Pilih Egi atau Rian

29 13 0
                                    

Mereka duduk di kursi no 37, dan langsung memesan minuman juga makanan untuk mereka berdua.

Lalu azkiya membuat snapgram, foto di cafe tetapi hanya foto sendiri.

Dan mendapat komen dari Rian,
'Dimana tuh Azkiya?'
Azkiya menjawab 'Di cafe la cafe'

Setelah 20 menit Egi ijin kebelakang untuk sesuatu. Lalu Rian datang membawa Kembang mawar merah yang terbungkus rapih dengan coklat di tangan kirinya.

Rian mengejutkan Azkiya
"Doooor"
"Eh ka Rian. Kok kesini si? " Tanya Azkiya.
"Gapapa kan hehe. Kamu disini sama siapa? Sendirian?" Rian.

Rian langsung menembak Azkiya di lokasi itu secara langsung..
"Azkiya, dari awal Lo masuk gue suka sama Lo. Lo mau ga jadi pacar gue " tembak Rian untuk Azkiya.

Tiba tiba Egi datang membawa boneka Teddy bear warna pink dan sebuket mawar merah.
Egi ingin ngajak Azkiya balikan dan meminta maaf atas kedekatannya dengan yunia.

Tapi apalah lagi, mereka terciduk oleh Egi, dan dengan sigap Egi mendekati mereka berdua.
"Azkiya..." Panggil Egi,
Azkiya langsung berdiri dan mendekati Egi, lalu memegang tangannya.

"Lepasin gue Azkiya . Mungkin gue bukan yang terbaik untuk Lo," ucap egi, dengan nada rendah.
Azkiya menatap Egi dengan wajah merah.

"Azkiya gue suka sama Lo," ucap Rian.
Keduanya sama sama memegang bunga dan hadiah untuk Azkiya.

Hal ini membuat Azkiya pusing tujuh keliling.
"Ya ampun kenapa semua ini terjadi," keluhnya.
"Karena Lo terlalu cantik," jawab Egi.
"Dan gue bukan yang terbaik buat Lo. Lo bebas milih gue apa Rian" sentak Egi.

Azkiya terkejut siapa yang akan dia pilih.
Akhirnya dia memutuskan tidak memilih siapapun dan pergi dari cafe itu.

Lalu Egi menghadang Azkiya.
"Diluar hujan, Lo ga ada jemputan, mending ntar balik gue aja. " Tawar Egi.
Azkiya benar benar bingung keduanya tidak ingin pergi.

Rian saat itu ingin tahu jawaban Azkiya apa.
Azkiya memikirkan bahwa dia lebih bahagia dengan Egi, bahkan dia rela mengorbankan hidupnya dulu demi Azkiya sehat kembali..

Setelah memikirkan itu Azkiya dengan lantang memilih Egi dan memeluk Egi didepan rian.
Azkiya melakukan itu agar Rian tidak berani menggoda Azkiya lagi,

"Gue pilih Egi." Ucap Azkiya langsung memeluk egi
Rian hanya melirik pasrah dan menerima semuanya.
Egi sangat senang akhirnya mereka bisa balikan lagi..

Egi membelai rambut Azkiya,
"Akhirnya lo mau maafin gue, gue minta maaf ya atas kedekatan gue sama yunia ga bermaksud apa apa." Egi.

Azkiya tersenyum dan berhenti memeluk Egi, dan tersenyum ke Rian juga.
"Maaf ka Rian, bukan maksud aku nyakitin Kaka cuman aku ingin bersama Egi," jelas Azkiya.

Rian langsung keluar dari cafe dan berpamitan dengan mereka berdua.
Lalu azkiya dan Egi bisa kembali menikmati kencan mereka setelah putus .

Mereka bisa bahagia bersama, tertawa dan candaan lagi .
Setelah makan selesai, mereka lanjut jalan tapi Egi bingung mereka akan kemana.

Lalu menawarkan pilihan kepada Azkiya.
"Azkiya mau pasar malam atau bioskop?" Tanya Egi.
"Bioskop. Ada film baru, Melodylan." Serentak Azkiya dengan antusias.

Lalu Egi menyetujuinya dan membayar pesenan mereka ke kasir.
Mereka kini di mobil menuju bioskop,

Di perjalanan Egi senyum senyum sendiri, dan hal ini membuat Azkiya menjadi bingung lalu dia langsung menengok Egi.

"Ih apa si yang lucu? " Gumam Azkiya.
"Hubungan kita yang lucu. Akhirnya lo ga kaya singa lagi, " ledek Egi.
Azkiya refleks menepuk tangan Egi lagi.

Tak terasa sampai bioskop juga.
Mereka keluar dari mobil dan langsung memesan tiket untuk menonton.

"Eh aku pengin film horor tau." Bisik Egi.
Azkiya langsung memasang wajah takut dan langsung refleks menolaknya.
"Gak. Ini malem malem ga mau nonton . Tadi janjinya kan melodylan." Pinta Azkiya.

Akhirnya mereka sepakat akan nonton melodylan.
Mereka berdua mengantri yang panjangnya kaya antri sembako.

