Ciee update tiap hari ciee... haha
Happy reading...
Dentuman musik yang mendebarkan hati begitu menghentakkan seisi ruangan. Musik yang membuat semua orang mengangkat tangannya dan berteriak sekencang mungkin. Musik yang membuat akal sehat mereka hilang dan menggoyangkan setiap lekuk tubuhnya di atas dance floor.
Begitupun dengan Bella, dia mengangkat tangannya di bawah DJ yang memainkan musik. Bella menangis, kerlap-kerlip lampu membuat tangisannya tak terlihat. Walaupun tubuhnya bersemangat tetapi tidak dengan hatinya.
Bella memejamkan mata sambil menarik napas dalam-dalam, air mata terus mengalir membasahi pipinya. Bella tidak membuka matanya sama sekali, yang dia pedulikan hanyalah menangis sekencang mungkin.
Semua orang menari, termasuk Bella. Meskipun dia tidak tahu gerakan apa yang sedang dia perbuat saat ini, dan—tentunya semua orang yang menari mendapatkan pasangannya masing-masing.
Bukan rahasia umum lagi, jika seorang cewek seorang diri berada di atas dance floor, maka cowok-cowok akan terus menghampirinya secara bergantian.
"Sendirian aja nih?" ucap seorang cowok yang entah sudah berapa kali bertanya seperti itu.
"Pertanyaan bodoh!"
"Eits, cantik-cantik kok galak."
Bella tidak merespon, dia terus menari sambil menangis dengan mata yang tidak fokus.
"Mau di temenin nggak?" tanya cowok itu lagi, membuat Bella geram sampai ingin merobek mulutnya.
Apa mata mereka buta sampai tidak bisa melihat kalau Bella tengah menangis hebat?
Sudahlah, jika Bella mengamuk itu hanya akan menghabiskan tenaganya. Seperti biasa, jika cewek yang didekatinya tidak merespon, mereka akan pergi dengan sendirinya.
Ya, begitupun dengan cowok tersebut, dia pergi entah ke mana. Lalu musik pun berganti dengan lagu despacito yang sedikit di remix oleh DJ nya sampai membuat semua orang berteriak.
Bella memejamkan matanya lalu memeluk dirinya sendiri dan kembali menangis, rintihannya kali ini terdengar sangat kencang, dan tetap saja semua orang tidak peduli dengannya.
Tapi berbeda dengan cowok dengan wajah datar yang tengah berdiri seperti patung di atas dance floor. Sejak awal dia terus memerhatikan Bella dengan tatapan khawatir.
"Nangis yang kenceng, Bell. Gue ada di sini."
"Jangan sok kenal deh lo! Hiks..."
Cowok itu mendekat, kondisi Bella benar-benar mengkhawatirkan. Sangat rapuh dan hancur terutama dengan luka-luka lebam yang ada di tangan dan kakinya.
"Kalau lo nggak punya tempat buat nangis, harusnya lo bilang sama gue. Gue siap dengerin semuanya."
"BERISIK!!" teriak Bella sambil menutup telinganya, "Gue benci suara ini hiks...hiks... GUE BENCI!!" lanjutnya dengan gerakan yang tak karuan.
Bella menari-nari, kadang menangis kadang tertawa mengikuti irama musik yang mengisi seisi ruangan. Bahkan saat ini Bella berani membuka matanya walaupau masih samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HUJAN MENANGIS [RAIN SERIES I]
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI!! Isabella Queen, Seorang penulis terkenal yang tidak pernah tersenyum. Semua orang menyukai karyanya, tapi semua orang membenci sifatnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifatnya yang angkuh, dingin dan tak tersentuh...