24 - Heartbeat

971 150 16
                                    

Setelah menempu perjalanan selama 30 menit, Yoo Jin dan Jaewon berjalan kaki sebentar lalu akhirnya sampai di tempat bernama Odaiba. Sebuah tempat dengan akses yang sangat baik dari pusat kota Tokyo.

Tempat itu menawarkan berbagai tempat menarik seperti taman hiburan, museum, pusat perbelanjaan, dan sumber air panas. Yang terutama dan paling terkenal adalah pemandangan malam Tokyo Bay yang menakjubkan dari Odaiba, dengan Rainbow Bridge yang diterangi dan Tokyo Skytree dan juga Tokyo Tower yang berkelap-kelip di kejauhan. Panorama yang sungguh sangat menakjubkan dari lampu-lampu kota.

Yoo Jin yang melihat semua di sekitarnya merasa begitu takjub. Raut wajahnya sudah menunjukkan kalau dia menyukai tempatnya dan itu membuat Jaewon bersyukur.

"Bukankah menyenangkan menghabiskan waktu di sini sebelum kita kembali ke Korea besok?" tanya Jaewon sambil memandangi wajah Yoo Jin yang masih terpukau.

"Ya. Di sini sangat indah." ungkapnya takjub.

"Sebentar lagi akan ada kembang api."

"Benarkah? Wah aku sudah tidak sabar." jawab Yoo Jin antusias.

Jaewon tersenyum. Dia lalu melirik jam tangan di pergelangan kirinya. Waktu yang ditunggunya hampir tiba. Ia akan berusaha mengungkapkan perasaannya pada Yoo Jin malam ini. Diterima atau tidaknya, setidaknya ia sudah jujur pada perasaannya sendiri.

Tak begitu lama, kembang api mulai dinyalakan. Meledak dan bertebaran di udara dengan percikan warna warni.

"Hei hei liat! Kembang apinya sudah dinyalakan! Wow aku harus mengabadikan ini!" seru Yoo Jin. Ia segera mengambil ponselnya di tas lalu menjepret pemandangan indah di hadapannya.

Jaewon hanya terdiam sambil terus tersenyum memandangi Yoo Jin di sampingnya. Baginya, pemandangan gadis di sampingnya sudah cukup indah dari kembang api itu.

"Wah indah sekali ya?" tanya Yoo Jin sambil terus fokus pada kembang api yang mengeluarkan percikan warna-warni.

"Ya. Sangat indah." balas Jaewon tanpa mengalihkan pandangannya dari Yoo Jin. Saat Yoo Jin tiba-tiba berbalik ke arahnya, dengan cepat ia memutar kepalanya menghadap ke langit—melihat kembang api.

"Darimana kau tahu tempat ini? Kau pernah ke sini sebelumnya?" tanya Yoo Jin.

"Eo? Tidak. Aku hanya melihat posternya saja."

Yoo Jin mengangguk mengerti.

Tangan Jaewon perlahan bergerak dan akan meraih tangan Yoo Jin, "Yoo Jin-ah..aku--,"

Belum sempat Jaewon menyentuh tangan Yoo Jin, tangan Yoo Jin bergerak memeluk dirinya dengan kedua tangannya, mengelus-elus lengannya satu sama lain.

"Kenapa malam ini sangat dingin ya?"

Ah betul juga. Gadis itu hanya memakai blouse saja dan tidak memakai mantel padahal suhu pada malam hari terasa cukup dingin. Sebaiknya Jaewon pergi membeli sesuatu yang dapat membantu menghangatkan tubuh gadis itu.

"Kau tunggulah di sini, aku akan pergi membeli sesuatu sebentar."

"Oh? Kemana?"

"Sebentar saja, aku akan segera kembali."

"Baiklah. Jangan lama ya.."

Yoo Jin akhirnya ditinggal sendiri. Saat ditinggal sendiri, kembang api yang tadinya sudah habis kini kembali menerangi sungai yang berada di bawah Rainbow Bridge dengan percikannya.

Tak mau ketinggalan, akhirnya Yoo Jin kembali mengambil gambar percikan-percikan kembang api itu. Ia memposisikan ponselnya ke arah Rainbow Brigde itu dan mendapatkan hasil jepretan yang cukup memuaskan.

Miracle of Accident✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang