TRIPLE UP!! Yuhuuuu... teruskan prestasi kalian nak, saya suka hehe
Happy reading...
Nick menghentikan mobilnya di depan panti, di sana Bella turun dan dengan keadaan langit yang sudah gelap. Bella kembali menatap Nick dengan ragu.
"Ada apa?"
"Nick, apa mereka nggak akan ngejar gue lagi?" tanya Bella khawatir.
"Gue udah bilang sama mereka, kalau gue pengen lo pulang. Dan mereka ngerti."
"Nick?"
"Hmmm."
"Apa selama ini gue terlalu kasar sama lo?" tanya Bella sambil menelan ludahnya, entah apa yang ada di pikirannya sampai dia mau berbicara seperti itu.
Cowok itu tidak menjawab Bella, dia hanya menatap Bella dalam sunyi.
"Pertemuan kita kembali setelah sekian lama—mungkin nggak sebagus yang lo bayangkan." Bella menarik napas dalam-dalam lalu segera memalingkan wajahnya.
"Tapi yang harus lo tahu, gue nggak pernah berhenti buat nunggu lo pulang."
Deg
Rasanya Bella ingin pipis di celana setelah mengatakan itu dengan susah payah. Jujur memang sulit, namun rasanya melegakan.
Sampai semburat senyuman tersungging di pipi Nick. Dia mengembuskan napas lega lalu mengusap rambut Bella dengan perlahan.
"Gue tahu itu," balasnya dingin.
Bella tidak bisa berkata-kata lagi, wajahnya sudah cukup memerah. Belum kejadian tadi siang saat Nick mengatakan kalau dia merindukan Bella yang dulu, belum lagi sekarang, jantung Bella sangat berdebar kencang.
Oh, Tuhan. Perasaan apa ini? Bella sangat rindu perasaan ini, terutama saat Bella waktu kecil dulu, saat dia mengganggu Nick dan berdebar ketika sebuah jawaban keluar dari bibir Nick yang seperti patung.
Bella tidak bisa menahannya lagi, dia langsung lari dari tempat tersebut dan masuk ke dalam panti. Sementara Nick masih tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Selamat malam, Bella. Semoga mimpi indah." kata-kata penutup itu seolah menjadi akhir dari senyuman Nick.
Terutama saat Nick masuk ke dalam mobil, dia langsung memukul stir kemudi mobilnya dengan sangat kencang, amarah meluap sampai ke ujung kepalanya.
"Kenapa semuanya jadi seperti ini?"
***
Nick memarkirkan mobilnya di halaman sekolah, Bella tidak menolak ketika Nick menjemputnya tadi pagi. Bahkan Ibu panti tersebut menitipkan Bella pada Nick. Ya, mungkin ini hari pertama mereka pergi ke sekolah bersama-sama.
"Bella, lo turun duluan. Gue parkirin mobil dulu."
"Oke."
Bella datang ke sekolah sangat pagi sekolah masih sepi dan di halaman sekolah tempat dia berdiri sekarang, Bella melihat seseorang sedang membersihkan kelas.
Anastasia Mysha. Siapa yang tidak kenal dengan cewek itu? Cewek cantik yang menjadi korban bullying.
"BERSIHIN YANG BENER!"
"Iya."
"Goblok banget sih jadi orang, bukannya kita udah suruh lo buat bersihin kelas sepulang sekolah? Kenapa lo nggak lakuin?"
"Gue yang suruh dia buat pulang, Alana!" balas Iqbal. Wow, Bella tidak tahu ada skandal apa antara Ana dan Iqbal sampai setiap pagi Iqbal datang untuk membela Ana.
Cewek itu tidak menjawab, tapi yang paling menyebalkan adalah ketika cewek bernama Tasya melempar tong sampah ke dalam kelas. Sialnya, Iqbal kalah dengan pesona Alana. Dan itu yang membuat Bella geram.
Selalu saja sepeti itu, di saat Iqbal mau membela Ana Iqbal selalu tidak bisa berkutik ketika Alana memegang tangannya.
Adegan yang bagus. Dia berani membela tapi dia tidak berani membentak atau menjambak Tasya dan Alana. Bella mengembuskan napas lalu menghampiri mereka.
Matanya setajam elang menatap Tasya dan Alana, "BERSIHIN BURUAN. MALU TUH DI LIHATIN ADEK KELAS!" tunjuk Tasya pada Bella.
Seketika Bella menjambak Tasya, emosinya sudah menggebu ketika melihat pemandangan seperti ini setiap pagi.
"Woy. Lo gila ya?" bentak Alana.
"Argh! Sakit!"
"Makanya kalau nggak mau disakiti, jangan nyakitin orang lain. PAHAM?" balas Bella sambil menatap Tasya dengan tajam.
Dengan sekali sentakkan Bella mendorong Tasya sampai membentur tembok. Lalu Bella pergi begitu saja, napasnya menggebu, rasanya dia ingin menampar mulut pedas orang-orang jahat itu.
Tapi sayangnya ini masih lingkungan sekolah. Jika saja kejadian ini di luar sekolah, mungkin akan terjadi hal-hal luar biasa nantinya
"Lo berani ya kurang ajar sama gue?" bentak Tasya sambil mengangkat tangannya yang akan menampar Bella.
Plak...
Sebuah tamparan melayang, tapi tetap saja tidak terasa bagi Bella. Karena tamparan Ayahnya yang sudah ia terima selama bertahun-tahun lebih keji dari pada tamparannya barusan.
"Nggak kerasa tuh."
Tidak berhenti di situ, ember yang menampung air kotor bekas mengepel kelas pun ikut terangkat. Ember itu sebentar lagi jatuh ke hadapan Bella dan membuat bajunya kotor.
Tapi sayangnya, tidak semudah itu. Nick datang menghampiri Bella dan memutar balik arah ember tersebut.
"Jangan ganggu orang yang paling gue sayang, kalau lo nggak mau kena imbasnya!" ucap Nick sambil menjatuhkan air kotor tersebut tepat di muka Tasya.
Dan di seberang sana, Melissa mendengar ucapan Nick, bahwa Bella adalah orang yang Nick sayang. Dia mengepalkan tangannya lalu menatap tajam Bella sambil berlalu menuju ke kelasnya.
Love you readers...
Btw ada yang mau ditanyain?
Instagram: ekaaryani01
Thankyou💕
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HUJAN MENANGIS [RAIN SERIES I]
Ficção AdolescenteUPDATE SETIAP HARI!! Isabella Queen, Seorang penulis terkenal yang tidak pernah tersenyum. Semua orang menyukai karyanya, tapi semua orang membenci sifatnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifatnya yang angkuh, dingin dan tak tersentuh...