PEMBANTARAAN

28 16 0
                                    

Jam 05.00 alarm Azkiya berbunyi dan diapun langsung bersiap karena hari ini adalah hari dimana dia harus menginap di alam bebas selama 3 hari 2 malam.

Yups... Setelah Azkiya bersiap dia menuju ke dapur membantu ibunya masak sarapan. Sekaligus dia belajar masak biar nanti temennya ga sakit perut memakan masakannya nanti.

"Bu, masak apa ? Azkiya bantu ibu ya Bu, sini Azkiya potong sosisnya sama nggoreng itunya. " Pinta Azkiya.

"Mau masak Capcay sosis nih. Bosen pagi pagi makannya nasi goreng kalo enggak ya nasi merah. Ngomong ngomong nggoreng itunya? Itu apa? Coba tebak. Katanya mau pinter masak." Ledek ibunya.

"Yah ibu, Azkiya gatau namanya."

Ibunya langsung tertawa, melihatkan senyumannya yang manis.
Azkiya malah memasang wajah pucat gerogi karena terciduk tidak tau bahan bahan masak.

Azkiya langsung memotong sosisnya, setelah itu menggoreng Bahan tersebut.

Ketika sedang masak, ponselnya berdering itu telfon dari Egi. Tapi Azkiya malah asik memasak..

Alarm tepat pukul 06.00 berbunyi,
"Yeay finish kan Bu," sambil tersenyum sumringah.

Dia langsung membawa masakannya dengan PD,
"Ayah, ini masakan Azkiya." Ucapnya sambil ketawa ketawa.
Atsani hanya memandanginya,
"Palingan cuma rasa garem doang yah," sinis Atsani.

"Ye sirik aja Lo dek, nih makan. Kalau ga mau makan ini. Berarti ga makan pagi ini wkwk." Ancamnya.

Atsani langsung menuju dapur ingin menyusul ibunya.
"Ibu Kaka mulai nakal,"
"Yaelah bocah yang nakal sapa, yang lapor sapa." Ucap kesal Azkiya.

Dia langsung menyiapkan piring untuk keluarganya.
Dan mengambilkan nasi beserta lauknya,

"Ini beneran Bu, Azkiya yang masak? " Tanya ayahnya tak percaya
"Hmm iya lah tadi ibu baru nyalain kompor direbut aja sama Kya." Jawab ibunya.

"Ayah ga percaya sama Azkiya?" Tanyanya lirih.
"Bukan ga percaya cuma ga yakin."

Setelah mereka sarapan, Pak sarijo datang menjemput Azkiya yang sudah siap.

Langsung mereka keluar, Azkiya menyalimi kedua orang tuanya.
"Pak.. gasik ?" Tanya Azkiya.
"Iya ini kemarin saya sudah cuci mobil jadi ga dicuci lagi." Jelasnya.

Azkiya memasuki mobilnya, tapi kali ini beda, kali ini keluarganya ikut untuk mengantarkannya.

"Tunggu kita ikut pak," teriak ayahnya.
Semua ikut kecuali Atsani yang sedang sakit.

Wajah Azkiya berubah..
"Ha? Kalian mau anterin Kya juga?" Tanyanya heran.
"Ashiappp... " Ayahnya.

Mereka diperjalanan memberikan saran ketika ikut kemah harus ini harus itu, jangan nahan pipis,BAB, makan jangan sampe telat.

Sampailah, di tanah lapang tak berpenghuni..

"Kamu harus hati hati Kya jangan lupa berdoa , jangan jauh dari temen temen. Jangan ngelamun," pesan ibunya.

Ketika sedang dinasihati Kaka dewan menyuruh Azkiya agar cepat menuju tenda yang kemarin sudah di didirikan.

"Maaf pak,Bu waktu adalah uang. Jadi lebih cepat lebih baik. Dek cepat masuk kedalam dan langsung gabung sama temen temennya di tenda kemarin." Sambil tersenyum.

Namanya Ka Nada, dia cantik,pintar,kreatif, ya apalah dia idaman banget.

Azkiya langsung masuk dan menuju tenda.

"Azkiya... Aku kira kamu ga ikut."
Tanya Kania.
"Eh sembarangan. Udah cape cape isi SKU ga ikut, aduh rugi." Jawabnya simple.

"Sayangnya ga ada Egi dia kan Pradana malah dianya sakit." Cetus Soni temen sekelasnya.

Rindu berkelanjutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang