Bella tidak tahu apa yang terjadi di antara Ayahnya dan Kamila di luar sana. Semoga saja Herman tidak menganggap Kamila itu adalah Ibunya. Karena Bella yakin seratus persen kalau dia bukan Ibunya.
Bella menatap langit yang sudah berhenti menangis, saat itu juga dia membuka ponselnya untuk memberitahu Nick kalau dia sudah pulang.
Bella:
Nick, gue udah pulang. Makasih. Karena lo, bokap gue sekarang bisa di ajak ngobrol. Walaupun belum pulih sepenuhnya, tapi itu sangat berharga buat gue.Tidak ada balasan.
Bella:
Gue minta maaf udah marah-marah sama lo.Nick:
Oke.Walau butuh menunggu waktu yanh agak lama untuk Nick membalas pesannya, Bella tetap tersenyum.
Bella:
Gue nggak bakal maksa lo buat cerita kalau itu terlalu berat. Gue ngerti, maaf gue udah egois dan selalu ingin tahu segalanya.Bella tersenyum kecil, dia masih ingat saat dulu dia sangat sulit untuk tersenyum. Tapi sekarang? Senyum itu indah, senyum itu melegakan hati dan membuat suasana jadi lebih terasa indah.
Walaupun Nick tidak membalas chatnya lagi yang pasti Bella tetap senang, dia ingin berbincang hangat dengan Ayahnya yang sudah lama tidak pernah dia sapa.
Bella, sangat merindukan itu semua.
Tapi saat Bella tengah memikirkan Ayahnya, ponselnya bergetar dan Bella langsung membukanya dengan semangat. Tapi bukan Nick yang mengirimkan pesan untuknya, melainkan Radit.
Radit:
Bella, lo baik-baik aja kan sekarang?Bella:
Iya.Radit:
Gue tiba-tiba khawatir sama lo.Bella tidak memedulikan pesan tersebut, dia kembali menatap foto Ayahnya yang sudah usang bersama Ibunya di dalam kamarnya.
Walaupun Ibunya tidak ada di sini, bersamanya. Bella tetap bersyukur bisa melihat Ayahnya kembali, bisa menyapa ayahnya kembali. Yang Bella inginkan sekarang hanyalah menghabiskan waktu bersama Ayahnya selama mungkin.
Bella mengangkat ponselnya lalu mengirimkan pesan untuk Nick. Memberitahu padanya kalau Bella tidak kecewa, apapun yang dia tidak ketahui tentang Ayahnya Bella yakin itu yang terbaik untuknya.
Bella yakin Nick melakukan semua itu dan merahasiakan segala tentang Herman hanya demi kebaikannya.
Bella:
Makasih buat semuanya, hari ini gue seneng banget.***
Bella berangkat sekolah seperti biasa dan duduk di bangku seperti biasa. Tidak ada Nick yang menjemputnya seperti kebanyakan kekasih lainnya. Bella berangkat sendiri dengan senyum yang tidak pudar dari wajahnya.
"Radit?" tanya Bella saat cowok itu dengan lancang menghampirinya dan duduk di tempat yang biasa ditempati oleh Nick.
"Yo?"
"Ngapain lo senyam-senyum?"
"Lagi seneng," balas Radit sambil mengeluarkan roti buatannya untuk Bella.
"Seneng?" tanya Bella sambil membuka roti yang ada di dalam kotak makan tersebut, banyak sekali taburan cokelat dan topping lainnya yang membuat Bella ingin segera memakannya, "Makasih," ucap Bella lagi.
"Sama-sama, Bella. Gue sama sekali nggak keberatan bikin lo seneng setiap hari."
"Ha? Maksud lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HUJAN MENANGIS [RAIN SERIES I]
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI!! Isabella Queen, Seorang penulis terkenal yang tidak pernah tersenyum. Semua orang menyukai karyanya, tapi semua orang membenci sifatnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifatnya yang angkuh, dingin dan tak tersentuh...