Hari Ketiga 🌞

17 5 0
                                    

Suara burung sudah terdengar di telinga. Tanpa sadar, ternyata ada yang memukulinya dengan barang yang lumayan empuk, memang terasa seperti mimpi. Tetapi, saat dibukanya mata Tiva dari gelap tidurnya malam, sudah terdapat Kak Naher dan juga Rai yang ternyata sedari tadi memukulinya dengan boneka-boneka yang ada di kamar Tiva itu.

" Bangun keboo! Udah jam berapa ini? Gak mau ikut? Oh yaudah, gua tinggal ya. Mau pergi sama Ibu, Ayah, dan Rai. Eh tunggu, Rai siapa? Kok bisa di ajak? Dia mah suruh jaga rumah aja nemenin Bi Ica sama Pak Ahmad", sahut Kak Naher yang mencubiti hidung adiknya selalu.

" Eh apa-apaan lo kak? Enak aja, ikutlah gua ", sahut Rai kesal akibat candaan kakaknya itu.

"Iihhh, enak aja adik yang tercantik ini dibilang kebo. Lagian, orang Bi Ica masih di kampungnya kok ", jawab Tiva yang langsung menutupi kembali mukanya dengan boneka kesayangannya itu.

" Oh gitu. Yaudah, bodo ya gua tinggal. Bhaaaay! ", lanjut Kak Naher sambil melempari boneka kembali kepada Tiva.

"Eeehhh, iya iya. Yaudah aku siap-siap dulu ", sahut Tiva dengan wajah yang masih terlihat ngantuk.

" Yaudah sana cepet! Gua tunggu dibawah 5 menit ".

Tanpa berpikir panjang lagi, ia langsung menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk kebawah.

***

Setengah jam telah dilewatinya, ternyata Ayah Jodi, Ibu Risa, Rai, dan juga Kak Naher sudah menunggunya diruang makan sedari tadi.

" Lama banget sih, udah kaya mermaid aja. Kan tadi udah di kasih waktu 5 menit ", sahut Rai yang ternyata dia bisa jenuh juga untuk menunggu kakaknya itu. Serta Kak Naher yang menaikkan satu alisnya ke atas, sok kece 😪

" Biarin sih. Kenapa? Gak boleh? Ya habisnya Ayah sama Ibu gak bilang sih kemarin-kemarin kalau sekarang mau pergi gitu. Terus pulangnya cepet lagi, apa gak cape langsung pergi lagi pagi-pagi gini? Kata Kak Naher kan pulangnya lusa. Jadi telat bangun deh ", ucap panjang Tiva.

" Alesan ", sahut Kak Naher di lanjut wajah Tiva yang kesal.

" Iya iya maaf sayang. Gak akan pernah ada kata cape buat anak-anak tersayang Ayah mah. Alhamdulillah pekerjaannya sudah selesai dengan cepat. Jadi Ayah sama Ibu memutuskan untuk langsung pulang deh. Dan Ayah juga baru rencanainnya semalem kok sama Ibu setelah pulang kerja. Eh, kaliannya udah pada tidur deh cuma ada Naher doang yang masih melek ", jawab Ayah Jodi.

" Yasudah, ayo kita berangkat. Barang-barangnya jangan sampe ada yang tertinggal ya?", sahut Ibu Risa kepada mereka.

" SIAP TIDAK!!! ", jawab mereka berbarengan dengan serentak sambil bergaya hormat kepada Ayah dan juga Ibunya.

Langsung lah mereka menuju mobil yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh Pak Ahmad. Entah Tiva belum tahu kemana mereka akan pergi, sebab ia juga lupa untuk menanyakan kepada Ayahnya tadi. Yasudah, ia nikmati saja perjalanannya. Hitung-hitung untuk menghilangkan kesedihannya kemarin.

Disepanjang perjalanan, Tiva hanya mendengarkan alunan musik melodi yang menemaninya sebelum sampai tujuan. Kak Naher yang sibuk dengan laptopnya, katanya sih dia lagi sibuk buat cerita yang nantinya bakal diterbitkan. Aamiin. Dan juga Rai yang kerjaannya selalu tidur kalau sudah berada di mobil.

#terkadang, memunculkan rasa bahagia itu tak harus direncanakan. Dengan hanya sekejap saja sudah bisa merasakan kebahagiaan yang tak pernah kita duga sebelumnya 🌼

Hayo gimana nih ceritanya? Mau di lanjut?
Yuk langsung di swipe up 😅🔝

Jalan Cahaya {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang