Mulai merasakan

114 27 1
                                    

Kania kembali dari toilet dan mengajak Azkiya pergi karena sudah jam 5 sore "hey ayo kita pulang" ajak Kania.
Azkiya melihat jam "oh iya jam 5 sore ayo, pasti orang tuaku sudah pulang"

Mereka menuju mobil Kania dan pulang mengantar Azkiya
Sampai.
"Dah Kania, hati hati yaaa terimakasih " ternyata ibu Azkiya sudah menunggu didalam halaman rumah. Bahkan ibunya yang membukakan gerbang untuk masuk.

"Sudah pulang nak, gimana hari pertama mu?" Tanya ibunya, tetapi Azkiya mengarang cerita "ya asyik Bu, aku masuk dulu ya Bu capek ", Azkiya meninggalkan ibunya ke kamar dan mengunci kamarnya. Dia mengaca dengan melihat kalung yang Egi berikan dan tersenyum...

Lalu Azkiya teringat masa ketika bersama Egi "apa maksud semua ini?"
Azkiya menelfon sahabatnya di Bandung dan terhubung Azkiya curhat tentang Egi yang memberikan dia kalung dan selalu memberikan tatapan ketika bertemu.

Mendengar respon sahabatnya dia merasa malu dan merah lagi.. sahabatnya bilang mungkin dia mencintaimu, pikiran itu terngiang ngiang di kepala. Lalu telfon an berakhir. Azkiya tepat di atas spring bed yang lembut dan terus memikirkan semua ini, dengan memegang kalung yang diberikan Egi .

Ibunya mengetuk pintu kamar Azkiya tok tok tok tok .. "Azkiya buka nak, makan dulu", Azkiya keluar dan bilang kepada ibunya "5 menit Bu, aku akan ganti pakaian ku lalu makan bersama kalian " ibunya setuju dan kembali ke dapur.

Azkiya turun untuk menuju ke meja makan, disana sudah ada Ayah,ibu, dan Atsani mereka tersenyum ingin membuatku agar bercerita tentang hari pertamanya disekolah baru, Atsani adiknya menyeleneh "Kaka, bagaimana hari pertamanya disekolah baru itu? Apakah ada seseorang yang ingin berteman denganmu?", Azkiya hanya menatap tajam adiknya "diamlah kau, kamu cuma bisa buat orang ngga mood aja deh", Azkiya duduk di kursi yang sudah tersedia dihadapan meja makan.

Ibu Azkiya mengambilkan makanan untuk keluarganya, mereka sangat bahagia bisa selalu berkumpul meskipun waktu itu hampir terpisah karena suatu kepentingan.

Azkiya yang nampak terus memandang ponselnya yang belum ada notif dari teman teman barunya untuk dimintai di save nomer. Akhirnya Azkiya mengabaikan ponselnya, ketika ditengah makan malam ponsel Azkiya berdering dengan pengirim tidak diketahui.

Azkiya langsung mematikan ponselnya lalu masuk kedalam kamar dan meninggalkan meja makannya itu, padahal makanan masih ada setengah piringnya.

Azkiya menutup pintu dan membuka ponsel dia membuka daftar panggilan nomornya belum pernah dia simpan tetapi sudah banyak menelpon. Akhirnya Azkiya menelpon balik nomer yang tidak diketahui itu dan berdering lalu terhubung, sudah 15 menit Azkiya menelpon seseorang tetapi hanya ada suara angin malam saja tanpa bersuara seseorang pun.

Hal ini membuat Azkiya kesal dan dia mematikan daya ponselnya, lalu kembali untuk makan malam bersama. Ayahnya meledek Azkiya seketika "belum habis sudah pergi", Azkiya hanya diam saja karena masih kesal dengan penelpon misterius itu.

Setelah mereka habis makan malam, lalu Azkiya memutuskan untuk belajar sebentar karena ada tugas yang belum diselesaikan.

Tetapi, Azkiya masih saja penasaran dengan orang yang menelpon nya itu dia menyalakan lagi ponselnya dan ada 20 panggilan tidak terjawab. Lalu Azkiya memutuskan untuk menelpon kembali orang itu, dan ada suara seorang laki laki seperti Egi. Azkiya hanya diam dan mencoba mendengar apa yang dia katakan. Ditengah tengah perbincangan akhirnya suara Egi muncul lagi dengan berkata "apa kau masih memakai kalung itu? Kau tidak mencintaiku?" Itulah yang Egi katakan.

Azkiya hanya bisa mendengar apa yang dia katakan hingga dia muak sendiri dan mematikan ponselnya secara paksa.

Aku berfikir seketika KALUNG? "Ah biarkan saja dia, apa hubungannya denganku. Lagipula aku juga sedang menjaga hubunganku dengan seseorang yang jauh disana", langsung Azkiya melanjutkan belajarnya. Hingga ketiduran..

Tengah malam Azkiya terbangun karena ada notif lagi dari Egi dan hal ini membuat Azkiya sangat malu karena ditengah malam ini Egi jujur mengirimkan pesan ke azkiya bahwa dia mencintainya dan ingin bertemu pada esok hari di lorong atas, itu merupakan tempat pertama mereka bertemu.

Seketika Azkiya menjadi gemetar, rasanya tidak karuan,antara memungkinkan dan tidak mungkin kenapa semua terjadi seperti ini. Seketika Azkiya menarik selimut dan tersenyum sendiri dalam kegelapan malam. Dan bicara pada bulan dan bintang "jika dia memang tulus aku menerima, tetapi jika dia tidak tulus aku akan menolaknya, okeey,"

Azkiya kembali tidur..

Rindu berkelanjutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang