5. Semua Cowok Sama Saja

148K 12.7K 899
                                    

Maaf agak lama update nya hehe buat next chapter aku mau 300 komentar yaaaa biar tambah semangat😘

Happy Reading...

Bella pergi menjauh dari Nick, cowok super kepo dan selalu ingin tahu urusan orang lain. Bella pergi ke sebuah taman, dia tidak mau pulang ke rumah pada sore hari, dia tidak mau. Dia terlalu takut untuk bertemu dengan seluruh penghuni rumah.

Luka lama juga masih belum pulih, kenapa harus menambah luka lagi?

Bella berjalan sambil memeluk dirinya sendiri yang basah kuyup. Dia tidak peduli dengan penampilannya, karena memang Bella selalu basah setiap hujan datang. Dia berjalan menyusuri himpitan jalan kecil yang curam, setelah jalan yang begitu panjag pada akhirnya Bella menemukan gubuk tua yang luas, tempat di mana Bella selalu berteduh.

Gubuk tua dengan halaman hijau yang luas yang dihuni oleh anak-anak yatim piatu. Bella tersenyum saat anak-anak itu meneriaki namanya dengan riang, senyum tulus yang tidak pernah Bella perlihatkan pada siapapun.

"Kak Bella!"

"Kak Bella!"

"Kak Bella!"

Mereka semua melambaikan tangannya, dengan mata bulat yang indah mereka langsung menyiapkan tempat duduk dan juga baju ganti untuk Bella.

"Eh nggak usah repot-repot."

"Nggak repot kok, udah biasa. Kak Bella pasti basah kuyup tiap datang ke sini."

Ada juga seorang anak yang memberinya teh hangat. Bella merasa tersambut, kedatangannya kemari membuat suasana hatinya lebih baik.

"Kak Bella nanti sakit loh hujan-hujanan terus," ucap Feby salah satu anak panti yang memberinya teh hangat.

"Udah biasa kok."

Bella menyeruput teh nya lalu anak itu berkacak pinggang dengan wajah tak suka.

"Tapi tetep aja Kak Bella bisa sakit!"

"Nggak sakit kok."

"Ah kak Bella ngelawan terus."

Bella tertawa melihat Feby merengek karena tidak suka dia hujan-hujanan. Padahal dia tidak tahu, hujan adalah temannya yang sangat peduli dan tahu apa isi hatinya yang terdalam.

Tak lama wanita paruh baya muncul sambil tersenyum manis padanya, dia adalah pemilik panti tua ini, yang tak lain adalah tantenya sendiri.

"Bu Laila," ucap Bella sambil menjabat tangannya.

"Bella, udah makan?" Bella menggeleng lalu anak-anak bersorak gembira.

"Kita juga belum makan, ayo kita makan bareng-bareng."

Mereka masuk ke dalam gubuk tua tersebut bersama-sama diiringi rasa gembira, tanpa sadar ada yang sedang mengawasi mereka dari kejauhan.

***

Malam hari yang sangat tenang, tumben sekali hujan tidak turun. Bella sedang menulis cerita untuk bab berikutnya dengan laptop yang seadanya.

Bella menulis segala sesuatu yang ada di kepalanya, dengan kata-kata puitis yang mencurahkan isi hatinya, kata-kata kerinduan yang amat sangat besar. Ya, kerinduan pada Ibu kandungnya yang pergi meninggalkan Bella entah ke mana.

KETIKA HUJAN MENANGIS [RAIN SERIES I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang