***
SINAR matahari pagi mulai menyinari wanita muda yang sedang terlelap di ranjang putih besar. Di situ ia hanya sendirian dan tubuhnya menoleh ke kiri dalam keadaan mata terpejam.
Saat cahaya matahari pagi menyinari tepat di celah jendelanya, membuat matanya berekasi dan terbuka perlahan lalu mengamati sekitar.
Ia ingat semalam dirinya bersama Farhan bergelut selama sejam lebih. Dan itu membuat mereka saling tidak melepaskan diri dan terus melakukan hal yang membuat mereka puas. Hingga saat Amelia terbangun jam 6 pagi dan mendapati dirinya tanpa busana.
Ia terbangun dan mengeluhkan kepalanya pusing karena dirinya masih dalam proses penyembuhan setelah kecelakaan yang menimpanya.
Ia bangkit dari ranjang dan terus menutupi bagian tubuhnya dengan bed cover sampai mencari kemeja putih milik Farhan di lemari untuk dipakainya.
Pemandangan di balkon memanjakan matanya. Entah di mana suaminya itu. Mungkinkah sedang berlari di pagi hari. Sudah menjadi kebiasaannya sebagai seorang prajurit.
(Kamu makan yang ada di kulkas. Panaskan pizza kalau kamu mau.) Tulis Farhan di kertas kecil yang tertempel di kulkas.
Tanpa pikir panjang, ia mengambil boks kardus berisi pizza dan memasukkannya dalam microwave untuk dipanaskan.
Selagi pizza masih di dalam microwave, seseorang membuka pintu unit apartemen kemudian masuk dalam keadaan lusuh oleh keringat yang membasahi keningnya.
Kaos tank top birunya juga sudah basah oleh keringat dan tercetak jelas otot-otot di tubuhnya karena keringat.
"Eh, Mas Farhan," sapa Amelia menoleh saat Farhan datang dan menghampirinya.
"Mel. Sudah bangun, ya?" tanya Farhan sambil mengelap keringatnya dengan handuk kecil.
"Iya. Sudah daritadi kok. Duduklah, akan kusiapkan makanan hangat untukmu."
Amelia kembali berbalik dan berjalan ke dapur lalu berniat ingn mengambil gelas dari atas lemari. Merasa bahwa tingginya tidak sepadan dengan jarak gelas, ia tak bisa meraihnya dan membuatnya kewalahan mengambil gelas tersebut.
"Biar aku saja, Mel. Aku akan ambilkan."
Dengan sigap Farhan mengambil dua gelas mug berwarna merah jambu dan biru berukuran 250 ml.
Amelia malah canggung ketika Farhan berdiri di sampingnya mengambil gelas. Dan tak sengaja ia menghirup aroma tubuh suaminya yang bagaikan bunga. Rasanya ingin memeluk pria atletis itu sekali lagi biar dirinya puas.
"Oh iya ... mau kopi, susu, atau teh?" Amelia menawarkan untuk membuat minuman hangat pagi hari.
"Susu aja. Tapi susu cokelat," jawab Farhan lalu duduk kembali di meja makan.
"Oke."
Amelia masih menyiapkan sarapan di pagi hari juga menikmati hari pertamanya tinggal di asrama. Ia mencari-cari keberadaan susu cokelat bubuk di dapur. Ia menemukannya tepat di tengah-tengah. Dihimpit oleh wadah garam dan gula.
Amel menuangkan tiga sendok makan susu cokelat bubuk dan sesendok gula di gelas mug milik Farhan. Sementara dirinya hanya ingin teh dan tinggal mengambil racikan teh yang ditaruh di wadah kaca oval kecil.
Setelah semua sudah siap, Amelia menaruh mereka di nampan dan membawanya ke meja makan. Pukul 6.30, pasangan suami-istri itu pun menikmati minuman mereka masing-masing. Dengan Farhan yang meminum susu cokelatnya dan Amelia meminum teh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hidden Truth Love (Cinta Sejati)
Romance[Publish Ulang] * * * "Awalnya aku menganggapmu sebagai pria yang pengkhianat dan juga suka memanfaatkan orang. Tapi nyatanya ..." - Amelia Riyanti "Aku bodoh mengungkapkan sesuatu yang membuat kamu marah. Wajar saja karena kita belum saling kenal...