"Iya, Bella. Tante mau kamu tinggal di sini."
Rasanya Bella ingin menangis saat orang asing tiba-tiba memaksanya untuk tinggal bersama. Terutama dengan kekuasaan dan apa yang mereka miliki, memaksa kehendak Bella sangatlah mudah untuk Kamila dan Andreas.
'Nick, lo di mana?' ucap Bella dalam hati. Untuk saat ini Bella benar-benar ingin Nick ada di sampingnya dan menyesali apapun yang dia katakan sebelumnya, 'Maafin gue, Nick. Tolong gue sekarang.'
Bella mundur beberapa langkah, jika saja dia bisa melewati beberapa anak buah yang ada di sini, mungkin Bella bisa kabur dan berteriak agar semua orang mendengar dan memberi ruang untuk Bella pergi dari sini.
Tapi sayang, tubuhnya kini beradu dengan seorang cowok yang tengah memegang kedua bahunya dari belakang. Bella paham betul dengan siapa pemilik kedua tangan tersebut.
"Nick?" ucap Bella sambil memutar tubuhnya yang basah.
"Lo ke mana aja?" Bella menatap Nick yang tengah melihatnya tanpa ekspresi.
"Gue takut."
Kata-kata barusan berhasil membuat Nick mengeratkan tangannya di kedua bahu Bella yang tengah bergetar. Nick tidak tahu apa yang tengah terjadi di sini, tapi tatapannya langsung tertuju pada kedua orangtuanya dengan sangat tajam.
"Nick, kita cuma mau—" ucap Andreas terpotong saat Nick mengabaikannya dan berjalan masuk ke dalam rumah sambil menuntun tangan Bella.
"Sudahlah."
Andreas mengikuti Nick dari belakang, dia pikir Nick akan membawa Bella untuk duduk di ruang tamu. Tapi ternyata dia salah, Nick malah membawa Bella untuk naik ke lantai dua dan membawa Bella ke kamarnya.
Seketika Andreas dan Kamila langsung melotot melihat kejadian tersebut.
"NICK BUKA PINTUNYA!"
"NICK, PAPA MAU BICARA. BUKA PINTUNYA SEKARANG!"
"Kamu denger Mama kan? Kita nggak ngapa-ngapain Bella, kita cuma mau Bella tinggal di sini. Ini demi keselamatannya, sayang. Kamu tahu itu," ucap Kamila di ujung pintu.
Mereka pun mengetuk-ngetuk pintu kamar Nick berulang kali. Tapi sayangnya tidak ada jawaban. Nick benar-benar menulikan telinganya dari apa yang dikatakan oleh kedua orangtuanya.
Nick lebih fokus kepada Bella yang tengah duduk di atas kasur sambil memeluk dirinya sendiri.
"Nick, gue nggak tahu mereka siapa. Mereka tiba-tiba datang entah dari mana, dan menyeret gue ke sini dengan paksa, lalu—lalu mereka minta gue tinggal di sini. Apa itu masuk akal?" Jelas Bella panjang lebar membuat Nick mengerutkan dahinya.
'Pasti mereka punya maksud tertentu' ucap Nick dalam hati sambil melihat ujung pintu.
"Nick, gue nggak mau tinggal di sini. Gue masih punya panti. Gue selalu tinggal di sana karena pendiri panti itu nyokap gue sama adiknya. Lo ngerti kan maksud gue?"
Nick mengangguk, dia tidak mungkin memaksa Bella untuk tinggal di sini tanpa alasan yang jelas. Demi keselamatan Bella? Yang benar saja, itu alasan paling tidak masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HUJAN MENANGIS [RAIN SERIES I]
Novela JuvenilUPDATE SETIAP HARI!! Isabella Queen, Seorang penulis terkenal yang tidak pernah tersenyum. Semua orang menyukai karyanya, tapi semua orang membenci sifatnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifatnya yang angkuh, dingin dan tak tersentuh...