" tanya Jungkook berhati-hati sambil masuk ke ruangan itu. Sedangkan orang yang ditanya tak kunjung menjawab dan masih asik dengan ponselnya. (Permisi)
Jungkook mengira gadis itu tak mendengar suaranya lantaran suara yang dikeluarkan ponsel gadis itu terdengar lebih keras. Jungkook perlahan berjalan ke arah sofa—meletakkan ponselnya di sana dan melemparkan bokongnya lalu bersandar sejenak.
Mungkin tindakan yang dilakukan Jungkook ini sedikit tak sopan karena langsung masuk dan duduk tanpa dipersilahkan terlebih dahulu. Tapi Jungkook sedikit merasa kelelahan karena kurang istirahat. Kemarin dia hanya tertidur selama 3 jam lebih. Dia banyak menghabiskan waktu di Studio, mengaransemen lagu yang akan di cover olehnya dan juga bermain gim hingga menjelang pagi.
Jungkook menatap gadis yang masih sibuk sendiri itu. Jungkook heran, apakah gadis itu benar-benar tak sadar Jungkook berada di dekatnya atau dia sengaja mengabaikannya karena memang lebih mementingkan gamenya.
Jungkook menegakkan pundaknya, "Cheogiyo!.. Jika kau ingin membicarakan sesuatu pa—" belum selesai Jungkook berbicara, gadis itu mengarahkan pandangannya ke arah Jungkook—membuat gadis itu hampir menjatuhkan ponsel karena terkejut.
Dia kaget melihat Jungkook sudah berada dalam ruangan. Tentu saja, Yoo Jin terlalu asik dengan ponselnya sehingga tak tahu kalau Jungkook sudah berada di ruangan itu. Dia baru menoleh saat Jungkook berbicara dengan suara yang meninggi.
"Yaa kenapa kau di sini? Kau menguntitku lagi? Atau jangan-jangan kau—" Jungkook membulatkan mata, "Apa mungkin kau adalah anak dari sajangnim? Bukankah begitu?" ucap Jungkook dengan pandangan yang mengilat, amarahnya mulai terpicu.
Yoo Jin langsung merasa gugup melihat ekspresi Jungkook. Rasanya seperti ada aura aneh menjalar di sekitar pria itu. Yoo Jin langsung mempunyai firasat yang buruk melihat ekspresi Jungkook saat ini.
"I-iya.. M-maaf aku tak tahu kalau kau sudah di sini," ucap Yoo Jin berusaha menatap mata Jungkook. Jungkook menghela napas malas.
"Kau tahu kan aku sudah tak ingin melihatmu lagi. Apa kau tuli? Apa kau ini tak pernah mau mendengarkan perkataan orang? Ah ya! Seorang sasaeng memang seperti itu, kan? Semaunya mereka saja. Apalagi kau ini ternyata anak seorang CEO, kau pasti memohon-mohon agar dapat memanggil kami kemari. Kau tahu? Dengan kau melakukan cara yang seperti ini, aku malah semakin tak mau melihatmu lagi. Jangan pergunakan koneksimu untuk hal semacam ini," tegas Jungkook.
Crack!
Hati Yoo Jin serasa baru saja dipatah-patahkan sampai ke dalam. Cairan bening sudah menggenangi pelupuk mata Yoo Jin. Cairan itu hendak keluar namun Yoo Jin terus berusaha menahannya. Serasa ada puluhan panah yang menusuk tubuh Yoo Jin saat Jungkook mengatakan semua hal yang menyakiti hati Yoo Jin itu.
Mengapa Jungkook berbicara hal kejam padanya? Apakah benar Jungkook yang dikenalnya adalah orang yang berada di hadapannya saat ini? Rasanya bukan. Orang di hadapannya seperti orang lain, bukan Jeon Jungkook yang Yoo Jin kenal. Jungkook yang ia kenal itu masih lugu dan tidak pantas untuk mengatakan hal-hal yang baru saja dikatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Accident✔️
Fanfic[COMPLETED] Dianggap sebagai sasaeng memang menyakitkan. Apalagi sama idola kita sendiri. Sebuah kecelakaan yang tanpa kusengaja itu sudah membuatku kehilangan kesenanganku. Idola yang selalu aku kagumi kini membenciku, menyuruhku agar tidak lagi mu...