Awal perubahan 🌹

10 1 0
                                    

Setetes demi setetes air jatuh menyerka bumi. Pagi yang begitu sangat sejuk dengan rintikan hujan. Membuat semangat baru tak lagi pudar. Seakan-akan semuanya harus kembali terlihat segar.

Hari ini, dimana hari jadi persahabatannya yang sudah terjalin bertahun-tahun dan masih tetap utuh. Tiva berusaha ingin menampilkan penampilannya yang berbeda saat didepan para sahabatnya. Tak lain dan tak bukan, kalau acaranya pastilah di Cafe Clarissa.

"Tiv, lo gak lupa sama hari ini kan?", sahut seseorang dari telepon.

"Iya lah. Mana bisa aku lupain hari yang bakal jadi hari terindah bagi aku ini setelah pulang dari Belanda".

"Oke, gue tunggu di tempat biasa ya pastinya".

"Sip". Di tutup sudah telepon dari seberang sana.

"Siapa, Va?", tanya Ranti.

"(kayanya Ranti harus aku ajak deh buat ketemu sama sahabat-sahabatku)", batin Tiva.

"Va? Hallo", tegur Ranti lagi.

"Ehh, iya sorry. Apa tadi? Hehe".

"Tadi yang telepon kamu siapa?".

"Oh, itu sahabat aku. Eh iya, kamu siap-siap gih, Ran".

"Mau kemana?".

"Udah ikut aja. Aku tunggu di bawah ya. Jangan lama loh", pergi Tiva dari hadapan Ranti. Tapi baru sampai pintu, Tiva pun berhenti. "Oh ya Ran, penampilan aku gimana? Udah keliatan beda kan dari sebelumnya?", tanya Tiva sambil menaikkan satu alisnya.

"Hmm.. kamu duduk sini deh!", perintah Ranti.

"Mau di apain? Jangan macem-macem deh".

"Iya enggak. It's oke, keep calm.".

Dirombaknya penampilan Tiva oleh Ranti. Entah apa yang ingin ia renovasi supaya kembarannya itu terlihat cantik dan berbeda dihari jadi persahabatannya itu.

"Mau ngambil apaan kamu, Ran?".

"Udah diem aja", perintah Ranti.

Setelah Ranti mengambil sesuatu dari lemarinya, langsung lah ia merubah penampilan Tiva dengan kreasinya. "Finish", lanjutnya.

Berbalik lah Tiva melihat tubuhnya ke arah cermin.

"Wah, aku berhijab? Apa secepat ini?", tanya Tiva heran.

"Ini aku coba dulu ke kamu. Aku pengen kamu bener-bener berubah penampilan. Sekali pun kamu belum siap, gak apa-apa kok. Yang penting, hari ini kamu pake hijab ya? Mudah-mudahan kamu nyaman. Sambil belajar juga", jelas Ranti.

"Hmm.. oke. Aku coba". Selesai sudah Ranti membenahkan penampilan Tiva. Mereka pun langsung turun menuju ruang tengah.

Disana sudah ada orang tua Tiva, Tante Tina, dan juga Om Bagas yang tengah berbincang soal kepulangan Tante Tina dan juga Om Bagas ke Amerika. Sebab mereka harus segera kembali kesana karena masih ada pekerjaan Om Bagas yang harus di selesaikan.

"Loh, ngomong-ngomong kalian mau kemana? Kok udah rapi banget", tanya Ibu Risa kepada Tiva dan juga Ranti.

"Iya, Bu. Hari ini kan, hari jadi persahabatan Tiva sama sahabat-sahabat Tiva itu. Tiva izin ya Bu, Ayah".

"Eh iya, kamu berhijab sekarang sayang? Alhamdulillah", tanya Ibu Risa.

"Berkat Ranti", senyum Tiva kepada Ranti.

"Karena Allah", lanjut Ranti.

"Masih belajar kok, Bu. Kalau Tiva udah siap dan nyaman. In syaa' Allah Tiva siap untuk berhijab".

Jalan Cahaya {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang