Bertemu Rian

26 10 0
                                    

Pagi hari yang cerah, Azkiya bangun pagi.
Karena Egi adalah alarm terbaiknya.
Tepat pukul 05.00,  lalu mereka menelfon.
Seperti biasa.

Setelah itu Azkiya belajar sebentar dan menyiapkan buku dan alat tulisnya.
Setelah menyiapkan buku, dia merapikan kasur yang berantakan.

Lalu ke kamar mandi untuk mandi.
Setelah siap dia seperti biasa turun untuk sarapan, tapi kali ini hanya ada roti dan selainya saja.

Karena ibunya sakit, jadi hanya sarapan seadanya.
"Bu, masih sakit? Apa perlu nanti Azkiya antar ibu ke Rumah sakit?" Tanya Azkiya.
"Tidak usah, ibu tidak suka minum obat banyak. Jadi cukup menggunakan minyak angin saja." Tolak ibunya.

Akhirnya mereka melanjutkan sarapannya.
Azkiya memperhatikan ibunya yang sedang pusing,

Azkiya berniat untuk tidak sekolah hari itu. Tapi niatnya dihalang oleh ibunya, jadi dia tetap harus sekolah.

Setelah selesai sarapan, Azkiya pamit berangkat kesekolah dengan menyalimi tangan ibunya.
"Azkiya berangkat dulu Bu," pamitnya.
"Hati hati, pulang tepat waktu" pinta ibunya.

Sopir Azkiya habis mengopi langsung gaspol mengantar azkiya ke sekolah.
"Pulang jamber neng ntar?" Tanya supir.
"Kurang tau loh pak. Nanti Azkiya kabarin bapak aja ya, biar ga lama nunggu " jelasnya.

Sampai didepan gerbang sekolah, Azkiya langsung turun dan menuju kelasnya.
Di tengah lorong ada seseorang yang memanggilnya. "Azkiya...."

Azkiya mencari orang yang memanggilnya, lalu munculah Rian di depannya.
"Dooooorrrr!"
"Ih ka Rian selalu aja ngagetin Azkiya." Rengeknya.

Rian menatap mata Azkiya, tapi mata Azkiya langsung refleks menghadap ke arah Egi.
"Rian. Ngapain Lo Deket Deket cewe gue." Egi
"Gue cuma mau bilang itu di rambutnya ada kotoran." Rian sambil mengusap kepala Azkiya.

Egi otomatis menampar Rian yang kurang ajar pada Azkiya.

PLAK !!!
"Maksud Lo apa beraninya nyentuh kepala pacar gue?!" Seru Egi.
Lalu azkiya menatap Egi , untuk berhenti bertengkar.

"Eh, lu si cowonya ga becus. Di rambutnya ada kotoran daun." Jelas Rian.
"Ya Lo jangan seenaknya ngelus ngelus kepalanya." Cemes Egi.

Akhirnya mereka berkelahi lagi...
Azkiya langsung melerai mereka. Tapi malah Azkiya yang terpental gara gara dorongan dari Egi.

Hidungnya berdarah,
Hal ini membuat Egi langsung berhenti untuk berkelahi. Dan langsung mendekati azkiya.

"Aaaaa, sakit." Dengus azkiya.
"Azkiya! Maafin gue maafin gue. " Pinta Egi.
Azkiya langsung bangun dan memerintahkan mereka untuk tidak saling berkelahi karenanya lagi.

Rian hanya bisa melihat prihatin kondisi Azkiya yang mimisan saat ini.
"Azkiya maafin gue juga. Gue janji ga bakal berkelahi sama Egi, dan gue janji ga deketin Lo lagi." Keputusan Rian.

Lalu langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Azkiya mengelap darah yang ada di hidungnya itu,

Setelah bersih, mereka kembali kekelas.
Egi merasa sangat bersalah .
Azkiya memaafkan Egi, dan mereka seperti biasa lagi.

Bel berbunyi, menandakan masuk.
Egi berpisah dengan Azkiya, mereka masuk ke kelas masing masing.

Kania menyapa Azkiya dengan senyum,
Dijawab senyumannya oleh azkiya.
Lalu mereka duduk dan bercerita,

"Azkiya. Maaf banget," ucap Kania.
"Maaf kenapa ya Kania?" Tanya Azkiya.
"Gue mau keluar dari sekolah ini. " Kania.
"Kenapa?" Azkiya.

Kania tidak mau menjawab pertanyaan Azkiya karena dia takut jika Azkiya akan sedih.
Akhirnya Kania memendam semua pedihnya itu.

Bu Desi masuk dengan riasan yang menor, beliau juga sering jadi korban bulian. Azkiya sangat benci dengan pembuli,

Lalu Kania kembali membahas tentang buli.
"Azkiya menurut Lo , dampak apa yang akan ditimbulkan oleh korban bully setelah dia dibully habis habisan?" Tanya Kania dengan wajah datar.

