UPDATE SETIAP HARI!!
Isabella Queen, Seorang penulis terkenal yang tidak pernah tersenyum. Semua orang menyukai karyanya, tapi semua orang membenci sifatnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifatnya yang angkuh, dingin dan tak tersentuh...
Bella kali ini benar-benar ketakutan, dia bahkan tidak berani menatap Nick lagi.
"Apa yang barusan lo denger, Bella. Bilang sama gue semua yang lo denger!" ucap Nick dengan napas yang menggebu seolah siap menghancurkan tembok sekalipun.
"Gue baru datang, Nick. Jangan salah paham."
Nick tidak menjawab, matanya menatap Bella penuh luka. Dia bahkan hampir tidak bisa bernapas kalau Bella mendengar semuanya.
"Gue cuma denger kalau lo..." Bella menarik napas sejenak, "Kalau lo sayang sama gue, udah, itu aja."
"..."
Bella memalingkan wajahnya, dia baru pertama kali melihat Nick yang penuh dengan amarah, dia baru pertama kali melihat Nick mengepalkan tangan ke arahnya. Sungguh, apa yang terjadi? Apa yang barusan Bella dengar adalah sebuah kesalahan?
Kenapa Nick harus memberikan tatapan itu, rasanya... sakit. Seolah ada yang tergores di balik dadanya.
"Nick, gue takut. Jangan tatap gue kaya gitu."
Nick mengerjapkan matanya beberapa kali lalu memalingkan wajahnya. Dia menarik napas dalam-dalam. Benar, Bella tidak mendengar apa-apa. Kalau Bella mendengar semuanya mungkin dia sudah menangis saat ini.
Nick mengulurkan tangannya, berniat untuk menuntun Bella kembali ke kamarnya. Tapi bukan menerimanya, Bella malah menepis tangan Nick dengan kencang.
"Gue nggak suka, Nick. Tatapan lo barusan itu sama dengan tatapan yang sering bokap gue perlihatkan."
"Bella..."
"Gue nggak mau lihat itu lagi!"
Nick merunduk, kali ini dia tahu kalau dia sudah keterlaluan. Awalnya dia hanya tidak terima dengan keadaan yang harus memaksanya seperti ini. Di tambah dengan orangtuanya yang terus mengoceh tak karuan membuat hatinya penat.
Lalu Bella sebagai orang pertama yang dia lihat menjadi pelampiasan sebagai rasa takut dan amarah yang bertumpuk.
"Bella, gue minta maaf. Gue cuma takut kalau lo denger semuanya."
"Apa yang salah, Nick? Lo barusan cuma ngungkapin perasaan lo, apa segitu salahnya sampai gue nggak boleh denger itu semua?" balas Bella tidak terima.
"Oh atau mungkin orangtua lo nggak restuin kalau lo suka sama gue karena gue cuma cewek keras kepala yang berasal dari keluarga biasa?"
"Bella, sekarang lo yang salah paham!"
Bella menggelengkan kepalanya beberapa kali, dia tidak terima kalau dia yang di salahkan. Tidak mungkin kalau dia salah paham. Nyatanya memang seperti itu.
"Di mana letak gue salah paham? Bukannya barusan lo bilang lo bakal bertahan apapun yang terjadi? Dan bokap lo juga bilang kalau nyokap lo—"
"Bukan kayak gitu, gue bisa jelasin saat lo tenang."
Bella terdiam untuk beberapa saat, dia menarik napas panjang lalu menatap Nick. Dari tatapan matanya Bella sangat tahu kalau Nick sedang terluka.
Kenapa begitu tidak adil. Di saat Nick tahu semua yang Bella rasakan, tahu betapa perihnya hidup menjadi seorang Bella. Tapi Nick justru sebaliknya, dia menyembunyikan yang dia rasakan dari Bella.
Ini tidak adil. Bella juga ingin tahu apa yang ada di pikiran dan hatinya. Bella ingin tahu semuanya. Lalu apa yang harus dia lakukan?
"Apa lo sayang kan sama gue?"
"Lo udah tahu jawabannya, Bell. Berbeda dengan lo yang terus berpaling."
"Berpaling lo bilang? Gue cuma nggak mau lo tahu gimana Bella sekarang, gue juga nggak mau lo masuk ke dalam penderitaan yang gue rasain!"
Ya, Bella tidak bisa mengelak kalau sampai saat ini tidak ada yang mampu menggeser posisi Nick di hatinya. Di saat semua orang pergi Nick tetap bertahan, di saat semua orang benci dan takut padanya, Nick tetap menggenggam tangannya.
Sial. Bella tidak bisa menahannya lagi.
"Iya, Nick. Gue sayang sama lo. Gue nggak pernah bisa lupain kenangan kita saat kecil, saat gue masih bisa ketawa seperti cewek lainnya, saat kita selalu bersama, saat lo mengabaikan gue dan gue nggak pernah nyerah buat nyari perhatian lo. Gue inget itu semua!"
Bella berusaha menahan tangisannya, matanya yang merah membendung tumpukan air yang berusaha keluar dari pelupuk matanya.
"GUE SAYANG SAMA LO, PUAS!!"
Bella memukul dada Nick beberapa kali karena melihat cowok itu hanya memasang wajah kaget tanpa ekspresi. Lihat, sekarang Bella sudah mengungkapkan perasaannya, lalu kenapa dia masih diam saja?
"Nick, kenapa lo diem aja? Lo nggak mau ngomong sesuatu? Atau memang orangtua lo nggak suka sama gue?"
Sialan, Nick malah diam seperti patung. Seolah tidak mendengar apa yang Bella ucapkan barusan. Bella kembali memukul dada cowok itu dengan kesal.
"DASAR COWOK BRENG—"
Tanpa menunggu aba-aba lagi, Nick langsung menarik Bella ke dalam dekapannya dan mencium bibirnya dengan lembut.
Tubuh Bella rasanya ingin runtuh, jantungnya terus berpacu kencang. Nick memulai serangan tanpa peringatan sama sekali.
Nick tersenyum saat dia melepaskan Bella, mata mereka saling beradu untuk beberapa saat.
"Lo tahu, kata-kata itu yang udah gue tunggu, makasih Bella."
Mereka berdua tersenyum sipu untuk beberapa saat tanpa tahu ada Andreas dan Kamila yang sudah memperhatikan mereka sejak awal.
Love you readers...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.