Egi melihat Azkiya mulai lelah, lalu menyuruhnya untuk duduk di kursi tunggu. Azkiya ingin membeli minuman dan beberapa makanan ringan untuk nanti.

Setelah 20 menit mengantri akhirnya Egi mendapat tiket juga untuk nonton.

Mereka langsung masuk ke studio 2, disana sudah banyak orang. Egi meminta untuk duduk di tengah tengah, Azkiya ikut saja.

"Ih kamu mah belinya jangan banyak banyak, " bisik Egi,
"Enggak banyak kok, yang penting nanti ini bisa buat keletukan kalo lagi booring aja." Azkiya.

Film 5 menit lagi akan di mulai, lampu di dalam studio mulai mati dan menjadi gelap. Untung saja ini bukan film horor kalau iya Azkiya sudah kabur pulang.

Film yang romantis, setiap adegan selalu diperhatikan. Kini Azkiya menyender di pundak Egi, menikmati film yang sangat romantis baginya.

"Seketika aku jadi tembok nih." Cibir Egi,
Azkiya langsung bangun dan duduk sempurna.
Tak menghiraukan Egi atau yang lain, dia hanya ingin Egi berubah menjadi Dylan.

"Coba kamu kaya Dylan pasti aku makin sayang," cibir Azkiya.
"Maaf, aku bukan power rangers yang bisa berubah seenaknya. Aku adalah aku, " jelas Egi.

Azkiya memasang wajah cemberut,
"Tapi aku akan belajar dari Dylan cara untuk memperlakukanmu dengan baik." Bisik Egi.
Azkiya langsung memegang tangan egi.

Dan mereka mulai menikmati filmnya lagi.
92 menit sudah terlewati. Kini filmnya sudah habis. Azkiya sangat kesal ,
"Yah sebentar banget, nonton lagi Kuy." Azkiya.

Tapi Egi menolak karena hari itu sudah malam.
"Enggak kita harus pulang, kasian ibu Lo udah nungguin." Tegas Egi.
"Hm ya ayo" Azkiya.

Mereka langsung cabut dari bioskop itu.
Egi mengantar azkiya pulang dengan ngebut.
Di pinggir jalan Egi melihat ada penjual Permen kapas, Egi membelikan 2 untuk Azkiya dan Atsani.

Egi juga membelikan martabak manis untuk ibu Azkiya. Dia sangat baik ,
"Egi jangan repot repot lah, " tegas Azkiya.
"Engga," Egi.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan pulang.
Sampainya di rumah Azkiya.
"Egi mampir ? Makasih ya udah Qt. Makasih ini semuanya, hati hati dijalan jangan ngebut. " Azkiya.
"Ga lah sudah malam, iya sama sama. Oke" Egi.

Azkiya menunggu Egi putar balik mobilnya.
Egi sudah pulang, Azkiya masuk ke dalam rumah.
Semua lampu sudah dimatikan.

"Apa ini terlalu malam ?" Desis Azkiya.
Sembari mencari tombol lampu,
Menyala, ternyata semua sudah tidur dan jam menunjukkan pukul 22.00,

Ketika Azkiya mengunci pintu rumahnya, ibunya bangun dan menghampiri Azkiya.
"Kamu baru pulang ? Ini udah malam, kamu harus inget waktu kalau mau keluar. Apalagi kamu keluar sama pacarmu. Kamu ini anak perempuan." Omel ibunya.

Azkiya hanya diam dan tertunduk, lalu meminta maaf, "Bu, maafin Azkiya. Mungkin Azkiya lupa waktu. Ini salah Azkiya bukan salah Egi Bu, karena Azkiya yang minta nonton bioskop dulu tadi." Jelasnya.

"Coba jelasin peristiwa tadi apa yang kamu lakukan dengan Egi " omel ibunya.
"Ibu aku ngga ngapa ngapain sama Egi, kami cuma makan malam, terus nonton bioskop. Yakin Bu, ini tiketnya. " Jelas Azkiya.

Lalu ibunya memaafkannya dan meminta Azkiya agar tidak mengulanginya lagi.
"Bu, ini dari Egi, buat ibu dan Atsani." Sambil memberikan permen kapas dan sekotak martabak manis.

"Dari Egi?" Tanya ibunya.
"Iya. Bu Azkiya cape sama ngantuk pengin tidur. Good night Bu." Azkiya.

Langsung Azkiya melepas sepatu sendalnya dan berjalan menuju kamarnya, lalu mengganti pakaian dan cuci muka,cuci kaki.

Setelah itu Azkiya menjatuhkan dirinya ke tempat tidurnya yang lembut dan empuk, lalu melihat permen kapas yang Egi belikan, dan buket bunga,boneka Teddy bear.

"Lucu.. benar semua ini lucu Egi. Hubungan kita hampir ada orang ketiga diantara kita, tapi takdir masih mempertemukan kita untuk tetap bersama. Apakah semua ini akan abadi atau akan ada .... Ah wishnya yang baik dong Azkiya." Oceh Azkiya.

Langsung dia mematikan lampu kamar dan memeluk Teddy bear dan tidur..

Rindu berkelanjutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang