Bella duduk di dalam kelas, jantungnya terus berdebar tak karuan. Bahkan pelajaran pun tidak fokus karena memikirkan kejadian barusan.
Orang yang gue sayang katanya? Tapi-tidak semudah itu. Tidak mungkin seseorang yang sudah lama tidak bertemu bisa kembali merasakan hal yang dulu sudah sirna.
Tidak mungkin.
Jangan terlalu berharap, Bella. Tapi-Bella tidak bisa berbohong, kalau dia sangat menginginkan Nick untuk mengulangi apa yang dia katakan barusan.
"Tumben lo peduli sama orang lain tadi pagi," bisik Nick pelan agar tidak terdengar oleh guru yang sedang mengajar.
"Cuma kasihan aja."
"Kasihan itu termasuk peduli, Bella."
"Gue nggak peduli, gue cuma nggak suka cara mereka keroyokan nindas orang."
Nick mengangguk pelan tanda kalau dia mengerti, menurut gosip yang beredar dan sering Nick dengar dari anak-anak kelas. Bella adalah orang yang cuek dan tidak peduli dengan perasaan orang.
Tapi barusan? Dia bahkan tidak takut di tampar kakak kelas demi membela cewek yang di bully temannya.
Dan itu semua membantah gosip-gosip yang beredar. Bagi Nick, bukan Bella yang tidak peduli, tapi mereka saja yang tidak tahu bagaimana Bella sebenarnya.
"Pipi lo masih sakit?"
"Nggak."
"Oke."
"Bu, waktu pelajaran sudah habis," ucap Fikri sambil mengangkat tangannya, dia seperti alarm saat bel pergantian kelas tidak berbunyi.
"Oh udah beres ya? Ya sudah," balas Bu Lina dan langsung merapikan buku-bukunya yang ada di meja.
Anak-maklum bersorak lalu ketua kelas maju ke depan kelas untuk memberikan pengumuman.
"Jadi nanti kita bakal ada rekreasi, biasa kelas sebelas penuh dengan rekreasi," ucap Raihan bersemangat.
"Nah menurut hasil keputusannya, kalau ke dunia fantasi udah pada sering kan? Nah sekarang kita ke-"
"Ah paling lihat Candi. Bener kan?"
"Bukan-bukan, tenang dulu." lerai Raihan saat semua orang saling bertanya-tanya mengenai lokasi rekreasi.
"Sekarang kita ke pantai gengs!"
"BALI? LOMBOK? RAJA AMPAT? APA HAWAII?"
"Ya, yang deket-deket aja."
"Yahhhh..." mereka mulai tidak bersemangat kembali.
"Tapi santai, malemnya kita bakal ngadain api unggun loh."
"Yahhhh..."
"Di tambah hiburan-hiburan lainnya."
"Yahhhh..."
Sementara siswa-siswi lain saling bergemuruh, Bella menatap Nick yang ada di sampingnya, cowok itu menyadarinya dan membalas tatapan Bella. Spontan Bella memalingkan wajahnya karena malu.
Dan terjadi lagi...
Bella sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menghindari tatapan Nick. Yang pasti saat Melissa duduk di meja mereka itu sudah cukup untuk mengalihkan perhatian Bella.
"Nick, lo mau duduk samping gue kan?"
"..."
Bella mengembuskan napas lalu membuka ponselnya yang penuh dengan notif instagram.
"Nick, kalau lo duduk samping gue lo nggak bakal repot mikirin makanan."
Nick menggeser meja agar menjauhkan Melissa dari wajahnya. Apa dia pikir Nick tidak mampu untuk membeli makanan? Apa semiskin itu Nick di hadapannya?
"Lo mau kan temenin gue beli persiapan buat rekreasi? Eh, tenang aja. Lo nggak usah repot-repot mikirin kendaraan, karena gue punya motor gede loh."
Dan melihat reaksi Nick yang mengerutkan wajahnya Bella tersenyum tipis. Meskipun sangat tipis tapi Nick mampu menangkapnya. Ya, sepertinya Bella senang Nick menderita.
"Nick, gimana?" tanya Melissa lagi.
"..."
"Nick?"
"..."
Bella mulai bosan, dia berdiri dari kursinya lalu bergegas untuk ke kantin. Hari ini dia tidak membawa bekal, jadi dia harus membeli makanan di luar. Entah apa yang akan dikatakan Melissa pada Nick. Bella tidak peduli.
Tapi saat Bella mau melangkah keluar dari kelas, Melissa menahan tangannya dengan lancang dan langsung Bella tepis secara kasar.
"Apaan sih pegang-pegang!" ucap Bella kasar, seperti biasanya dan anak kelas sudah tidak kaget lagi.
"Bella, sekali-kali gabung sama kita yuk?" tanya Melissa membuat semua anak kelas kesal.
Untuk apa mengajak Bella? Cewek ketus yang tidak peduli sesama. Untuk apa mengajak Bella? Cewek kasar berhati keras yang tidak punya belas kasihan.
"Mellisa, udah sini aja."
"Mell, dari pada lo yang sakit hati mending duduk bareng kita!"
Anak-anak kelas terus meneriakinya, sementara Bella kembali memutar bola matanya, tidak peduli dengan apa yang mereka sema ucapkan.
"Bella juga temen kita kan? Kalian nggak boleh jahat!" bentak Melissa pada teman-temannya.
"Melissa terlalu baik emang."
"Bisa nggak sih, Mel. Lo jadi orang jangan terlalu baik?"
"Kalian ini, aku biasa aja kok," balas Melissa sambil tersenyum ramah.
Bella berdecak kesal, basa-basi apaan itu? Orang bodoh mana yang mau mengatakan kalau Melissa itu baik? Sudah jelas dia hanya mencari muka dan menjatuhkan Bella secara terang-terangan.
Sayangnya Bella tidak peduli sama sekali.
Saat Bella mau melangkah keluar kelas Melissa kembali menahannya dengan sekuat tenaga, dia sangat berharap Bella mau berputar balik dan mendengarnya walau hanya sebentar.
"Bella, lo mau kan duduk bareng gue pas acara rekreasi nanti? Soalnya Nick nggak enak mau duduk bareng gue, dia pasti mau bareng anak cowok lain," ucap Melissa membuat Nick mengepalkan tangannya.
Love you readers...
Btw ada yang mau ditanyain?
Instagram: ekaaryani01
Thankyou💕
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HUJAN MENANGIS [RAIN SERIES I]
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI!! Isabella Queen, Seorang penulis terkenal yang tidak pernah tersenyum. Semua orang menyukai karyanya, tapi semua orang membenci sifatnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifatnya yang angkuh, dingin dan tak tersentuh...