Azkiya menanggapinya,
"Menurut gue si, dampak bagi si korban itu dia akan kehilangan rasa percaya diri, yakin ,dan dia menjadi pemalu, ya dia jadi pesimis, gitu lah."

Kania lalu menatap luka bakar yang masih basah ditangan kirinya.

'iya gue jadi ga percaya diri' kata Kania didalam hati. Lalu azkiya menatap Kania yang agak aneh akhir akhir ini..

"Azkiya, Lo harus Deket sama Rian. Apapun itu caranya, gue mohon sama Lo. Tinggalin dulu Egi." Pinta Kania,

Azkiya bingung dengan pernyataan Kania yang melantur, dan mencoba menjawabnya tapi pelajaran sedang berlangsung. Dia tidak bisa mengabaikannya.

Kania merasa kesal dengan Azkiya yang menolak permintaannya itu .  Kania tidak konsen dan dia sering memandangi tangan kirinya, setelah Bu Desi mengajar, istirahat ....

Kania tidak mengajak Azkiya jajan seperti biasa. Tapi dia langsung keluar menuju ke kelas XI IPA 3.
"XI IPA 3? Mau ketemu siapa dia? Ah biarin aja dia lagi BT sama gue. Yaudah gue ketemu Egi aja." Lanturan Azkiya.

Lalu azkiya berpapasan lagi dengan Rian.
Rian masih memberi senyum untuk Azkiya, tapi tidak mendapat senyum manis balik darinya.

Azkiya duduk disamping Egi, Dan memesan makanan juga minuman untuk mereka.
"Kania mana?" Tanya Egi,
"Mmmm dia ke kelas XI, " jawab Azkiya.
"Ngapain? " Egi,.
"Kurang tau, dia lagi BT sama gue, " jelas Azkiya.

Makanan datang, mereka makan bersama. Lalu mereka lihat Kania yang makan di pojokan sendirian, Egi melihat Kania, dan langsung mengajaknya untuk bergabung. Tapi ditolak begitu saja oleh Kania, dan dia langsung pergi kekelas.

"Jujur Lo musuhan sama Kania?" Tanya Egi dengan tatapan serius.
"Ih engga apa apaan. Buat apa musuhan?" Azkiya.
Lalu Egi meraup wajah Azkiya,
"Biasa aja biasa aja."

Tiba tiba Egi ngajak azkiya untuk jalan sepulang sekolah nanti,
"Azkiya, gimana ntar kita jalan? Gimana?"
Azkiya langsung melotot, dan dengan tegas menolak "mm, maaf Egi gue ga bisa. Gue harus pulang lebih awal, ntar gue kabarin." Ucapnya.

Lalu Egi tetap tidak ingin azkiya pergi,
"Kenapa? Gue kan bisa anter lo pulang?" Egi
"Ga usah gue bisa balik sendiri. Banyak angkutan kok." Tolak azkiya,
"Bye! " Ucap azkiya sambil meninggalkan mereka.
"Dah" Lili.

Azkiya mengendap endap dalam berjalan, takut ketauan oleh Egi. Karena Egi melarang azkiya untuk melakukan aksi tanpa ditemani Egi, disisi lain azkiya tidak ingin Egi tau permasalahan itu.

Azkiya lewat lorong yang gelap dan disitu ada Egi yang sedang mengintai azkiya.
Egi tidak tau kenapa azkiya pulang tidak lewat jalan seperti biasa.

Akhirnya Egi memanggil azkiya,
"Kya, Lo mau pulang apa mau pulang?"tanyanya.
Azkiya menarik nafas dalam dalam dan gugup, "apaan si, gue ga nyuruh Lo buat ngintilin gue. Udah ga usah kaya gini." Pinta azkiya.

Lalu Egi menarik paksa azkiya,
"Lo tuh pacaran sama gue. Tapi nyatanya apa? Lo selalu ngindar sama gue. Kenapa? Gue ga setampan mantan Lo? Apa gue ga sepinter mantan Lo?" Jelas Egi,

Tiba tiba azkiya menatap mata Egi, dan menaikkan nada tinggi,
"Sadar ga Lo apa yang udah Lo bilang ? Gue ngindar sama Lo? Lo ga setampan mantan gue? Aduh jangan seenaknya ngomong ya. Dan gue benci Lo selalu nyangkut pautin hubungan kita sama mantan. Gue ga suka." Jelas azkiya.

Egi memegang tangan azkiya dan menggenggamnya.
"Gue minta maaf atas tutur gue yang ngelewatin Bates. Maafin ya?" Pintanya.

Azkiya hanya terdiam, dan melepas tangan Egi dan pergi. Tetapi ketika ditengah tengah lorong azkiya berlari mendekati Egi dan memeluknya kemudian memaafkan Egi.

Mereka akur lagi...
Akhirnya azkiya pending dulu untuk jadi detektif.

Rindu berkelanjutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang