Happy reading...."Bella, kamu lupa? Ada satu permainan yang harus kamu ikuti. Dan kamu nggak bisa lari kemanapun."
Bella menepis tangan Kamila, dia tidak peduli dengan permainan paksa yang Kamila berikan, Bella tidak pernah menyetujuinya dan Bella tidak mau menerima perintah orang lain.
"Apaan sih," balas Bella risih.
"Maaf..."
Kamila merunduk sambil memeluk tubuhnya, kemudian Bella berhenti. Apakah dia terlalu kasar?
"Tante nggak papa?" tanya Bella kembali duduk di sampingnya.
"Oke, Tante nggak bakal bilang ini sebuah permainan, tapi ini seperti—minta tolong."
Bella memutar bola matanya lalu mengembuskan napas. Bella tidak punya pilihan selain mendengarkan apa yang Kamila mau. Jika permintaannya aneh, Bella tinggal langsung pergi meninggalkannya, it's simple.
"Ada apa?"
"Tolong suruh anak buah Tante buat pergi, dan bilang kalau Tante aman bersama kamu."
"Maksudnya?" sebenarnya Bella tidak perlu bertanya dua kali karena dia sudah mengerti apa yang diinginkan oleh Kamila. Tapi... kenapa harus aman bersama Bella? Jelas yang Bella inginkan adalah sendirian, bukan bersama wanita yang tidak jelas.
"Bella, tolong..." ucapnya lemah seolah benar-benar membutuhkan pertolongannya.
Bella mengembuskan napasnya, sepertinya baru kali ini dia menyesal telah pergi meninggalkan Nick. Dan satu lagi, entah kenapa Bella tidak bisa menolak permintaan Kamila.
Seperti ada yang mendorongnya untuk melakukan apa yang Kamila mau. Baiklah, mungkin hanya kali ini Bella akan melakukan permintaannya, dan ini yang terakhir.
***
Hujan pun datang, rintik air yang semula kecil lambat laun menjadi gemuruh hujan yang besar dan membuat basah sekujur tubuh Bella dan juga Kamila.
Mereka tidak berada di tempat duduk yang semula. Saat ini mereka berada di sebuah tempat yang sepi dan penuh dengan pepohonah dan jauh dari kebisingan.
Kamila tiba-tiba saja menangis, seperti orang gila, lebih tepatnya Kamila lebih gila dari Bella jika hujan datang. Seolah rasa sakit yang dia rasakan lebih besar dibandingkan dengannya.
Bella melihat tangan dan kakinya yang mulus, tidak ada bekas luka apapun, semuanya mulus. Tidak sepertinya. Lalu kenapa dia menangis?
"Bella, karena kamu sudah menolong Tante, izinkan Tante buat tolong kamu."
"Tante kenapa? Kenapa Tante dari tadi pengen tolong Bella?"
"Bella, Tante mohon..."
"Nggak, Tante. Maaf. Bella bukan orang yang harus dikasihani."
"Tante cuma mau tolong kamu."
"Dan Bella nggak mau, jadi jangan maksa!"
Kamila tercekat mendengar perkataan Bella yang sangat tinggi. Dia kembali merunduk sambil menerima hujan yang mengguyur tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HUJAN MENANGIS [RAIN SERIES I]
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI!! Isabella Queen, Seorang penulis terkenal yang tidak pernah tersenyum. Semua orang menyukai karyanya, tapi semua orang membenci sifatnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifatnya yang angkuh, dingin dan tak tersentuh...