***
WAKTU terus berlalu, dan di asrama milik Farhan tampak selalu ada aktivitas seperti biasa. Namun sesaat setelah Farhan memberikan kabar pada dirinya lewat telepon, Amelia mulai merasakan sesuatu yang aneh. Memang sepanjang hari dirinya berkutat pada ujian. Seminggu lalu ujiannya kelar, dan dirinya tinggal menunggu kapan ia akan magang.
Di situlah, setelah dirinya bebas dari beberapa buku dan juga ujian, ia mulai merasakan sesuatu yang tidak enak pada dirinya. Entah kenapa baru kali ini setiap satu jam Amelia merasakan tenggorokannya terus kering. Dan beberapa kali ia terus bolak balik menuangkan air putih ke dalam gelas dan meminumnya. Bahkan terus beberapa kali ia melakukannya.
Dan di jam 5 sore, ia kedatangan tamu di asrama. Dan di situ pula ia kembali menyegarkan tenggorokannya karena sedari tadi tenggorokannya kering dan butuh minum.
Yuna, sahabat Amel, datang ke asrama dan memintanya untuk hang out. Karena berhubung hari Sabtu dan Amelia juga tidak ada kegiatan, mereka memutuskan untuk keluar dan menemani Yuna untuk jalan-jalan ke mall.
Selama perjalanan, Amelia sering kali bertingkah aneh. Dimulai saat dirinya memasak di pagi hari lalu ia hampir melukai jarinya dengan pisau, bahkan ia hampir saja menjatuhkan piring saat ingin mengambil makanan. Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Kenapa baru hari ini ia merasakan hal aneh?
"Mel. Kamu tak apa?"
Yuna yang duduk di samping Amel mencoba untuk menanyakan keadaannya karena sedari tadi terus melamun tanpa ada pergerakan. Mereka sedang naik taksi dan di perjalanan tak ada satupun obrolan dari mereka hingga Yuna mencoba bertanya pada sahabatnya.
"Mel. Kamu tidak apa-apa, kan?" Yuna menepuk bahu sahabatnya dan tetap saja tidak ada pergerakan. Amelia terus memandangi luar jendela. Seperti patung.
"Kamu kenapa, sih?"
Yuna terus membujuk Amelia untuk bicara.
Namun sedetik kemudian, Amelia menoleh ke arah Yuna dan mulai bicara dengannya. Tapi cara bicaranya agak sewot seperti tukang ngawur.
"Oh iya, aku kepikiran ingin makan ayam. Terus aku juga mau donat, lalu minum bubble tea. Lihat-lihat baju. Ugh, pokoknya aku mau habiskan uang yang kupunya di mall."
Yuna yang memasang ekspresi serius tampak terkejut saat melihat Amelia berbeda dari yang lain. Nada bicaranya seperti anak mall yang biasanya suka seliweran di sana. Dan begitulah Amelia saat dirinya ingin mengajak wanita itu untuk mengobrol.
"Amel, kayaknya ... kondisi kamu tampak tidak baik. Apa terjadi sesuatu?" Yuna mulai bertanya secara serius.
Amelia mulai menyadarkan dirinya dan mengatur kondisi seperti biasa.
"Yun. Soal tadi aku minta maaf. Hari ini diriku memang ada yang tidak beres. Aku ... entah kenapa aku mulai bertingkah aneh. Bahkan sejak tadi. Apa yang terjadi sebenarnya?" Ia mulai mengungkapkan yang sebenarnya pada Yuna. Dan Yuna hanya bisa memeluk sahabatnya itu dan menepuk-nepuk pundaknya. Mungkin itulah caranya untuk menghibur Amel.
***
Mereka sudah sampai di tempat tujuan, dan mereka mulai memasuki area mall dan menengok kiri kanan hanya sekadar melihat-lihat.
Yuna masih melihat kondisi Amelia yang terus menggaruk lehernya. Yuna juga bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya itu. Tidak seperti biasanya.
"Oh iya, Mel. Bagaimana kalau kita beli donat? Aku ingin makan donat cokelat di sana," ajak Yuna seraya menarik tangan Amel yang tidak bersemangat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hidden Truth Love (Cinta Sejati)
Romance[Publish Ulang] * * * "Awalnya aku menganggapmu sebagai pria yang pengkhianat dan juga suka memanfaatkan orang. Tapi nyatanya ..." - Amelia Riyanti "Aku bodoh mengungkapkan sesuatu yang membuat kamu marah. Wajar saja karena kita belum saling kenal...