42 - Ending

1.4K 120 19
                                    

Yoo Jin dan Jungkook berada dalam perjalanan pulang. Mereka lebih memilih berjalan kaki dengan alasan agar memiliki waktu berdua lebih lama. Jungkook perlahan meraih tangan Yoo Jin dan memasukkannya ke dalam saku blazernya. Pipi mereka merona merah, terlebih lagi untuk Yoo Jin. Sepertinya hari ini adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Keduanya tak henti-hentinya melemparkan senyum satu sama lain.

       "Jungkook-ah.." Yoo Jin menyahut, "Aku boleh tahu...alasanmu mengajakku keluar malam ini?"

       "Sepertinya kau sudah lama menahan pertanyaan itu," goda Jungkook.

       "Hm.. Entah kenapa aku tidak berani menanyakannya tadi."

       "Tadinya aku ingin menceritakan semuanya dan berniat membantumu untuk mengingatnya. Tapi kau mengejutkanku dan bilang kalau kau sudah mengingat semuanya."

       "Benarkah?"

Jungkook mengangguk.

       "Apa yang membuatmu bisa mengingatnya?"

       "Tiba-tiba aku merasakan dejavu. Aku merasa pernah merasakan suasana yang seperti tadi. Aku berusaha mengingat dan ingatanku saat berada di Tokyo muncul. Kau ada di dalamnya." Yoo Jin memperlambat langkahnya lalu menatap Jungkook.

       "Kau mengajakku ke Namsan karena sudah tahu cara mengembalikan ingatanku?" tanya Yoo Jin

       "Tidak. Aku tidak berpikiran kesana. Tapi itu tidak penting lagi karena kau sudah kembali. Kau sudah kembali menjadi Yoo Jin yang kukenal."

Di perjalanan pulang, mereka bertemu 2 orang yang mengenali Jungkook. Mereka mendekat dan memotret Jungkook maupun Yoo Jin. Yoo Jin yang melihat itu menarik topi Jungkook turun agar lebih menutupi wajah pria itu.

        "Tutupi wajahmu. Mereka terus memotret."

Bukannya menurut, Jungkook malah menaikkan kembali bagian topi depannya.

       "Biarkan mereka melakukannya."

       "Loh kok dibiarin? Nanti masuk media gimana? Aku takut merusak karirmu lagi," ujar Yoo Jin.

       "Yoo Jin, aku tidak peduli soal itu. Aku lebih tidak mau menyembunyikan hubungan kita. Biarkan semua orang tahu. Berhenti melindungiku. Kini giliranku untuk melindungimu."

       "Tidak bisa Jungkook-ah. Bagaimana tanggapan penggemar nanti?"

Jungkook memegang kedua pundak Yoo Jin dan menatap gadis itu lekat.

       "Aku sangat yakin kalau mereka akan mendukungku, mendukung kita. Aku tahu seperti apa mereka. Walau mungkin mereka tak bisa menerimanya diawal, pada akhirnya mereka akan dapat menerimanya. Percayalah. Aku tidak akan membiarkan mereka mengganggumu lagi."

Yoo Jin tersentuh dengan perkataan Jungkook. Walau ia merasa begitu khawatir, tapi ia tak akan memaksa Jungkook lagi. Dirinya akan mengikuti saja apa yang akan pria itu lakukan.

       "Baiklah aku akan mengikuti maumu."

                                      *****

Yoo Jin membuang diri di atas kasur sembari tersenyum salah tingkah. Ia membayangkan ciuman dirinya bersama Jungkook sembari memegangi bibirnya. Bibir Jungkook yang lembut dan hangat masih terasa. Yoo Jin benar-benar tidak bisa menahan senyumnya. Ia berguling-guling dan menghentakkan kaki di atas kasur.

Hal yang sama pun berlaku untuk Jungkook. Pria itu setengah mati menahan senyum saat memasuki apartemen karena ada para hyungnya di ruang tengah. Setelah masuk ke kamar, barulah ia beraksi. Jungkook meloncat ke atas sofa dan membaringkan badannya di sana. Ia segera membuka ponsel dan mengirim pesan kepada Yoo Jin.

Miracle of Accident✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang