Kamila memeluk Bella sangat erat sampai membuatnya sesak. Tapi Bella berusaha meredam emosinya, dia menarik napas dalam-dalam lalu membalas pelukan Kamila dengan senyuman yang terpancar di wajahnya.
Senyumannya kali ini terlihat sangat tulus dan memesona, membuat Nick memalingkan wajahnya, tak kuasa menerima kenyataan yang akan dia hadapi.
"Maafin Bella ya, Ma. Kalau pertemuan kita kemarin buat Mama sedih."
Kamila tercengang, dia tidak mampu berkata apa-apa saat Bella memanggilnya Mama. Dia melepaskan pelukannya lalu meremas kedua bahu Bella dengan erat.
"Mama?" tanya Kamila memastikan.
Bella mengangguk pelan, tidak tahu kenapa dia teringat ucapan Kamila yang ingin memanggilnya dengan Mama dan terus Bella bantah saat pertemuan pertama mereka.
Ya, jika untuk membuat orang lain merasa bahagia, kenapa tidak? Bella rasa kesehatan Kamila sedang turun sekarang.
"Ma, Bella harus istirahat dulu," ucap Nick berusaha melerai karena dia sangat tahu kalau Bella kelelahan sejak tadi.
"Ya, ini udah malem. Kalian harus istirahat, besok kan sekolah." Kamila setuju.
"Tadi juga udah hujan-hujanan," lanjut Nick.
"Bella hujan-hujanan?" tanya Andreas heran, "Sama dong kaya Kamila, dia juga selalu semangat kalau hujan turun."
"Bella udah tahu kok."
"Ya sudah, sekarang istirahat dulu."
Semuanya mengangguk dan mempersilakan Bella untuk istirahat. Nick menuntun Bella untuk masuk ke dalam kamar tamu, tepat di samping kamar Nick.
Bella menengok ke belakang, ternyata kedua orangtua Nick tidak mengikuti mereka, kamar mereka ada di bawah, entah kenapa hanya Nick yang ada di kamar atas.
"Selamat istirahat, Bella."
"Tunggu!" Bella memegang tangan Nick saat cowok itu akan masuk ke dalam kamarnya.
"Lo nggak papa kan?"
Bella kini khawatir, Nick sama sekali tidak tersenyum, dia malah terlihat pucat dengan mata sayup seperti sedang menahan luka.
"Kalau lo ada apa-apa, lo bisa cerita sama gue."
Nick lalu tersenyum, mengalihkan luka meradang yang ada di hatinya. Ya, dia harus memperlihatkan kepada Bella kalau dia tidak apa-apa, kalau dia bahagia bisa melihat Bella sepanjang waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HUJAN MENANGIS [RAIN SERIES I]
Fiksi RemajaUPDATE SETIAP HARI!! Isabella Queen, Seorang penulis terkenal yang tidak pernah tersenyum. Semua orang menyukai karyanya, tapi semua orang membenci sifatnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifatnya yang angkuh, dingin dan tak tersentuh...