Dokter Vivi memeriksa Azkiya ,
Dan ternyata Azkiya mengidap Anemia.
Azkiya hanya terdiam dan diam, mendengar bahwa selama ini dirinya adalah seorang pengidap anemia.Azkiya awalnya tidak percaya "apa maksud dokter? Kata ibu aku baik baik saja. Aku mohon dokter jangan bercanda ini bukan main main dokter,"
Dokter itu menyuruh agar Azkiya tabah dan sabar, dan dokter juga menyarankan ketika Azkiya pusing maka dia harus periksa ke dokter.
Lalu dokter itu langsung pergi meninggalkan Azkiya di kamar periksa. Sedangkan Azkiya masih sedih, ternyata dia mengidap Anemia.
Sementara itu Egi memberi pesan untuk Azkiya agar kembali ke parkiran sekarang juga. Azkiya pun pergi meninggalkan ruangan itu, dan menghampiri Egi diparkiran.
Azkiya masuk kedalam mobil dan memegang tangan Egi yang telah diperban "Harusnya kau tidak seperti ini," ucapnya, Egi hanya mengangguk dan bicara "iya ratuku, ratu sejatinya. Kau darimana saja tadi?"
Azkiya berbohong kepada Egi , dia mengakui bahwa dia habis dari toilet dan salah jalan jadi lama. Egi menertawai Azkiya,
Setibanya mereka berdua didepan gerbang rumah Azkiya , Egi meminta maaf atas kencan pertamanya yang mungkin membuat Azkiya khawatir dan takut. Azkiya memaafkan dan berterimakasih atas waktunya dan juga mengucapkan GWS pada Egi .
Lalu Azkiya menuju rumahnya dan dia tidak menemui ibunya diruang tamu, biasanya pukul 22.00 ibunya masih stay mengerjakan beberapa proposal kantornya, tetapi lain dengan hari ini.
Akhirnya Azkiya memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya.
Dan dia masih memikirkan penyakitnya itu, "Ibu bilang aku baik baik saja, bagaimana mungkin aku mengidapnya? Tetapi kalau tidak mengidap kenapa aku setiap saat merasa pusing tidak karuan?,"
Sambil melihat ponselnya dia teringat akan ayahnya yang dinas diluar kota, "oh aku akan tanyakan pada Ayah soal ini,"
Dia menelfon ayahnya dan terputus mungkin sedang sibuk. Sedangkan ibunya entah kemana mungkin saja menghindar dari azkiya ? Atau....Azkiya sangat sebal hari ini. Dimana pusing itu datang lagi dan ditambah dengan mimisan, entah kemana lagi dia harus curhat.
Azkiya teringat buku diary yang menjadi kado di hari ulang tahunnya dari Ibu. Dia teringat kata kata ibunya "Jika harimu tidak menyenangkan kau bisa menulis semua unek unek didalam diary ini sayang,"
Pena telah diambilnya saatnya Azkiya curhat tentang semua rasanya :
Dear diary
Sabtu,12/4/2017 : 22.45Mengapa semua ini terjadi? Padahal aku tidak menginginkan semua ini? Apa artinya aku adalah seorang pengidap anemia? Dan dimana ibu ? Aku ingin bertanya padanya bahwa apa yang dikatakan dokter itu bohong. Aku tidak mengidap Anemia , aku hanya kelelahan saja makanya aku pusing dan aku mimisan hanya karena kondisi yang tidak stabil.
Aku mohon jangan seperti ini, aku sudah bahagia hidup tanpa penyakit dan kini mulai muncul sedikit demi sedikit.
Dan jika semua benar kenapa ibu,ayah tidak memberitahuku bahwa aku mengidap Anemia ? Mengapa? Aku sangat sedih, ternyata kencan pertamaku adalah seperti akhir dari hidupku. Aku takut....
Mengapa ? Mengapa terjadi padaku?
Dimana orang orang yang kusayang malam ini?#sadnight:(
-AzkiyaItulah diary yang Azkiya tulis, semoga ibunya membacanya.
Lalu Azkiya tertidur...
.
.Pukul 23.15, Ibunya pulang dari kantornya, karena lembur. Dia melihat high heels yang tadi Azkiya pakai, dan langsung menuju kamar Azkiya . Disana ibunya melihat anaknya tertidur pulas, dan dia melihat ada buku diary dan pena diatas meja belajar Azkiya. Hal itulah yang membuat ibu Azkiya masuk kedalam kamar Azkiya.
Dibacalah buku diary tersebut...
Setelah membaca diary itu, ibunya mengeluarkan air mata dan mulai menangis. Lalu ibunya juga melihat didalam tas cangklong Azkiya terdapat tisu yang berlumuran darah, mungkin itu bekas mimisan tadi .
Ibunya hanya bisa menatap Azkiya yang lemah, dan teringat kata dokter ketika memeriksakan Azkiya yang dulu hampir tiada di dunia ini. "Jika di usianya yang remaja merasakan pusing,lelah yang berarti,dan mengeluarkan darah maka berhati hatilah. Dia bisa tiada di dunia ini," ucap dokter waktu itu.
Jadi dulu sewaktu Azkiya masih SD kelas 3 anemianya kambuh dan dia hampir meninggal karena kondisinya yang sangat lemah, tetapi terselamatkan karena ada seseorang yang mendonorkan darah untuk Azkiya.
Ibunya hanya bisa bersedih dan tidak tau harus bagaimana , Azkiya sudah mengetahuinya.
Ketika sedang menangis dikamar Azkiya, darah keluar perlahan dari hidung Azkiya lagi "Ya Ampun, mengapa ini semua terjadi?," Langsung diambil tisu dan dielapkan pada hidung Azkiya.
"Apakah kebahagiaan putriku akan kandas,?" Pertanyaan yang muncul dari benak ibunya.
Lalu ibunya tidur disamping Azkiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu berkelanjutan
RomanceHy namaku Azkiya, aku kelas X SMAN jurusan IPA. Dahulu aku punya masa lalu yang membuatku trauma akan mengulang hal cinta, hingga akhirnya aku bertekad untuk menjaga perasaan jangan sampai terpengaruh, terusnya baca sendiri ya✌ aku harap ceritanya...