"Boleh gue peluk lo?" tanya Nick membuat Bella tercekat.
"Gue pengen lo nangis dipelukan gue, Bella. Gue juga pengen bisa nenangin orang yang gue sayang. Kalau gue perlu sakit buat lihat lo senyum, gue rela."
Bella tercekat mendengar pernyataan Nick. Ya, orang yang dia sayang. Dan Bella yakin dia tidak salah mendengar, pertanyaan itu dia dengar berulang-ulang kali.
Apakah menurutnya hati Bella akan mudah luluh? Tidak. Bagaimana mungkin Bella percaya pada orang asing yang baru datang kembali mengganggu hidupnya.
"Lo pikir gue bakal percaya kalau lo sayang sama gue?" tanya Bella sambil memalingkan wajahnya kecewa.
"Gue nggak minta lo buat percaya, gue cuma mau lo tahu perasaan gue, itu aja."
"Lo pembohong, Nick. Kita baru ketemu lagi setelah sekian lama, nggak mungkin lo punya perasaan sama gue!"
Nick mengembuskan napas panjang lalu menatap Bella dengan lembut untuk menghilangkan keangkuhannya.
"Kalau gue bohong udah dari awal gue tinggalin lo."
Bella menggelengkan kepalanya tidak percaya. Nick yang melihat reaksi Bella langsung memegang kedua pipinya dan membuat Bella berhenti. Mereka saling berpandangan untuk beberapa saat.
"Bella, gue sayang sama lo. Itu alesan gue kembali ke sini. Itu juga alesan gue masih bertahan di sisi lo sampai detik ini."
Bella tidak menjawab Nick dia hanya menangis dan terus menangis. Kenapa sampai saat ini dia masih belum bisa memercayai orang lain? Bahkan pada anak kecil yang lemah seperti Karin pun Bella tetap tidak bisa memercayainya.
Bella takut jika keputusan yang dia ambil hanya akan membuat hatinya goyah dan malah berbalik arah menyakitinya.
Di sisi lain, Nick menarik tubuh Bella tanpa izin lalu memeluknya. Lagi dan lagi. Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menenangkan Bella. Satu hal yang harus Bella tahu, bahwa bukan hanya hujan yang mampu meredakan tangisnya. Tapi dirinya lebih dari bisa menenangkan Bella.
"Izinin gue buat bisa bahagiain lo, Isabella."
***
Nick membuka ponselnya, di sana ada Ibunya yang terus menelpon dan mengirimkan pesan. Meminta Nick agar mau membawa Bella kembali ke rumahnya.
Bagaimana Nick mau menerima permintaan itu? Bella sama sekali tidak bahagia, dia sangat tertekan. Di sisi lain, Nick juga belum siap kehilangan semuanya.
"Nick, maaf kalau gue selalu kasar selama ini," ucap Bella sambil merundukan kepalanya.
Nick tersenyum miris.
"Maaf juga kalau selama ini gue nggak ada di sisi lo dan buat lo nahan semua ini sendirian."
"Gue seneng lo mau ngomong panjang sekarang."
"Dan gue lebih seneng lagi kalau lihat lo senyum," balas Nick membuat Bella kembali membisu.
Bella menelan ludahnya sambil menatap jalanan yang dipenuhi oleh genangan air hujan. Ya, akan dia usahakan untuk menjadi orang yang lebih baik. Tapi yang membuat Bella terganggu adalah ponsel Nick yang terus berdering.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HUJAN MENANGIS [RAIN SERIES I]
Fiksi RemajaUPDATE SETIAP HARI!! Isabella Queen, Seorang penulis terkenal yang tidak pernah tersenyum. Semua orang menyukai karyanya, tapi semua orang membenci sifatnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifatnya yang angkuh, dingin dan tak tersentuh...