Yoo Jin tak terlalu terkejut setelah membaca artikel kencan Jungkook itu. Ia terlibat kencan dengan salah satu gadis seagensi dengannya. Bukankah semua selebriti atau idol memang selalu memiliki gosip yang semacam itu?
Yoo Jin tak tahu saja kalau sebelumnya, nama yang berada di artikel itu adalah namanya sendiri. Namun ayahnya telah membersihkan namanya dan membuat dirinya benar-benar kehilangan jejak untuk menemukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya dan Jungkook.
Namun ada satu hal yang ayahnya lewatkan, yang kemungkinan saja bisa membuat Yoo Jin seketika mengingat semuanya kembali.
*****
Setelah selesai rekaman, sore ini Jungkook akan datang untuk menjenguk Yoo Jin. Jungkook belum menceritakan kepada siapapun kalau dirinya kini mulai berhubungan lagi dengan Yoo Jin. Ia tak akan mengatakannya pada siapapun, tidak sampai waktu yang tepat.
Setelah keluar dari ruang latihan bersama keenam member lainnya, Jungkook berpas-pasan lagi dengan Yura dan juga Produser Jung. Ketujuh member membungkuk kepada pria berbadan tegap dan agak berisi itu. Sedangkan Yura pun membungkukkan badan kepada para member BTS.
Yura menatap Jungkook. Sampai sekarang, laki-laki itu ogah berbicara padanya. Jangankan berbicara, menatapnya saja mungkin ia tidak akan mau. Dan Yura juga masih terus dihantui rasa bersalah. Ia sudah sering meminta maaf pada Jungkook ketika tak sengaja berpapasan dengannya di kantor. Namun Jungkook mengabaikannya begitu saja.
"Halo seonbae.. kalian baru saja latihan?" Tanya Yura kepada member.
"Menurutmu?" kata Jungkook dingin. Semua orang menatapnya.
"Jangan kasar begitu," ujar Namjoon pada lelaki itu. Ia mengalihkan pandangannya kepada Yura dan tersenyum tipis, "Ya kami baru saja rekaman beberapa lagu. Kau sendiri? Tidak ada pemotretan?"
Yura tersenyum pada Namjoon, "Untuk hari ini tidak ada, seonbae."
"Kami hanya akan melihat-lihat pengeditan hasil gambar kemarin," ujar PD Jung dan keenam pria itu hanya ber'oh' kecil. Sedangkan Jungkook hanya diam.
Jungkook menatap ponsel. Sudah pukul 3 sore. Ia harus segera pergi.
"Mohon maaf hyung, PD-nim. Saya mau pamit pergi. Ada urusan."
"Oh baiklah."
Jungkook membungkukkan badan sekali lagi kepada Produser Jung lalu berlalu pergi.
*****
Di dalam taxi, Jungkook menghubungi toko bunga langganannya dan memesan bunga yang seperti biasanya. Ia meminta bunga itu diantarkan ke tempat seperti biasa, ke tempat di mana gadis itu—Yoo Jin berada.
Tak lupa juga sebuah pesan singkat yang ditulis di dalam sepucuk kertas untuk menyemangati Yoo Jin agar lekas sembuh. Jungkook lah yang selama ini mengiriminya bunga. Tentu saja ia tak berani memberikan itu sendiri.
Toko bunga itu jaraknya lebih dekat dari rumah sakit. Jadi kemungkinan bunga itu lebih cepat sampai kepada Yoo Jin ketimbang Jungkook.
Sesampainya di rumah sakit, Jungkook menaikkan tudung kepalanya sebelum turun dari taxi. Ia berjalan masuk menuju lift. Kamar rawat Yoo Jin berada di lantai 9.
Jungkook mendapati pintu lift hendak tertutup. Ia pun dengan cepat menahan pintu dengan kedua tangannya. Pintu itu kembali terbuka dan didapatinya seseorang berada di dalam. Seseorang yang Jungkook harapkan tidak ia temui di rumah sakit hari ini. Jung Jaewon.
Netra Jaewon sedikit membesar ketika melihat pria itu. Jungkook perlahan masuk dengan canggung lalu ia menekan tombol menuju lantai 9.
Masing-masing dari mereka berdiri di sisi lift, saling berjauhan. Rasanya seperti prajurit yang sedang melakukan apel pagi, tegang. Tak ada suara. Jungkook melirik angka yang berada di atas pintu lift. Ia ingin segera keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Accident✔️
Fanfiction[COMPLETED] Dianggap sebagai sasaeng memang menyakitkan. Apalagi sama idola kita sendiri. Sebuah kecelakaan yang tanpa kusengaja itu sudah membuatku kehilangan kesenanganku. Idola yang selalu aku kagumi kini membenciku, menyuruhku agar tidak lagi mu...